Mohon tunggu...
Anjar Anastasia
Anjar Anastasia Mohon Tunggu... Penulis - ...karena menulis adalah berbagi hidup...

Akun ini pengganti sementara dari akun lama di https://www.kompasiana.com/berajasenja# Kalau akun lama berhasil dibetulkan maka saya akan kembali ke akun lama tersebut

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Kamu Bisa Datang dalam Mimpiku?

18 Juli 2019   15:40 Diperbarui: 18 Juli 2019   15:46 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari: https://slippersowner.com/

Sesaat seharian bekerja, sampai rumah, makan lalu kantuk sudah melanda, apakah Anda pernah sejenak berpikir, ingin bermimpi malam itu? Andaikata pernah, pasti berharap mimpi indah bukan?

Soal teori mimpi, sebenarnya sudah banyak yang menceritakan. Bahkan mengapa ada mimpi indah dan mimpi buruk, juga ada banyak. Sementara arti mimpi sendiri adalah sesuatu yang dialami atau terlihat pada saat tidur.

Lalu mengapa kita bisa mengalami mimpi pada saat tidur?

Pada saat kita tidur, sebagian besar sel otak kita dalam keadaan istirahat pula. Namun, masih juga ada sebagian sel saraf yang berada dalam kondisi bekerja. Oleh karena kondisi ini, timbullah mimpi saat kita sedang tidur. Mimpi sendiri sebenarnya tidak lepas dari aktivitas kehidupan kita sehari-hari. Biasanya juga mimpi yang terjadi berkaitan dengan kesan dan pengalaman pribadi kita sendiri ataupun pengaruh dari lingkungan luar seperti cerita pada Novel maupun adegan drama yang pernah kita tonton lewat televisi, film, atau bahkan bacaan tertentu.

Pernahkah kamu lupa ke WC sebelum tidur atau memang udara yang sedang dingin sehingga menimbulkan keinginan untuk buang air kecil, tapi malas bangun dari tidur dan membiarkan rasa kebelet itu terus ditahan? Pasti terasa sakit dan badan seolah ada dan tiada lalu nyambung ke alam mimpi. 

Bisa jadi isi mimpinya berhubugnan dengan rasa kebelet itu, ke WC atau apa saja yang tanpa sengaja malah justru membaut kita jadi terbangun sejenak atau paling tidak berganti posisi tidur. Hal ini terjadi disebabkan oleh rangsangan organ tubuh kita karena menahan kencing tadi.

Seorang Psikolog dari Austria yang bernama Sigmund Freud (1856 -- 1939) berpendapat bahwa Mimpi merupakan "Pencapaian atas suatu Keinginan". Seringkali keinginan itu memang sulit atau tidak dapat terwujud, maka mimpi bisa menjadi "pelampiasan" atas keinginan tersebut. Seperti contoh kebelet pipis itu. Tinggal gimana nanti kita mau mewujudkannya atau tidak.

Selain sebagai bunga tidur, masih banyak juga yang percaya bahwa mimpi lebih dari sekadar bunga tidur. Mereka menyakini jika mimpi adalah bagian dari firasat akan suatu peristiwa.

Mimpi memang tidak bisa diprediksi termasuk mimpi buruk pun bisa merupakan hasil dari sesuatu atau seseorang yang ada dalam kehidupan nyata. Ini terjadi karena otak memproses emosi nyata dalam hidup kita sehingga menghasilkan dunia yang sepenuhnya baru. Saat  ngobrol singkat selama lima menit dengan orang asing sekali pun, bisa saja orang itu hadir dalam mimpi kita.

Mengapa Kamu Bisa Hadir dalam Mimpiku?

Alkisah, ketika saya pindah kos, biasanya nggak lama kemudian ditengok oleh teman-teman dan adik-adik. Tapi, hingga bulan kedua, belum ada yang berkunjung.

Kebetulan pada bulan kedua itu kami sedang sibuk dan ada teman yang sedang terbaring sakit di ICU. Dia yang baru dari semacam KKN terkena demam berdarah langka. Maka dari hari ke hari kondisinya bisa dibilang menurun.

Saya tiap hari mengusahakan menengoknya. Kebetulan ia memang dekat dengan saya. Di sela sakitnya, karena tidak bisa bicara, ia masih bertanya tentang orang-orang terkasih lewat tulisan tangan dari kertas yang tersedia. Meski kadang tulisannya tidak bisa terbaca, saya mencoba menjawab dengan cara membisikkan di telinganya. Yang sering ia tanyakan adalah keadaan pacarnya yang memang terpuruk sekali dengan sakitnya itu.

Malam itu, sepulang kerja, saya pulas sekali tidurnya. Sekitar sebelum subuh saya bermimpi melihat si adik datang dengan wajah bersih dan bersinar. Sangat jelas.

Saya kaget, "Lho kamu kok ke sini? Sudah sembuh?"
Dia tersenyum lalu menganggukkkan kepala. "Sudah Mbak..."
"Wah, kamu kok duluan ke sini ya? Padahal pacarmu tumben nih belum nengok ke kos baruku ini..."
"Hehe Iya, Mbak... Saya juga cuma mau nengokin Mbak aja. Terima kasih."

Menjelang siang, ketika akan pergi jajan, dua orang adik selisipan dengan saya dan tergopoh-gopoh mendekati.
"Mbak... Mbak, sudah dengar kabar terakhir Julian?"
"Ya kondisi seperti yang baru kemarin kutengokin itu aja..."
"Mmbbbaakkk..... Julian meninggal tadi subuh...." Salah satu dari mereka langsung menangis..

Saya sempat terdiam. Julian meninggal? Lalu yang nengokin saya di mimpi semalam siapa?

Menurut pakar kesehatan tidur Alesandra Woolley, munculnya seseorang dalam mimpi kita bisa saja terjadi karena belakangan ini kita banyak menghabiskan waktu dengannya. Tetapi, ini bisa juga terjadi karena ada interaksi yang bermakna dan kesan yang melekat. 

"Mimpi adalah salah satu cara otak kita memproses emosi sehingga emosi apa pun yang terkait dengan hubungan atau koneksi individu dapat mengakibatkan mereka muncul dalam mimpi," katanya.

LeslieBeth Wish, psikoterapis klinis berlisensi, mengatakan, kita juga bisa masuk ke mimpi orang lain meskipun belum melihat atau berbicara dengannya selama bertahun-tahun. Ini bisa terjadi jika seseorang melihat kita atau foto yang mirip kita, berbicara dengan orang-orang yang mengenal kita, atau melihat karakter dalam buku atau film yang membuat mereka memikirkan kita. Dengan kata lain, hal semacam ini jarang terjadi secara kebetulan. Semakin kita terlibat dalam kehidupan seseorang, semakin besar kemungkinan kita berada dalam mimpinya.

Karena kedekatan ini jugalah yang memungkinan seseorang yang bahkan dalam kondisi hendak berpulang atau bahkan sudah menghembuskan nafas terakhirnya bisa tiba-tiba hadir dan menyampaikan sesuatu kepada kita, lewat mimpi. Dari contoh seorang adik saya di atas mengingatkan saya juga bahwa mimpi kadang bukan sekadar mimpi. Dia bisa menjadi media untuk menyampaikan sesuatu dari seseorang.

Jika ada orang yang dilimpahi anugerah tentang bermimpi ini, baik juga bila dibagikan kepada orang lain sehingga bila mimpinya adalah mimpi buruk, tidak membebani dirinya. Demikian juga jika mimpinya bahagia. 

Namun, lebih dari itu, jika memang ingin menyimpan sendiri saja mimpi yang terjadi, serahkan kembali kepada yang memberi. Berdoa agar yang buruk tidak terjadi dan yang bahagia tidak membuat kita berlebihan sehingga ketika harus terjadi lagi mimpi yang mirip, kita sudah siap menerimanya. (anj 19)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun