Mohon tunggu...
Relinda Puspita
Relinda Puspita Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger dan vlogger domisili Bengkulu yang hobi pelesiran.

Saya senang jalan-jalan dan sedang belajar menjadi penulis. https://livingindadream.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Relawan PMI Sebagai Penolong Pertama di Daerah Rawan Bencana

12 Juni 2016   10:26 Diperbarui: 12 Juni 2016   10:36 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: www.infobondowoso.net)

Ketika terjadi bencana, siapakah yang sigap turun tangan membantu? 
Ketika terjadi bencana, di manakah tim penolong? 
Ketika terjadi bencana, apa yang harus dilakukan?

Betul, kan, wahai lembaga/ badan/ organisasi pemberi/ penyalur bantuan khusus bencana? Kalian entah masih di mana ketika musibah terjadi. Sibuk dengan koordinasi dan standar operasional prosedur, sementara para korban semakin menderita. Belum lagi akses lokasi yang sulit dicapai. Bantuan kalian bisa sangat terlambat.

Itulah gunanya relawan. Merekalah kepanjangan tangan lembaga/ badan/ organisasi pemberi/ penyalur bantuan. Mereka ada di tengah masyarakat, dan bahkan mungkin ikut terkena musibah, tapi mereka tetap ingin membantu orang lain.

Istilah relawan mungkin tidak sepopuler seperti saat ini jika tidak ada bencana alam besar yang seakan beruntun melanda Indonesia beberapa tahun kemarin. Ingat peristiwa tsunami di Aceh atau Gunung Merapi di Yogyakarta? Entah berapa banyak orang mengaku berasal dari luar kota, sengaja ke sana untuk membantu. Mereka yang datang bukan hanya yang siap dengan logistik lengkap, tapi juga mereka yang hanya membawa badan. Mereka hanya ingin menolong, entah bagaimana caranya.

Di situ pula kita melihat bahwa di antara banyak lembaga nasional dan internasional yang mengirimkan bala bantuan, Palang Merah Indonesia (PMI) dipastikan berada di barisan terdepan. Rupanya, di antara para pekerja yang mengenakan lambang tanda tambah merah berdasar putih tersebut, bukanlah semuanya staf resmi. Ada para relawan.

Relawanlah ujung tombak organisasi kemanusiaan. Oleh sebab itu keberadaan mereka sangat dibutuhkan. Namun mereka harus dibekali dengan keterampilan dan pendidikan yang relevan, serta bersifat rutin. Mengapa? Agar mereka terlatih, mengerti, dan responsif menghadapi bencana yang datang sewaktu-waktu.

Seiring dengan hal di atas, PMI menempatkan relawannya sebagai roda penggerak pelayanan kepalangmerahan di masyarakat. Tidak hanya terampil dan cepat tanggap, peningkatan karakter juga mendapat perhatian, guna mempertegas sosok relawan yang sejalan dengan visi PMI, yaitu PMI berkarakter, profesional, mandiri, dan dicintai masyarakat.

Peran PMI pada masa sekarang sangat berbeda. Mereka bukan hanya mengurusi ketersediaan darah, tapi juga terlibat dalam aktifitas manajemen bencana yang bersifat fisik dan nonfisik. Mereka tidak hanya bertindak saat terjadi bencana, tapi juga pada masa pra dan pascabencana.

Paradigma penanggulangan bencana saat ini telah bergeser dari pascabencana, menjadi prabencana. Maksudnya, masyarakat yang menempati daerah rawan bencana harus hidup bersahabat dengan bahaya tersebut. Caranya, mereka harus dibekali pengetahuan tentang risiko potensi bencana di daerahnya, lalu waspada, dan cepat tanggap ketika bencana menyerang. Mereka siap dan tahu apa yang harus dilakukan sebelum bantuan datang.

Pada masa sebelum terjadi bencana (prabencana), relawan PMI diberi berbagai peningkatan keterampilan dan pembinaan. Ada yang terlatih menangani P3K, penguasaan teknologi dan informasi, penyaluran bahan bantuan, ilmu psikologi manusia, dan banyak aspek lain yang mungkin terjadi ketika bencana melanda. Mereka bisa siapa saja, tanpa memandang SARA, usia dan profesi. Ilmu yang mereka dapatkan akan dibagi kepada masyarakat.

Beruntung, sebagai lembaga kemanusiaan yang telah dikenal luas, PMI tersebar di seluruh wilayah Indonesia. PMI biasanya memiliki posko yang bisa didatangi. Seperti contoh di Kota Bengkulu, ketika membutuhkan informasi mengenai kegiatan penanggulangan bencana, saya bertemu dengan sebagian relawan yang masih berstatus mahasiswa. Salah satunya bercerita tentang kegiatan yang termasuk ke dalam program prabencana, yaitu memberikan semacam penyuluhan, penyebaran informasi, dan simulasi kepada masyarakat di beberapa kecamatan rawan bencana alam. Tentunya mereka didampingi oleh personil yang lebih berkompeten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun