Mohon tunggu...
RENDRA TRY HERMAWAN
RENDRA TRY HERMAWAN Mohon Tunggu... -

Seorang Mahasiswa Angkatan Tahun 2012 Konsentrasi Ekonomi Moneter, Program Studi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Rupiah Melemah? Ternyata Indonesia Bisa Untung

5 April 2015   13:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:31 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fluktuasi di pasar valuta asing memiliki konsekuensi besar bagi perekonomian Amerika, penguatan mata uang dolar Amerika maka akan menguntungkan konsumen dalam negeri mereka dengan membuat barang impor menjadi lebih murah tetapi hal ini menghancurkan dunia bisnis Amerika dan mengurangi pekerjaan dengan memangkas penjualan produk mereka untuk dalam maupun luar negeri. Dengan demikian, Indonesia seharusnya dapat menggunakan kesempatan ini untuk meningkatkan ekspornya ke Amerika, karena produk buatan Indonesia terasa lebih murah bagi masyarakat Amerika dan pasti mereka akan meningkatkan konsumsinya terhadap produk barang maupun jasa dari Indonesia.

Peningkatan Ekspor Indonesia
Barang yang akan diekspor oleh Indonesia harus dicermati lebih teliti karena terdapat beberapa barang ekspor yang bahan bakunya berasal dari impor sehingga lebih baik jika Indonesia memprioritaskan peningkatkan barang ekspor yang bahan bakunya berasal dari dalam negeri terlebih dahulu. Selain ekspor, pemerintah seharusnya dapat dengan mudah menarik wisatawan Amerika ke Indonesia untuk meningkatkan cadangan devisa negara, jika banyak wisatawan Amerika yang melakukan kunjungan wisata ke Indonesia yang pada akhirnya nanti akan meningkatkan pendapatan masyarakat Indonesia dibidang pariwisata. Peningkatan target jumlah kedatangan wisatawan Amerika ini dapat dilakukan seperti halnya dengan kebijakan bebas visa, adanya penerbangan langsung, atau mengadakan acara atau event yang membuat wisatawan Amerika tersebut tertarik berkunjung ke Indonesia seperti halnya Jember Fashion Carnival atau JFC.
Kebijakan-kebijakan berikut dapat dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan ekspor
1. Diversifikasi ekspor merupakan penganekaragaman barang ekspor dengan memperbanyak macam dan jenis barang yang akan diekspor; dengan didukung peningkatan kualitas barang ekspor.

2. Subsidi ekspor diberikan dengan cara memberikan subsidi/bantuan kepada eksportir dalam bentuk keringanan pajak, tarif angkutan yang murah, kemudahan dalam mengurus ekspor, dan kemudahan dalam memperoleh kredit dengan bunga yang rendah.

3. Premi Ekspor dipergunakan untuk lebih menggiatkan dan mendorong para produsen dan eksportir, pemerintah dapat memberikan premi atau insentif. Misalnya penghargaan atas kualitas barang yang diekspor, pemberian bantuan keuangan dari pemerintah kepada pengusaha kecil dan menengah yang orientasi usahanya adalah ekspor.

4. Devaluasi, yaitu kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri (rupiah) terhadap mata uang asing yang mana akan mengakibatkan harga barang impor di Amerika akan lebih murah bila diukur dengan mata uang asing (dolar), sehingga Indonesia dapat meningkatkan ekspor dan bisa bersaing di pasar Internasional.

5. Meningkatkan promosi dagang ke luar negeri, agar produk dalam negeri lebih dikenal sehingga meningkatkan permintaan dari luar negeri yang akan meningkatkan produktifitas dan ekspor Indonesia.
Berdasarkan kebijakan tersebut, selain dapat meningkatkan ekspor keuntungan lainnya ialah semakin bergairahnya industri yang ada di dalam negeri. Karena dengan adanya penguatan dolar ini maka masyarakat Indonesia akan cenderung mengurangi impor dan lebih banyak mengkonsumsi barang dan jasa buatan dalam negeri dikarenakan harganya yang relatif lebih murah. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekspor ke Amerika mencapai 3,5-4 persen setiap tahun. Selain karet dan komponen elektronik, saat ini Indonesia mengandalkan tekstil dan produk tekstil (TPT) menjadi produk ekspor unggulan. Dengan nilai mencapai 2,9 miliar dolar Amerika, sektor TPT menyumbang 30 persen dari total keseluruhan ekspor.
“Penguatan dolar AS ini akan terkoreksi. Rupiah diprediksi tidak akan menembus Rp 13.500 per dolar AS, dolar AS yang terlalu kuat juga tidak baik bagi perekonomian negeri Paman Sam itu, lantaran akan menurunkan daya saing produk mereka”. Menurut Anthonius Tony Prasetiantono (Kompas. Kamis, 12 Maret 2015). Sehingga pemerintah harus menggenjot ekspor ke Amerika dan meningkatkan wisatawan Amerika yang datang ke Indonesia disaat Amerika menaikkan suku bunganya atau minimal target 1 persen di akhir tahun dan sebelum nilai tukar rupiah terhadap dolar mencapai Rp 13.500 per dolar Amerika Serikat.


Rendra Try Hermawan
Nomor Induk Mahasiswa 120810101140
Mahasiswa Konsentrasi Ekonomi Moneter
Program Studi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan
Fakultas Ekonomi

Universitas Jember

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun