Mohon tunggu...
Renanda Ayu
Renanda Ayu Mohon Tunggu... Mahasiswa Aktif Untag Surabaya

Akun Upload Tugas buat UTS

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menelusuri Dua Ikon Bersejarah di Jantung Kota Yogyakarta

9 April 2025   14:47 Diperbarui: 9 April 2025   15:04 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugu Jogja (Sumber : Dokumentasi Pribadi Renanda/Penulis)

Yogyakarta merupakan salah satu kota yang identik dengan sejarah, budaya, dan kehidupan masyarakat yang masih sangat kental dengan nilai-nilai tradisional. Kota ini tak hanya menjadi tujuan pendidikan dan wisata, tetapi juga menyimpan banyak tempat bersejarah yang menjadi simbol kuat identitas masyarakatnya. Di antara sekian banyak lokasi menarik di kota ini, Tugu Jogja dan kawasan Titik Nol Kilometer menjadi dua ikon yang sangat melekat dalam ingatan para wisatawan dan masyarakat lokal. Tugu Jogja merupakan sebuah monumen bersejarah yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono I. Menurut penuturan seorang warga lokal, tugu ini awalnya disebut sebagai Tugu Golong-Gilig yang melambangkan persatuan antara rakyat dan pemimpin. Filosofi itu tercermin dari bentuk asli tugu yang berbentuk bulat panjang di bagian atas dan bawahnya. Namun, bentuk tersebut berubah setelah gempa besar pada tahun 1867 meruntuhkan bangunan asli. Pemerintah kolonial Belanda kemudian membangunnya kembali dengan bentuk baru yang lebih modern seperti yang dapat dilihat saat ini. Walaupun bentuknya telah mengalami perubahan, makna dari tugu ini tetap melekat dalam kehidupan masyarakat Yogyakarta. Sekarang, Tugu Jogja menjadi spot foto favorit bagi para wisatawan. Banyak pengunjung yang datang pagi-pagi sekali atau menjelang malam hari untuk mengabadikan momen di tempat ini. Suasana di sekitar tugu juga terasa berbeda, terutama ketika lalu lintas mulai lengang dan lampu-lampu jalan mulai menyala. Pemandangan tersebut menciptakan kesan romantis dan damai yang membuat banyak orang betah berlama-lama.

0 Kilometer Yogyakarta (Sumber : Dokumentasi Pribadi Renanda/Penulis)
0 Kilometer Yogyakarta (Sumber : Dokumentasi Pribadi Renanda/Penulis)

Tak jauh dari Tugu Jogja, terdapat kawasan yang tak kalah ikonik, yaitu Titik Nol Kilometer. Lokasinya berada di pusat kota, tepat di depan Gedung Agung dan Kantor Pos Besar. Area ini dikenal sebagai titik awal pengukuran jarak ke berbagai wilayah di Yogyakarta dan sering disebut sebagai jantung kota. Tidak hanya menjadi penanda geografis, kawasan ini juga menjadi tempat berkumpulnya berbagai komunitas, seniman jalanan, mahasiswa, hingga wisatawan. Seorang pemuda yang sering menghabiskan waktu di kawasan ini menyebutkan bahwa Titik Nol Kilometer selalu memiliki atmosfer yang hidup. Setiap akhir pekan atau hari libur, kawasan ini ramai oleh pertunjukan seni jalanan, musik akustik, aksi teatrikal, bahkan kadang digunakan untuk unjuk rasa atau orasi budaya. Semua itu terjadi dengan tertib dan penuh semangat kebersamaan. Ia menambahkan bahwa tempat ini sangat cocok untuk bersantai sambil menikmati hiruk-pikuk kota dari sudut yang berbeda. Pedagang kaki lima yang berjualan di area tersebut pun mengakui bahwa aktivitas warga di Titik Nol Kilometer membawa rezeki tersendiri. Banyak pengunjung yang membeli makanan ringan atau minuman sambil menikmati pertunjukan di sekitar mereka. Bahkan, beberapa wisatawan mancanegara terlihat betah duduk berlama-lama, menikmati suasana kota yang menurut mereka sangat terbuka dan ramah terhadap siapa saja.

Kedua tempat ini (Tugu Jogja dan Titik Nol Kilometer) memiliki daya tarik tersendiri yang saling melengkapi. Tugu Jogja menjadi simbol sejarah dan filosofi, sementara Titik Nol menjadi pusat kehidupan sosial dan budaya kota. Keduanya tidak hanya penting secara fisik, tetapi juga penting secara emosional bagi siapa pun yang pernah tinggal atau berkunjung ke Yogyakarta. Setiap sudutnya menyimpan cerita, dan setiap kunjungan selalu menghadirkan kenangan yang sulit dilupakan. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah daerah juga mulai memberikan perhatian lebih pada penataan dua kawasan ini. Beberapa fasilitas diperbaiki, penerangan ditambah, dan area pejalan kaki dibuat lebih nyaman. Hal ini diharapkan bisa membuat pengunjung merasa aman dan betah, serta tetap menjaga kawasan ini agar tidak kehilangan nilai sejarah dan budayanya. Tugu Jogja dan Titik Nol Kilometer bukan hanya bagian dari kota, tetapi juga bagian dari kehidupan masyarakatnya. Tempat ini mengajarkan bahwa sebuah kota bisa tumbuh dengan menjaga akar sejarahnya. Bagi siapa pun yang pernah datang ke Yogyakarta, dua titik ini selalu punya cerita untuk dikenang.

Penulis : Renanda Ayu Parasti / Mahasiswa ilkom UNTAG (1152200199)

Dosen Pengampu : Drs. Widiyatmo Ekoputro, MA.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun