Mohon tunggu...
Rela AyuRistiani
Rela AyuRistiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - rela

anak tetangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Koordinasi dan Komunikasi dalam Manajemen Berbasis Sekolah dan Pesantren

19 Juni 2021   16:27 Diperbarui: 19 Juni 2021   16:58 2891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manajemen Berbasis Sekolah adalah salah satu basis manajemen pengelolahan sekolah yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan bersama secara partisipatif dari semua warga sekolah dan masyarakat di sekitarnya dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan. Model manajemen demikian di tunjukkan untuk memberikan kemandirian kepada sekolah serta meninggalkan mutu pendidikan berdasarkan kebijaksanaan pendidikan nasional.

Kordinasi dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa latin, latin adalah cum yang artinya berbeda, dan ordinare artinya menggabungkan atau menempatkan suatu sesuai kebutuhan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, koordinasi diartikan sebagai pengaturan organisasi atau kegiatan agar aturan dan tindakan yang di jalankan tidak Saling bertentangan atau menibulkan kerancuan.

Koordinasi melibatkan penempatan berbagai aktivitas pada persyaratan tertentu sesuai dengan aturan yang berlaku guna mencapai tujuan terbaik melalui proses yang membosankan. Koordinasi juga dapat diartikan sebagai kerjasama antara berbagai instansi, lembaga, dan unit dalam melaksanakan tugas tertentu, sehingga terjadi saling melengkapi, saling membantu dan saling melengkapi.

Koordinasi bukan upaya sesaat, tapi merupakan upaya berkesinambungan dan berlangsung terus-menerus untuk menciptakan dan mengembangkan kerjasama serta mempertahankan keserasian dan keselerasan tindakan, antara pegawai maupum unit lembaga sehingga sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dapat diwujudkan sesuai dengan rencana.

Handayaningrat (1992) mengemukakan karakteristik kordinasi sebagai berikut:

  • Tanggung jawab koordinasi terletak pada kepemimpinan. Oleh karena itu, koordinasi menjadi kewenangan dan tanggung jawab pemimpin, dan dapat dikatan peimpin berhasil dalam berkoordinasi.
  • Kordinasi adalah kerjasama. Sebab, kerja sama merupakan prasyarat mutlak untuk berkoordinasi.
  • Kordinasi adlah proses yang berkelanjutan. Dan terus mencapai tujuan organisasi.
  • Pengaturan bisnis kelompok yang teratur. Ini karena koordinasi adalah konssep yang diterapkan dalm tim, bukan upaya individu, tetapi sekelompok individu yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama.
  • Kesatuan aksi adlah inti dari koordinsi. Pemimpin adalah pengatur upaya dan tindakan setiaap orang untuk mencapai harmoni ketika hasil bersama tercapai.
  • Tujuan koordinasi adlah tujuan bersama (common goal) dari departemen bisnis, mengharuskan semua pihak untuk menyadari situasi dimana kelopok tempat mereka berja terlibat aktif dalam mencapai tujuan bersama.

  • Prinsip- Prinsip dan Manfaat Koordinasi

  • Prinsip-prinsip koordinasi yang perlu di perhatikan sebagai berikut:
  • Koordinasi harus dimuali dari tahap perencaan awal.
  • Hal pertama yang harus di perhatikan dala berkoordinasi dalam menciptakn suasana yang kondusif untuk kebaikan bersama.
  • Kordinasi adlah proses yang berkelanjutan.
  • Kordinasi adalah perteuan bersama untuk mencapai tujjuan.
  • Ketidak sepakatan haus dianggap substansial dan harus diangkat dan diselidiki secra terbuka terkait dengan situasi kesuluruhan.

  • Manfaat koordinasi

Maanfaat koordinasi antara lain, melakukan gerakan sentripental, yaitu untuk mengembalikan kegiatan yang terpisah- pisah ke dalam kesatuan untuk mengemabalikan kegiatan yang terpisah-pisah kedalam kesatuan kegiatan induknya. Hal ini penting karena pengelompokan tugas-tugas dalam lembaga unit-unit, biro, direktorat, seksi, dan lain-lain dapat menimbulkan suatu kekuatan yang memisahkan diri dari kekuatan induknya. Dengan demikian spesialis yang terlalu jauh dalam lembaga dapat dipertemukan melalui koordinasi.

Koordinasi sangat penting dalam Manajemen, trutama dalam menyatukan pandangan umum dari pihak- pihak yang berkepentingan dengan kegiatan dan tujuan organisasi. Koordinasi diperlukan untuk hubungan satu bagian dengan bagian lain untuk menciptakan aktivitas yang kompresif untuk tujuan organisasi secara keseluruhan, yaitu lingkup kerangka paying.  Tampa adanya koordinasi maka profesionalisasi dan organisasi kerja dalam setiap usaha koperasi akan sia-sia, karena setiap departemen sering kali hanya saling memperhatikan pekerjaan atau tugas masing-masing, tetapi melupakna tujuan organisasi secara keseluruhan.

Melalui koordinasi, setiap departemen dengan fungsi profesi tertentu dapat terintegrasi dan saling berhubungan sehingga dapat memainkan peran yang harmonis dalam mencapai tujuan bersama. Koordinasi sangan penting untuk meningkatkani efisien dan efektivitas pencapaian tujuan kelembagaan.

  • Macam-maam Koordinasi

Secara eoritis dapat dikemukakan beberapa macam koordinasi sesuai dengan ruangan lingkup dan arah kegiatannya. Berdasarkan ruang lingkup, koordinasi dapat menjadi beberapa tipe:

  • Koordinasi vertical. Terjadi antara para pejabat-pejabar dan bagian-bagian, sub-sub bagian dan staf lembaga yang berada di bawahnya.
  • Koordinasi horizontal. Terjadi antara pejabat yang memiliki hieraki yang sama dalam suatu lembaga, antara pejabat dari lembaga yang sederajat atau satu level.
  • Koordinasi fungsional. Terjadi antara pejabat, antar unit, dan antar lembaga, atas dasar kesamaan fungsi dan kepentingan.
  • Koordinasi diadonal. Terjadi antar pejabat atau unit yang memiliki perbedaan, baik dalam fungsi maupun tingkat hierarkinya.

  • Cara melakukan koordinasi

Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk berkoordinasi, seperti sutarto (1983) mengenai cara-cara koordinasi yaitu:

  • Mengadakan pertemuan informal
  • Mengaadakan pertemuan formal 
  • Membuat edara berantai kepada yang bersangkutan
  • Membuat penyebaran kartu yang diperlukan
  • Mengangkat coordinator
  • Membuart buku pedoman lembaga, buku pedoman tat kerja, buku pedoman kumpulan peraturan.
  • Berhubungan melalui atat penghubung (telepon)
  • Membuat tanda-tanda
  • Membuat symbol
  • Membuat kode
  • Bernyanyi bersama

Pada hakikatnya kordinasi dapat dilakukan formal maupun informal. Koordinasi formal dilakukan dengan adanya usaha impersonal, seperti dalam kehidupan birokrasi, membuat peratuaran atau pedoman. Sementara cara-cara informal dapat dilakukan dengan pembicaraan dan konsultasi pada saat bertemu diluar kepentingan dinas

  • Syarat-Syarat Koordinasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun