Mohon tunggu...
Healthy

4 Sel Kecil Penentu Kinerja Jantung

22 November 2017   22:28 Diperbarui: 22 November 2017   22:38 4780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Setelah waktu perlambatan nodus AV selesai, gelombang lepas dari nodus AV secara cepat menuju berkas HIS dan serat purkinje di dasar ventrikel. Pada saat itu pula, gelombang mendepolarisasikan ventrikel kiri dan kanan dan ventrikel pun berkontraksi.

Setelah itu, sel-sel pada jantung akan masuk pada masa repolarisasi dimana sel-sel kebal terhadap rangsangan. Dan siklus itu terjadi terus menerus.

Bila dilihat dari mekanismenya, ada beberapa faktor yang kemungkinan dapat menyebabkan gagal jantung. Yang pertama, bila terjadi kerusakan pada nodus SA. Nodus SA adalah pacemaker pertama yang mengirimkan rangsangan kemudian menjalar ke pacemaker-pacemaker yang lainnya. Seandainya nodus SA tiba-tiba berhenti memberikan rangsangan, maka aktivitas jantung akan tak terkendali. Atrium berhenti berkontraksi, ventrikel juga berhenti berkontraksi karena tidak terdepolarisasi. Maka kerusakan nodus SA dapat menyebabkan gagal jantung yang cukup parah hingga berujung pada kematian.

Yang kedua, terjadi kerusakan pada nodus AV. Tidak seperti nodus SA, nodus AV bertugas untuk memperlambat konduksi gelombang depolarisasi sampai atrium berhenti berkontraksi. Coba bayangkan bila nodus AV tidak bekerja dengan semestinya. Maka darah dari atrium tidak dapat tersalur ke ventrikel karena ventrikel terlanjur berkontraksi padahal atrium masih berkontraksi. Dalam hal ini, ventrikel yang gagal menerima darah dari atrium tidak dapat memompa darah tersebut baik ke paru-paru maupun seluruh tubuh. Akibatnya darah terjebak di atrium dan tidak dapat meninggalkan jantung.

Yang ketiga, bila diantara berkas HIS dan serat purkinje rusak. Keduanya berperan dalam kontraksi ventrikel. Bila ventrikel gagal berkontraksi, darah tidak akan terpompa baik ke paru-paru maupun seluruh tubuh dan terjebak dalam ventrikel tersebut.

Yang keempat, bila sel-sel pada jantung mengalami repolarisasi berkelanjutan sehingga sel-sel pada jantung jadi kebal terhadap ransangan. Jika sudah begini, sel-sel tidak dapat berkontraksi dengan semestinya bahkan hingga berhenti berfungsi. Hal ini bisa jadi merupakan kelanjutan dari kerusakan yang terjadi pada salah satu pacemaker.

Setelah melihat fungsi dan mekanisme kerja keempat pacemaker, maka kita dapat menyimpulkan bahwa kerusakan pada salah satu pacemaker dapat menyebabkan gagal jantung. Mengapa? Karena keempat pacemaker bekerja dalam suatu mekanisme yang bersiklus dan saling berhubungan satu sama lainnya. Jika satu saja eror, maka siklus tersebut akan terputus dan pemompaan darah tidak terjadi sewajarnya. Oleh karena itu pula lah, ada yang disebut gagal jantung kiri dan gagal jantung kanan.

Kita tentunya tau jika gagal jantung kiri berarti yang bermasalah adalah atrium dan ventrikel sebelah kiri dan sebaliknya. Lalu apa perbedaan mendasar dari kedua jenis gagal jantung ini?

Gagal jantung bukan hanya saat darah tidak mampu memompa darah saja, tapi juga saat jantung gagal menerima darah dari bagian tubuh lainnya. Pada gagal jantung kiri, ventrikel kiri yang berperan penting untuk memompa darah bersih ke seluruh tubuh harus bekerja ekstra keras untuk memenuhi kebutuhan darah. Gagal jantung kiri kembali dibagi menjadi 2, yaitu kegagalan systolic dan kegagalan diastolic.

Pada kegagalan systolic, ventrikel kiri tidak dapat berkontraksi sewajarnya sehingga tidak mampu memompa darah seperti biasanya. Hal ini tidak lepas dari kemungkinan adanya kesalahan pada berkas HIS atau serat purkinje yang bila dilihat pada mekanisme kerjanya berperan dalam kontraksi ventrikel. Akibat kerusakan ini, sel-sel pada ventrikel tidak dapat terdepolarisasi dengan baik sehingga tidak langsung aktif karena impuls aksi dari nodus SA.

Pada kegagalan diastolic, ventrikel kiri tidak berelaksasi secara mestinya, otot-otot pada ventrikel menjadi kaku sehingga pada saat kontraksi atrium terjadi, darah tidak dapat dialirkan dari atrium menuju ventrikel sebab keduanya berkontraksi dalam saat yang bersamaan. Hal ini tidak lepas dari adanya kemungkinan kerusakan pada nodus AV. Nodus AV mungkin tidak memperlambat gelombang rangsangan sehingga rangsangan terkirim terus menerus, akhirnya ventrikel kehilangan kemampuannya untuk berelaksasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun