Mohon tunggu...
Rekka Hermawan
Rekka Hermawan Mohon Tunggu... General Manager di Waringin Hospitality Hotel Group

Sebagai seorang profesional yang aktif bekerja sekaligus menempuh pendidikan, saya memiliki semangat tinggi dalam mengelola waktu dan mengembangkan diri. Dengan pengalaman di dunia kerja yang memperkaya perspektif saya, saya juga memiliki ketertarikan dalam menulis berita, terutama yang berkaitan dengan kejadian di sekitar. Ketertarikan ini lahir dari keinginan untuk mengamati, menganalisis, dan menyampaikan informasi secara objektif dan menarik. Dengan kombinasi antara disiplin kerja dan rasa ingin tahu akademik, saya berupaya menghadirkan tulisan yang informatif, relevan, dan bermanfaat bagi pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tahu Sumedang , Langkah Kecill Nadia Menuju Mimpi Besar

15 Maret 2025   00:30 Diperbarui: 15 Maret 2025   00:24 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Usaha Nadia Tahu Sumedang 

Di bawah langit Bandung yang biru dan sejuk, pagi itu berbisik lembut, menyapa setiap sudut kota dengan keheningan yang penuh arti. Lapangan Saparua, yang biasanya dipenuhi pelari yang terengah-engah mengejar waktu, kini mengundang kedamaian di sudut-sudutnya. Di sana, di antara keramaian yang berlari menuju tujuan masing-masing, Nadia berdiri di balik gerobak kecilnya, dengan tangan terampilnya menggoreng tahu sumedang yang berkilau keemasan. Setiap gorengan bukan hanya sekadar camilan, melainkan potongan impian yang terbuat dari ketekunan, kesabaran, dan cinta yang tak terucapkan.

Nadia, seorang ibu dengan segala peran yang ia pikul, menjalani hidup dalam dua dunia yang berlawanan. Di hari biasa, ia bekerja di kantor, berjuang untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya. Namun, ketika akhir pekan tiba, ia memilih untuk tidak beristirahat seperti banyak orang lain. Di antara hiruk-pikuk orang yang berlari, ia berdiri dengan tenang, menggenggam harapan dalam setiap potongan tahu yang ia goreng. Lapangan Saparua yang sibuk menjadi saksi perjuangan seorang wanita yang tak pernah berhenti mengejar mimpinya, meskipun mimpi itu dimulai dari sesuatu yang sederhana.

 Nadia bukan hanya seorang penjual tahu sumedang. Ia adalah simbol dari ketekunan yang disembunyikan dalam kesederhanaan, sebuah perjalanan yang tampak biasa, namun sarat makna. Setiap gorengan tahu yang ia sajikan adalah sebuah langkah kecil menuju impian besar. Meskipun ia hanya berdiri di balik gerobak kecil, saya tahu bahwa di dalam dirinya ada sebuah api yang tak pernah padam---api yang terus membakar semangatnya untuk menggapai sebuah tujuan yang lebih tinggi. Impian itu adalah tentang sebuah toko tahu sumedang yang dikenal banyak orang, bukan hanya karena rasanya yang lezat, tetapi juga karena kisah-kisah yang terkandung di dalamnya, yang tumbuh dari usaha dan kerja keras tanpa henti.

Sajian Tahu Sumedang yang baru dihidangkan
Sajian Tahu Sumedang yang baru dihidangkan

Ada saat di mana seorang pembeli bertanya, "Nadia, kenapa tahu sumedangnya terasa berbeda?" Saya mendengar pertanyaan itu dengan penuh rasa ingin tahu, berharap bisa menangkap esensi dari jawabannya. Nadia tersenyum, tatapannya lembut, seperti memancarkan kedalaman makna. "Karena tahu ini dibuat dengan kasih, dengan ketulusan," jawabnya dengan suara yang begitu penuh arti. Kata-katanya sederhana, namun seperti bisikan angin yang menyentuh hati. Saya tahu, dalam setiap gorengan yang ia buat, ada lebih dari sekadar rasa---ada cinta yang mengalir dalam setiap langkahnya, ada kisah yang tak tampak, namun terasa begitu dalam.

Melihatnya berdiri dengan sabar, meskipun usaha yang ia jalani masih kecil, saya merasa bahwa Nadia mengajarkan saya lebih dari sekadar tentang bisnis. Ia mengajarkan tentang keberanian untuk memulai meski langkah pertama tampak kecil dan tidak sempurna. Ia tahu bahwa mimpi besar tak harus dimulai dengan hal yang megah. Terkadang, mimpi besar dimulai dengan langkah pertama yang penuh ketulusan, meskipun dimulai dengan satu gorengan tahu sumedang yang sederhana.

Tahu Sumedang & Lontong
Tahu Sumedang & Lontong

Saya percaya, suatu hari nanti, toko tahu sumedang yang Nadia impikan akan berdiri tegak, dikenal bukan hanya karena rasanya yang tiada duanya, tetapi karena perjalanan panjang yang ia tempuh untuk mencapainya. Setiap langkah kecilnya membawa ia lebih dekat pada impian itu, seperti setiap gorengan tahu yang ia sajikan membawa ia lebih dekat kepada tujuannya. Dalam setiap potongan tahu sumedang yang ia goreng, saya melihat perjalanan hidup yang tak kenal lelah---perjalanan menuju sebuah impian besar yang dimulai dari hal yang paling sederhana.

Dalam langkah kecilnya, Nadia mengajarkan kita bahwa tak ada impian yang terlalu besar untuk dimulai, dan tak ada langkah yang terlalu kecil untuk diambil. Seperti tahu sumedang yang digoreng dengan sabar dan penuh cinta, mimpi besar pun bisa dimulai dari sebuah titik yang penuh ketulusan. Seiring waktu, setiap usaha yang dilakukan dengan hati yang penuh harapan akan menghasilkan sesuatu yang lebih besar, dan seperti tahu sumedang yang mengalirkan kehangatan, impian Nadia pun akan terus mengembang, memberikan kehangatan dan inspirasi bagi dunia di sekitarnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun