Keripik Kentang KemasanÂ
Jenis lainnya tentu saja banyak jenisnya seperti produk bergula tinggi baik dalam makanan atau minuman, bahkan sudah merambah pada jenis roti, makanan instan, makanan beku, makanan jenis kering, camilan balita, dan bumbu dasar yang sederhana seperti bubuk bawang.
Bagaimana Antisipasi Konsumsi Makanan Ultra Olahan?Â
Semua dikembalikan pada konsumen, karena pada prinsip dagang produsen itu hanya sebatas produksi dan mendapatkan keuntungan dari modal yang diolah pada produk dan layanannya.Â
Tanggung jawab konsumen inilah yang perlu dikembangkan dan diperketat, karena minimnya sosialisasi tentang makanan dan kesehatan, adanya promosi jualan dari kualitas produk dengan kelebihan khasiatnya.Â
Namun, jika hal ini sudah menjadi konsumsi harian tanpa henti, makanan sudah berganti fungsi menjadi faktor masalah gizi seperti : obesitas (kegemukan) dan penyakit penyerta lainnya seperti hipertensi, diabetes, dan gangguan lain yang melibatkan alat pencernaan.Â
Gempuran makanan ultra olahan ini sebenarnya bisa diantisipasi dengan penjadwalan konsumsi, mau menikmatinya pada hari apa dan pada kebutuhan apa?Â
Misalnya, ketika akan mendaki ke pegunungan, tentunya roti kemasan akan jauh lebih bermanfaat dibanding membawa beras utuh yang perlu dimasak.Â
Kemudian, keripik ubi ungu akan sangat bermanfaat untuk mencegah kebusukan dengan daya simpan yang cukup lama yang berguna sebagai camilan sesaat dan ini sudah berkontribusi pada reduksi limbah pangan.
Ada lagi minuman, ketika jarak dan akses makanan dan minuman itu sangat jauh dan memerlukan jarak tempuh berjalan kaki atau bersepeda selama 30 menit, maka makanan ultra olahan ini berfungsi sebagai stok makanan penunda lapar.Â
Teknologi akan selalu memanjakan dan memudahkan para penggunanya, namun kesadaran penggunanya akan banyak godaan sesaatnya untuk bisa menentukan pilihan konsumsi yang bijak untuk kesehatan yang prima dengan waktu lama.Â