Mohon tunggu...
Rena Tadzlila Rizqi
Rena Tadzlila Rizqi Mohon Tunggu... Mahasiswa

Art is the deep soul

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nada Perjuangan Sang Maestro: Napak Tilas Jejak Peninggalan W. R. Soepratman oleh Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

1 Mei 2025   11:21 Diperbarui: 1 Mei 2025   11:21 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Replikas biola WR Soepratman (sumber: dokumentasi kelompok 3)

Sebelum gugur, W. R. Soepratman meninggalkan pesan terkahir yang bisa dilihat oleh pengunjung di tembok makam dan museum. Di museum, pesan terakhir W. R. Soepratman dikemas dalam bentuk narasi dan rekaman suara yang  membuat pengunjung merasa dihadapkan langsung dengan Soepratman yang tidak berdaya. "Terharu banget waktu dengar suara W. R. Soepratman yang gemetar, sesak rasanya. Kita seperti dibawa kembali ke masa yang dirasakan W. R. Soepratman kala itu. Terbayang sedikit bagaimana sesaknya para pahlawan dikepung dari banyak sisi oleh penjajah," Ucap Rani, salah satu anggota Kelompok Tiga.

Halaman memorabilia (sumber: dokumentasi kelompok 3)
Halaman memorabilia (sumber: dokumentasi kelompok 3)

Banyak dari mahasiswa yang tidak menyangka bahwa sebuah bakat pemusik bisa menyumbangkan jasa yang besar untuk Indonesia. Dari W. R. Soepratman, pengunjung menjadi tahu bahwa jiwa patriotisme beliau untuk Indonesia sangatlah besar. Beliau menciptakan banyak lagu untuk membakar semangat rakyat Indonesia, padahal dari lagu-lagu tersebut membuat hidupnya tidak lepas dari pengawasan Pemerintah Belanda. Para pengunjung juga bisa meneladani sikap nasionalis beliau sebagai kaum muda Indonesia yang aktif dalam memperjuangkan bangsa dan tidak pernah menyerah hanya karena bakatnya bermain alat musik. Keyakinan beliau yang mendalam akan musik mengalahkan keraguannya tentang 'bisakah musik berkontribusi dalam kemerdekaan tanah airnya, Indonesia'.

Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terhadap nilai sejarah pahlawan nasional Indonesia, tetapi juga untuk meneladani nilai patriotisme dan nasionalisme yang pernah dilakukan oleh W. R. Soepratman untuk diaplikasikan di zaman yang sudah modern. Dengan kegiatan napak tilas ini, diharapkan dapat menjadi contoh bagi masyarakat Indonesia bahwa masih banyak sejarah Indonesia yang perlu dijaga kelestariannya agar tidak mengalami kelunturan akibat lonjakan digitalisasi. Sudah saatnya generasi muda tidak hanya mengenang, tetapi juga meneruskan semangat para pahlawan dalam bentuk yang relevan di masa kini.

Ditulis oleh Kelompok 3 Mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, 

Mata Kuliah: Pendidikan Patriotisme

Dosen pengampu: Dia Puspita Sari, S.Sosio., M.Si.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun