Mohon tunggu...
Rendy
Rendy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka membagikan temuan baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Artificial Seed, Reboisasi Cepat

23 Mei 2023   21:28 Diperbarui: 23 Mei 2023   21:41 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Siapa yang tidak pernah mendengar tentang Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan? Di samping segala teknologi modern yang serba artificial, ternyata ada juga istilah "artificial" yang terkait dengan makhluk hidup. Sulit dipercaya, bukan? Ya, teknologi artificial juga telah merambah ke dunia biologi dalam upaya untuk penghijauan hutan kembali atau melakukan reboisasi.

Kehutanan adalah bagian penting dari ekosistem bumi dan menyediakan berbagai manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dalam upaya untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutan hutan, peneliti dan ahli kehutanan terus mencari inovasi baru. Salah satu penemuan terbaru yang menarik perhatian adalah teknologi artificial seed.

Artificial seed merupakan terobosan terbaru dalam bidang biologi yang bertujuan untuk mengatasi masalah lambatnya proses reboisasi akibat lamanya proses pembungaan dan fertilisasi pada tumbuhan. Artificial seed menjadi salah satu bagian propagasi tumbuhan yang secara khusus menginduksi sel-sel tumbuhan menjadi embrio. 

Proses pembuatan artificial seed ini melibatkan pengambilan bagian spesifik dari tumbuhan yang masih muda karena pada bagian muda tersebut terdapat potensi yang melimpah, belum terspesiasi sempurna, dan aktif dalam pembelahan sel. Potensi dari sel inilah yang dimanfaatkan oleh para peneliti untuk mengisolasi jaringan tumbuhan tersebut dalam tabung atau gelas steril yang berisi media pertumbuhan khusus, yang mampu memicu dan menginduksi proses regenerasi sel atau jaringan tumbuhan tersebut agar kembali memiliki sifat embrionik.

Bioteknologi artificial seed ini memanfaatkan sifat totipotensi sel tumbuhan yang memungkinkan suatu sel dari tumbuhan untuk dapat tumbuh menjadi individu tumbuhan baru yang serupa dengan induknya dengan beberapa persyaratan tertentu. 

Syarat agar suatu tumbuhan dapat diinduksi sifat totipotensinya yaitu memiliki materi genetik yang masih utuh, artinya sel tumbuhan tersebut masih hidup. Jika sel tumbuhan telah mati, biasanya sel tumbuhan akan mengering (kretinasi) atau pecah (lisis). Sel tumbuhan yang mengering atau pecah inilah yang memungkinkan materi genetik pada tumbuhan terpecah dan terurai sehingga materi genetiknya tidak lagi utuh. 

Syarat lain agar tumbuhan dapat diinduksi atau dapat dipengaruhi untuk kembali membelah dan membentuk individu baru yaitu mengenai kompetensi sel. Kompetensi sel memungkinkan sel dapat kembali menjadi sel yang memiliki tingkat pembelahan sel yang tinggi serta kemampuan untuk menjadi sel spesifik yang kembali tinggi, bahkan kemampuan sel tersebut untuk membentuk embrio yang berpotensi menjadi individu baru yang utuh tanpa memerlukan perlakuan khusus selain penyesuaian dengan lingkungan sekitar setelah sebelumnya dilakukan di lingkungan yang terisolasi dan steril.

Berdasarkan persyaratan tersebut, perbanyakan tumbuhan melalui teknologi artificial seed umumnya dilakukan di laboratorium. Bagian atau jaringan tumbuhan yang digunakan biasanya berupa bagian yang masih muda, seperti daun muda yang terletak sekitar daun pertama hingga ketiga dari pucuknya. Jaringan daun ini dipilih karena memiliki potensi dan kemampuan yang tinggi untuk diinduksi dan merespons pembentukan embrio, yang biasanya kita kenal sebagai benih atau biji. 

Benih atau biji yang telah diinduksi kemudian dilengkapi dengan bekal makanan pertama buatan, yang dikenal sebagai endosperm buatan. Endosperm buatan ini terdiri dari lapisan kalsium alginat dan agar-agar sebagai bahan pembentuknya. Lapisan ini keras, tetapi mudah larut ketika diinduksi oleh air. Fungsi dari endosperm buatan ini adalah sebagai cadangan makanan. Ketika agar-agar pembentuk endosperm buatan diinduksi oleh air, maka air dapat memecahkan masa istirahat (dormansi) dari artificial seed, sehingga artificial seed dapat mulai tumbuh dan berkembang.

Penting untuk terus melakukan penelitian dan pengembangan dalam teknologi artificial seed ini guna meningkatkan efisiensi dan keberhasilannya. Beberapa tantangan yang dihadapi termasuk menjaga stabilitas embrio dalam jangka panjang, meningkatkan efisiensi produksi, serta memastikan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman yang dihasilkan melalui artificial seed.

Dengan terus mengembangkan teknologi artificial seed melalui penelitian dan inovasi, diharapkan teknologi ini dapat menjadi alat yang efektif dalam perbanyakan tanaman, konservasi spesies langka, serta pengembangan tanaman dengan karakteristik yang diinginkan. Teknologi artificial seed menjanjikan peluang baru dalam aplikasi kehutanan modern yang dapat mempercepat produksi pohon yang berkualitas dan meningkatkan produktivitas hutan secara keseluruhan. Dalam konteks kehutanan, teknologi ini memungkinkan peneliti dan ahli kehutanan untuk menghasilkan ribuan bibit tanaman yang identik secara genetik dalam waktu singkat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun