Mohon tunggu...
Renita syahrani
Renita syahrani Mohon Tunggu... Psikolog - Ren

Re

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kubuktikan di Balik Gelapnya Hidup

7 Februari 2021   18:29 Diperbarui: 7 Februari 2021   19:17 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Gemerlap cahaya kota itu menerangi jalan yang dilewati seorang laki-laki yang berjalan dengan gontai. Cahaya rembulan menerebos masuk di sela-sela daun, menghasilkan komoredi yang indah lelaki itu memasuki sebuah pekarangan rumah yang gelap gulita. Lelaki itu merupakan seorang laki-laki kuat  berkat doa seorang ibu yang memberikan nama Arsenio kepada lelaki itu, bukan tanpa maksud memberi nama tersebut, ibunya ingin anaknya tumbuh menjadi seorang yang dapat memimpin dan menempatkan diri dimanapun, ia juga ingin anaknya tumbuh dan kuat dimanapun dia berada. Lelaki itu adalah saudaraku yang merantau jauh bersama ibunya kala itu.

Arsen masuk kedalam sebuah rumah yang dipenuhi berjuta kenangan, saat kecil ia hanya hidup bersama ibunya dan ia tak pernah mengenal ayahnya. Ibunya bilang arsen tak perlu menemui ayahnya ataupun keluarga ayahnya, hal itu hanya akan membuat arsen merasa tak berguna dan tak bahagia, ibunyapun bilang jika arsen berusaha mencari ayahnya dapat dipastikan bahwa arsen tidak akan bisa menemui ibunya lagi. Arsen kecilpun menuruti perkataan ibunya. Tetapi, dunianya hancur tepat setahun yang lalu saat ibunya pergi meninggalkannya. sekarang dia hanya tinggal berdua bersama seekor anjing berjenis Goldenriver bernama moci .

Moci mengikuti arsen hingga arsen berada di sebuah kamar berpintu hitam. Arsen terdiam dan merenung didepan pintu tersebut, ia mengingat memori  bersama ibunya dan perjuangannya hingga sampai ke titik ini. Berkat perjuangannya Arsen berhasil memasuki Universitas ternamana favorit, ia pun mendapatkan beasiswa penuh hingga ia lulus. Tapi sekarang ia berfikir untuk siapa ia melakukan ini semua, saat satu-satunya tujuan dihidupnya pergi. Tiba-tiba, handphone milik arsen bergetar dan menunjukan sebuah nama yang paling ia hindari
" Hallo" sapa seorang perempuan disebrang sana
" Hallo Rillyn" jawab Arsen
" Kemana aja, ko kemarin-kemarin ngga angkat telepon?" tanya Rillyn.
" Aku lagi sibuk ngga sempet buka hp" jawab Arsen
" Sibuk? Sesibuk apasi sampai nilai kamu turun?"
" Kata siapa nilai aku turun?"
" Ayahku yang bilang"
" Oh"
" Kamu kenapa sih sebenernya?"
" Aku ga kenapa-napa kok"
" Terus kenapa kamu berubah?"
" Gak kenapa-napa aku Cuma cape"
" Emang kamu ngapain sih sampe kamu ngabaiin nilai kamu kaya gini"
" Kamu gak ngerti Lyn"
" Aku ga akan ngerti kalau kamu ngga jelasin"
" Udahlah intinya aku cape dan kamu ga perlu ngerti"
" Sen please".  
Arsenpun langsung tutup telepon.
      Mocipun mengikuti arsen sampai kesebuah kamar dengan pintu hitam,
" Pergi moci aku gak butuh siapa-siapa" teriak arsen
Tetapi moci tetap mengikuti arsen, arsenpun menangis dan memeluk moci lalu berujar
" maafin aku moci, sekarang Cuma kamu satu-satunya temanku"
Keesoka harinya arsen terbangun dalam keadaan berantakan, ia masih mengenakan kemeja yang kemarin ia pakai, btapa terkejutnya ia saat melihat jam dinding, 15 menit lagi kelas akan segera dimulai. Dengan secepat kilat ia pun langsung bergegas pergi menggunakan pakaian yang kemarin ia pakain. Tetapi ternyata keberuntungan masih ada dipihaknya ia berhasil mengejar bus dan dapat sampai ke kampus dengan waktu yang cukup singkat.
" Haii Sen" sapa Rillyn
" Haii" jawab Arsen
" Loh bukannya ini baju yang kamu pakai?" tanya Rillyn
" Emangnya kenapa kalau iya?" jawab Arsen
" Gak kenapa-kenapa sih, udah sarapan belum?"
" Emangnya kenapa?"
" kantin yu"
" Aku buru-buru ada kelas"
" Oh yaudah, semangat ya sen"
Arsen pun berjalan dengan cepat meninggalkan Rillyn di kolidor. Hari ini kelas Bahasa berjalan sangat lambat dan dosenpun memanggil Arsen ke ruang dosen, rasanya ingin sekali menghindari panggilan dosen tetapi ia ingat bahwa kuliahnya hanya beberapa semester lagi.
" Ada perlu apa ya pa memanggil saya?"
" Oh duduk saja dulu"
" Baik pa"
" Bagaimana kabar kamu, Arsen?"
" Baik pa, bapa sendiri bagaimana?"
" saya juga baik, jadi begini sen saya disini mau bertanya mengenai nilai-nilai kamu, mengapa bisa nilaimu anjlok begini?"
" Saya kurang fokus saja pak"
" Saya khawatir Beasiswa kamu dicabut kalau kaya gini"
" Padahal saya tahu kamu punya potensi disini tapi, dosen lain kan tidak mempertimbangkan hal itu"
" Baik pa sebisa mungkin saya perbaiki disemester depan"
" Okay saya tunggu kabar baiknya"
" Baik pa terimakasih sebelumnya, saya pamit"
Arsenpun keluar dari ruangan dosen, ia bergegas menuju suatu tempat yang sudah cukup lama ia tidak datangi. Arsen menaiki angkutan umum dan berjalan kaki melewati sebuah gang. Arsenpun sampai disebuah pemakaman umum, ia pun bersimpuh didepan sebuah makam yang banyak ditumbuhi rumput liar.
" Ibu, Arsen harus bagaimana kuliah Arsen berantakan, Arsen gak punya temapt buat cerita ga punya tempat untuk pulang juga, arsen udah ga punya tujuan untuk hidup, boleh ga arsen ikut ibu aja?" ucapnya dalam hati. Arsen menagis sejadi-jadinya meluapkan segala emosi yang ia rasakan.
Arsen tak pernah berani pergi ke makam ibunya ia takut ibunya akan kecewa karena arsen kalah dengan keadaan tapi akhirnya arsen memutuskan untuk pergi kemakam ibunya karena ia merasa tak memiliki teman untuk cerita.
Hari pun, mulai menggelap Arsen memutuskan untuk pulang setelah hampir 3 jam menangis dipusaran ibunya. Sesampainya dirumah betapa terkejutnya ia saat mendapati sesosok wanita yang menunggu didepan gerbang rumahnya.
Wanita itu adalah Rillyn, ia langsung menghampiri Arsen dan berkata
" Aku tau apa yang kamu pikirin, Ibu kan? Sen, ikhlasin supaya ibu jauh lebih tenang dan kamu bisa melangkah lebih jauh lagi"
" Kamu ngga akan ngerti kamu ngga ada diposisi aku"
" Aku emang ga ngerti orang kamu ga cerita"
" Cerita soal apa? Cerita tentang aku cape hidup? Aku cape karena aku ngerasa selalu sendiri, orang-orang yang jahat dengan keluargaku, itu yang mau kamu denger?
" Kalau kamu gamau cerita ke aku karena mungkin kamu ngerasa aku ngga akan ngerubah apapun, mending kamu ceita ke temanku aja yaa nanti aku kenalin dan semoga bisa nemuin jalan keluar yang terbaik." Mendengar itu semua, akhirnya arsenpu terdiam dan langsung meinggalkan Rillyn.

Setelah beberapa hari Arsen sudah mulai merasa keadaannya mulai membaik, akhirnya ia bertemu dengan Rillyn dan memutuskan untuk bertemu dengan temannya. Rillyn pun akhirnya mempertemukan mereka dan arsen terkejut karena ternyata temannya itu adalah seeorang Psikiater. Tetapi rillyn meyakinkan arsen bahwa arsen akan baik-baik saja bahkan lebih baik dari hari ini.

Arsenpun masuk keruangan dan ia menceritakan semua yang terjadi dalam hidupnya, mengeluarkan segala beban yang ada diotaknya hingga ia menangis tersedu-sedu bahkan dihari itu ia ingin mengakhiri hidupnya.

Teman Rillyn pun menjelaskan bahwa sedih itu normal bahwa setiap orang itu pasti pernah dan akan merasakan kehilangan tapi kita dituntut untuk terus berjalan kedepan menghadapi masalah yang ada dengan berlapang dada, karena hidup itu berputar. Dan psikiater tersebut menyarankan agar Arsen harus selalu control tentang keadaannya setiap 2 minggu sekali dan ia akhirnya di diagnosis memiliki gangguan stress pasca-trauma atau PTSD. Disana raka sangat amat terpukul karena mendengar hal itu tetapi dia selalu diyakini oleh psikiater bahwa semuanya bisa diatasi hingga Arsen diberikan resep obat oleh psikiater tersebut.

Hingga akhirnya ia merasa berangsur membaik karena selalu control dan meminum obat yang diberikan, ia merasa jika dia kembali hidup. Setelah itu dia bertemu dengan Rillyn kembali dan ia sangat berterimakasih kepadanya  karena berkat Rillyn semuanya jauh membaik.
Hari demi hari Arsen lewatkan bersama Rillyn yang terus mendampinginya. Hingga pada suatu haru Arsen selalu mengantar Rillyn untuk sholat kemesjid dan Arsen hanya menunggu dihalaman depannya saja, setiap hari ia selalu mendengarkan kumandang adzan dan suara merdunya seseorang yang selalu mengaji di masjid tersebut yang membuat dia sangat tenang, damai, dan merasa nyaman berada ditempat ibadah tersebut.
" Ayo pulang sen" ajaknya Rillyn kepada Arsen
" Ayoo" sambil terus membayangkan dan bertanya tanya mengapa dia seperti ini
" Loh kok kamu ngelamun siii?"
" Boleh aku jujur dan tanya sama kamu?"
Rillyn pun mengangguk
" Setiap aku antar kamu Ibadah dan selalu mendengarkan adzan bahkan seseorang yang mengaji rasanya tenang dan ingin mempelajari hal itu"
" Lebih baik kamu ceritakan ini sama ustad yang selalu menjadi imam di masjid ini, mungkin semua tanda tanya kamu akan terjawab" jawab Rillyn yang merasa senang.

Setelah hari itu Arsen mempelajari agama islam hingga ia menjadi seorang mualaf ikut bersama Rillyn. Dia akhirnya meninggalkan anjingnya dan mulai menata hidup yang jauh lebih indah dengan keikhlasan dan semangat yang luar biasa yang ia tanamkan dalam dirinya, hingga dia mendapatkan Beasiswa S2 karena berkat semangatnya yang telah bisa melewati semua masalah dihidupnya hingga saat ini.  

Dari ceritanya, aku sadar bahwa betapa sulitnya hidup hanya seorang diri yang kehilangan jati dirinya kerena ditinggalkan pahlawan dihidupnya yaitu ibunya, dan betapa sulitnya menghadapi masalah dengan ia mengidap gangguan mental, dia harus berjuang seorang diri untuk bisa melanjutkan hidupnya, dan membuktikan kepada orang-orang bahwa seseorang yang memiliki gangguan mental pun bisa sampai pada titik kesuksesannya, arsenpun telah membuktikannya dengan dia meraih Beasiswa S2,tanpa didampingi orangtuanya bahkan saudara-saudaranya, dia hanya seorang diri  di Salatiga sana. Ketika aku bertanya kepada arsen pada saat dia kembali dengan dia menjadi mualaf.

" Apa yang kamu rasain bisa sampai dititik ini?" tanyaku
" Aku bangga dengan diriku yang bisa melangkah seorang diri, dan bersyukur kepada Tuhan atas apa yang tuhan berikan membuatku jauh lebih baik dan jauh bisa dekat dengannya." Jawabnya sambil tersenyum dan mengelus kepalaku.

Jalani hidupmu dengan semangat dan buktikan  kepada dunia bahwa kamu bisa walaupun hanya seorang diri, tetaplah bersyukur dengan apa yang kau miliki, bahagiakanlah orangtuamu dan orang sekitarmu, tetaplah ikhlas dan semangat untuk menjalani hidup yang penuh dengan warna. Selamat berjuang dan tetap semangat. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun