Mohon tunggu...
Reki Fahlevi
Reki Fahlevi Mohon Tunggu... Warga Lampung Barat

Research, Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nama Lampung

24 Mei 2015   19:46 Diperbarui: 28 Juli 2018   00:46 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Sayuti Ibrahim (1995:4-7) dalam buku handak II, apabila diselusuri baik berdasarkan penyelidikan ahli sejarah ataupun berdasarkan cerita-cerita rakyat, maka ada lima pendapat tentang asal usul adanya nama Lampung, yaitu:

1. Menurut hasil penyelidikan Residen Lampung yang pertama, orang Belanda yang berkuasa di Lampung tahun 1829 sampai 1834 Masehi. Ia mengatakan asal usul nama Lampung, mengambil dari sebuah sebutan Puyang si Lampung. Puyang si Lampung adalah ratu Belalau di Sekala Beghak disekitar Gunung Pesagi. Tercatat dalam buku sejarah majapahit bahwa : Sang Dewa Senembahan dan pengantin perempuannya Widodari Sinuhun mempunyai tiga anak bersaudara. Si Jawa memerintah Kerajan Majapahit, Si Pasundan memerintah Kerajaan Pajajaran dan Si Lampung memerintah keratuan Belalau di Sekala Beghak. 
2. Lampung berasal pubalahan dari Lambung, dimana hal ini menunjukkan bahwa nenek moyang kita Lampung berasal dari daerah yang tinggi atau daerah pegunungan. Daerah tinggi atau daerah pegunungan yang dimaksud, tidak lain yaitu dari daerah Sekala Beghak, sekitar kaki Gunung Pesagi, yang sekarang Masuk dalam dua Kecamatan yaitu Kecamatan Belalau dan Kecamatan Balik Bukit. 
3. Lampung berasal dari kata-kata Lappung (bahasa Batak), yang artinya lebar. Pada waktu terjadi gunung merapi meletus di pulau Andalas bagian utara yang sekarang berubah menjadi Danau Toba. Empat orang bersaudara menyelamatkan diri dari bencana tersebut, mereka menaiki rakit masing-masing, diantara mereka empat saudara tersebut yang bernama Ompung Silamponga terdampar di pantai laut Krui. Ompung Silamponga menaiki perladangan dan menuju puncak Gunung Pesagi. Dari puncak Gunung Pesagi, setelah ia melihat pemandangan yang luas dan bagus, Ompung Silamponga ada yang menyuruhnya untuk mengatakan: Lappung, lappung, lappung. Hal ini dikarenakan ia merasa kagum. Berdasarkan hikayat di Lampung, maka besar kemungkinan bahwa: nenek moyang orang Lampung berasal dari suku Batak. Diantara Lampung dan Batak banyak persamaan, terutama dalam bahasa, misalnya Lampung menggunakan tulisan Ka-Ga-Nga, Batak menggunakan tulisan Ka-Ga-Nga pula. Lampung mempunyai salah satu kebuayan yang bernama Buay Manik, Batak mempunyai Marga Manik, disamping itu orang batak mengakui bahwa mereka adalah satu keturunan dari orang Lampung. 
4. Menurut penelitian ahli sejarah Belanda Prof. Dr. Krom, ia mengatakan istilah Lampung berasal dari bahasa Cina. Menurut dialek bahasa Cina Lampohwang yang maksudnya adalah Lampung. Hal ini dapat kita baca yang tercatat dalam buku susunan Prof. Dr. Krom yang berjudul Zaman Hindu halaman 48. Menurut Prof. Dr. Krom pada abad ke-4 Masehi, Kerajaan Tulang Bawang di Lampung mengirimkan utusan ke Kerajaan Cina tepatnya dikota Kwancou. Kota Kwancou selain merupakan kota dagang yang ramai dan maju, keamanan dikota itu cukup terjamin. Oleh sebab itu kota Kwancou ramai didatangi para pedagang dari berbagai negara, termasuk pedagang dari Indonesia. 
5. Menurut cerita rakyat, khususnya orang-orang tua kelompok Lampung Peminggir/ Saibatin, nama Lampung berasal dari salah satu peristiwa yang terjadi dilaut. Pada waktu nenek moyang kelompok Lampung peminggir berlayar menyisiri pesisir laut, mereka mencari permukiman baru yang tanahnya subur yang dapat untuk bercocok tanam. Ditengah pelayaran, perahu yang dinaiki mereka terselam dan kadang-kadang terapung. Laut dengan kejadian tersebut dinamai mereka Lampung yang berasal dari katimat terselam dan terapung. Berkemungkinan kejadian tersebut dilaut antara Kalianda dan laut Teluk Betung sehingga timbulnya nama Teluk Lampung.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun