Kepemimpinan kontingensi merupakan gaya kepemimpinan yang mengedepankan pada situasi kerja dan budaya organisasi. Teori ini dikemukakan oleh Frederick E. Fiedler yang menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan yang paling baik ditentukan oleh situasi. Teori ini juga dikenal dengan teori kontingensi kepemimpinan (contingency theories of leadership). Model kontingensi Fiedler merupakan teori kepemimpinan yang mendapat pengakuan dari kalangan para ahli mengingat teori kontingensi itu sangat luas dan komprehensif dalam penjelasannya pada tahun 1967.
Hofstede membuat kerangka kerja yang berguna untuk memahami pentingnya nilai budaya dalam perilaku organisasi. Â Budaya organisasi merupakan sebuah sistem yang dimaknai bersama oleh anggota-anggota yang membedakan suatu organisasi lain. Pengertian mudahnya adalah budaya organisasi merupakan alat untuk menentukan arah organisasi dan mengarahkan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak.
Salah satu contoh budaya organisasi adalah kedisiplinan. Sejauh mana pegawai dapat mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya. Saat ini kedisiplinan sudah menjadi kewajiban di hampir setiap perusahaan. Baik secara offline maupun online seperti yang diterapkan pada saat pandemi ini, kedisiplinan masih perlu terus diterapkan untuk membangun budaya organisasi yang baik.
Dasar budaya organisasi dipengaruhi oleh beberapa aspek, salah satunya adalah konsep kepercayaan. Kepercayaan akan adanya seorang pemimpin yang bisa mengedepankan pada situasi kerja misalnya. Seorang pemimpin yang mampu memahami situasi kerja dan mengenali perilaku yang dikehendaki merupakan pemimpin yang bisa membawa perusahaan ke budaya organisasi yang baik.
Kinerja dan kesuksesan seorang pemimpin tidak hanya bergantung pada kualitas atau metodenya, namun juga pada situasi dimana gaya kepemimpinan itu bekerja. Ada argumen bahwa setiap jenis kepemimpinan diperlukan pada masanya, yang berarti gaya kepemimpinan tertentu diperlukan pada situasi tertentu dan tidak cocok pada situasi lain.
Tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik, melainkan pemimpin akan dikatakan efektif bila gaya kepemimpinannya sesuai dengan situasi yang dihadapi. Situasinya itu bisa terkait karakteristik kelompok ataupun tugas kelompok. Keadaan organisasi akan tidak terkendali bila pemimpinnya tidak bisa memahami situasi saat itu.
Sebuah organisasi akan untung jika memiliki model kepemimpinan kontingensi, salah satu keuntungannya adalah ketika memberikan tugas kepada pengikutnya dan tugas itu sudah terstruktur dan semuanya dijelaskan dengan detail. Pengikut/follower tidak akan terbebani dan akan lebih menghormati pemimpinnya. Ketika situasinya sudah terkontrol dengan baik maka akan mudah untuk membawa perusahaan ke budaya organisasi yang baik seperti halnya kedisiplinan yang telah disinggung tadi.
Tentu tidak hanya kedisiplinan yang menjadi budaya organisasi. Membentuk perilaku dengan membantu manajer merasakan keberadaan anda, bukan caper atau cari perhatian yang berlebihan yaa.. Tapi lebih ke berkontribusi secara positif kepada perusahaan, maka pemimpin akan melihat kinerja kita dan memberikan efek baru pada budaya organisasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI