Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Ketika Makanan "Ultra Food" Sudah Menjadi Konsumsi Harian

6 Februari 2023   09:31 Diperbarui: 9 Februari 2023   09:56 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi minimarket atau pasar swalayan. (Dok. Unsplash/Franki Chamaki via kompas.com)

Perkembangan dunia teknologi pangan selalu dinamis berserta istilah-istilah penyebutan yang tidak umum, namun sebenarnya produknya sudah marak di pasaran bahkan sudah tertelan dan jadi konsumsi harian yang belum bisa tergantikan. 

Ultra Food Processed, begitu sebutannya. Apakah konsumen awam akan diajak berimajinasi kembali untuk bisa membayangkan prosesnya yang rumit dan apakah makanan ini amat sangat berkualitas sehingga harus menjadi konsumsi utama masyarakat modern ? 

Sederhananya Makanan Ultra Olahan ini bahasannya sangat industrial sekali karena jumlahnya banyak dan untuk kepentingan penduduk sudah bukan masyarakat atau kelompok orang lain.

Jika yang dillihat distribusi, skalanya sudah skala global - regional - nasional - lokal sampai ke seorang individu yang akan menyantapnya dari sebuah kemasan yang didesain agar menarik untuk dibeli.  

Makanan Ultra Olahan adalah makanan yang dirancang dan diolah oleh perusahaan dengan pengolahan yang mencampurkan pengembang, pengemulsi, pengental, perasa tambahan dan buatan, pemanis, dll.

Makanan Ultra Olahan  bertujuan untuk: makanan yang praktis, mudah dibawa-bawa untuk bepergian, tidak merepotkan, kaya akan gizi, Bahan Tambahan Pangan (BTP)-nya banyak dan mendominasi karena harus memiliki daya simpan yang panjang selama makanan atau minuman dibungkus/dikemas, dan yang lebih menarik harganya murah.

Makanan Ultra Olahan yang beredar di pasaran dapat dijumpai dengan mudah di toko ritel atau warung sekalipun karena produknya sudah siap dinikmati tanpa harus menunggu proses pengolahannya, karena sudah dikemas dengan berbagai bentuk baik ukuran jumbo sampai ukuran terkecil. 

Contoh Makanan Ultra Olahan 

Seperti yang diterbitkan oleh The Guardian tentang makanan ini bisa merubah pola makan, pola kebutuhan konsumsi dan mempengaruhi konsumen agar selalu ketergantungan dengan makanan ini, menyebutkan beberapa contoh makanan ultra olahan yang tersebar di pasaran seperti : 

Minuman ringan berkarbonasi atau minuman soda. 

sumber gambar: istockphoto.com
sumber gambar: istockphoto.com

Keripik Kentang Kemasan 

sumber gambar: istockphoto.com
sumber gambar: istockphoto.com

Jenis lainnya tentu saja banyak jenisnya seperti produk bergula tinggi baik dalam makanan atau minuman, bahkan sudah merambah pada jenis roti, makanan instan, makanan beku, makanan jenis kering, camilan balita, dan bumbu dasar yang sederhana seperti bubuk bawang.

Bagaimana Antisipasi Konsumsi Makanan Ultra Olahan? 

Semua dikembalikan pada konsumen, karena pada prinsip dagang produsen itu hanya sebatas produksi dan mendapatkan keuntungan dari modal yang diolah pada produk dan layanannya. 

Tanggung jawab konsumen inilah yang perlu dikembangkan dan diperketat, karena minimnya sosialisasi tentang makanan dan kesehatan, adanya promosi jualan dari kualitas produk dengan kelebihan khasiatnya. 

Namun, jika hal ini sudah menjadi konsumsi harian tanpa henti, makanan sudah berganti fungsi menjadi faktor masalah gizi seperti : obesitas (kegemukan) dan penyakit penyerta lainnya seperti hipertensi, diabetes, dan gangguan lain yang melibatkan alat pencernaan. 

Gempuran makanan ultra olahan ini sebenarnya bisa diantisipasi dengan penjadwalan konsumsi, mau menikmatinya pada hari apa dan pada kebutuhan apa? 

Misalnya, ketika akan mendaki ke pegunungan, tentunya roti kemasan akan jauh lebih bermanfaat dibanding membawa beras utuh yang perlu dimasak. 

Kemudian, keripik ubi ungu akan sangat bermanfaat untuk mencegah kebusukan dengan daya simpan yang cukup lama yang berguna sebagai camilan sesaat dan ini sudah berkontribusi pada reduksi limbah pangan.

Ada lagi minuman, ketika jarak dan akses makanan dan minuman itu sangat jauh dan memerlukan jarak tempuh berjalan kaki atau bersepeda selama 30 menit, maka makanan ultra olahan ini berfungsi sebagai stok makanan penunda lapar. 

Teknologi akan selalu memanjakan dan memudahkan para penggunanya, namun kesadaran penggunanya akan banyak godaan sesaatnya untuk bisa menentukan pilihan konsumsi yang bijak untuk kesehatan yang prima dengan waktu lama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun