PENDAHULUAN
 Filsafat dalam bahasa Arab yakni falsafah menurut bahasa Yunani Philosophia. Philo yang berarti cinta, sedangkan kata Sophia berarti pengetahuan.(Muhammad Kristiawan, 2016) Berfilsafat merupakan tindakan berpikir atau mengolah pikiran, namun tidak semua kegiatan berpikir termasuk berfilsafat. Filsafat merupakan berfikir secara sungguh-sungguh dan mendalam. Filsafat merupakan hasil akal seorang manusia secara mendalam untuk mencari dan memikirkan sebuah kebenaran. Objek material filsafat segala sesuatu, sedangkan subjek dengan mencari hakekat. Oleh karena itu berfilsafat adalah mempertanyakan segala asal usul dasar serta mencari orientasi dasar kehidupan manusia.
Pada Zaman modern saat ini, pada umumnya filsafat terbagi menjadi dua cara, yakni dengan mempelajari lapangan atau isi pembahasan di dalam bidang-bidang tertentu (metode sistematis), kedua dengan mempelajari sejarah zaman dulu tinggal zaman sekarang (metode historis). Berfilsafat tidak hanya sekedar berpikir namun juga berpikir dengan mengikuti pedoman kaidah-kaidah tertentu secara mendalam dan disiplin. Manfaat filsafat dapat dijadikan sebagai dasar bertindak mengambil keputusan mengurangi kesalahpahaman persiapan menghadapi perubahan serta menjawab keraguan. (Muhammad Kristiawan, 2016)
Makna filsafat Pendidikan merupakan  filsafat yang digunakan di dalam menangani masalah-masalah pendidikan.  Setiap negara memiliki pandangan filsafat yang berbeda-beda, falsafah yang dianut suatu negara dapat mewarnai tujuan pendidikan di negara tersebut.  Pada awalnya filsafat mempersoalkan tentang manusia, namun seiring berjalannya waktu filsafat menelaah tiga persoalan pokok tentang benar-salah, hakikat baik-buruk, hakikat indah-tidak indah. Dalam pandangan tersebut filsafat sangat diperlukan terutama di dalam pendidikan untuk menentukan tujuan dan arah pendidikan. Filsafat sangat menentukan tujuan pendidikan yang ingin dicapai terlebih untuk anak sekolah dasar
Muhammad kristiawati :10
PEMBAHASAN
1. Pemikiran Filsafat Nativisme
Filsafat nativisme berpandangan bahwasanya kepribadian manusia merupakan bawaan sejak lahir.(Toenlio, 2016) Tokoh yang terkenal dari aliran ini yakni Arthur schopenhauer, ia merupakan seorang filsuf Jerman.(Remiswal, 2018) pada hakikatnya aliran nativisme bersumber dari Lebnitzian tradition dengan menekankan kemampuan dalam diri anak.(Muhammad Kristiawan, 2016) Setiap anak dilahirkan dengan memiliki bakat dan bawaan. Nativisme merupakan pandangan yang pesimistis, sehingga dalam pandangan nativisme pendidikan tidak berdaya dalam pembentukan pribadi manusia karena pribadi manusia telah terbentuk ketika dalam kandungan (Toenlio, 2016)
Filsafat nativisme dalam Pendidikan dapat diperoleh melalui lingkungan, terdapat sebuah contoh gimana ketika seorang ibu melahirkan anak di hutan Ibu tersebut meninggal dunia maka anak tersebut diasuh oleh seekor serigala dalam memberi makan mengurus dan lain-lain sehingga pengurusan ini termasuk dalam pendidikan lingkungan yang dapat mempengaruhi anak. Menurut aliran nativisme manusia tidak perlu diberikan pendidikan karena pendidikan ditentukan oleh pembawaan sejak lahir. Karakteristik yang diperlihatkan seorang bersifat intrinsik sehingga termasuk dalam pandangan aliran nativisme.(Remiswal, 2018)
Menurut aliran nativisme keberhasilan pendidikan anak ditentukan oleh anak itu sendiri, aliran nativisme menekankan kemampuan pada diri anak. Lingkungan dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, sehingga  lingkungan sekitar yang direkayasa oleh orang dewasa disebut sebagai pendidikan. Perkembangan individu ditentukan atas dasar keturunan semisal jikalau ibu anak tersebut pintar maka kemungkinan besar anaknya juga pintar. Aliran ini menekankan bahwa  "yang baik akan menjadi baik, sedangkan yang jahat akan menjadi jahat." Sehingga sesuai bakat dan bawaan pendidikan tidak berguna dalam proses pembelajaran. (Amos Neolaka, 2017)
2. Implementasi Filsafat Nativisme di Jenjang Pendidikan Dasar