Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cicak vs Buaya di Negeri Hewan

14 Juli 2023   11:29 Diperbarui: 14 Juli 2023   11:43 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: m.merdeka.com

Suatu hari, dalam negeri hewan yang penuh dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme, ada sebuah kerajaan cicak yang ditugasi untuk mengawasi jalannya pemerintahan. Cicak tersebut dengan tegas melaksanakan tugasnya dan mengungkap berbagai tindakan yang merugikan negeri hewan. Di masa lalu tugas tersebut diemban oleh Buaya yang takut pada cicak.

Kenapa Buaya takut pada cicak? Ternyata, Buaya memiliki pengalaman mengawasi negeri hewan sebelumnya dan mengetahui betul praktek KKN yang terjadi. Bahkan, Buaya juga terlibat dalam bisnis-bisnis gelap yang melibatkan Naga, hewan mistis dengan kekayaan dan pengaruh besar di negeri hewan. Jumlah Naga dalam legenda negeri hewan tersebut ada 9.

Awalnya, Buaya dan Cicak berseteru karena Cicak memeriksa tindakan korupsi yang dilakukan oleh sejumlah Buaya yang memiliki kekuasaan. Pertarungan antara mereka berlanjut dalam 3 episode, dan meski Cicak lebih kecil, ia berhasil memenangkan pertarungan tersebut. Akhirnya, para Buaya penguasa harus dipenjara. Namun, para Buaya tetap menyimpan dendam pada para cicak.

Sayangnya, Cicak kehabisan energi dan harus mengakui kekalahan. Kini, para Buaya menguasai para cicak dan mempersulit ujian masuk untuk menjadi cicak pengawas. Kekuasaan yang seharusnya dipegang oleh cicak sekarang berada di tangan para Buaya.

Seiring berjalannya waktu, para Buaya berhasil merebut kendali atas organisasi pengawas yang seharusnya bertugas memerangi korupsi di negeri hewan. Kekuasaan yang mereka miliki digunakan untuk melindungi kepentingan dan praktek-praktek koruptif yang telah merajalela di dalam negeri hewan.

Para Buaya, dengan kekuasaan dan pengaruh luar biasa yang mereka miliki, mempengaruhi jalannya pemerintahan negeri hewan. Mereka menggunakan kekuasaan tersebut untuk memanipulasi dan mengendalikan proses pengawasan, sehingga tindakan korupsi terus berlanjut tanpa hambatan.

Para cicak yang tak berdaya hanya bisa melihat dengan pasrah bagaimana para Buaya mempermainkan mereka. Mereka merasa terjebak dalam situasi yang tak adil.

Namun, takdir berkata lain. Seorang dari para Buaya, yang sebelumnya membuat masalah besar dengan membunuh sesamanya, menggemparkan negeri hewan. Kasus ini mengungkap banyak tindakan tercela yang terkait dengan Buaya tersebut, seperti judi dan bisnis gelap. Meski penyelidikan tidak berkembang, berita ini menciptakan kehebohan di seluruh negeri hewan.

Saat itu, para cicak hanya bisa berdoa dan berharap ada Buaya baik yang menyadari kesalahannya dan memberikan kewenangan kepada para cicak untuk melanjutkan tugas pengawasan mereka. Mereka berharap ada perubahan dan keadilan.

Sementara itu, sang Raja, meskipun terlihat aktif setelah kasus Buaya yang memakan sesamanya terungkap, masih terus memperhatikan citranya sendiri dan orang-orang yang mengelilinginya. Apakah upayanya hanya untuk menjaga citra atau dia benar-benar berniat membenahi kelompok para Buaya yang sedang berusaha memperbaiki diri mereka sendiri?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun