Mohon tunggu...
rehan maulana ibrahim
rehan maulana ibrahim Mohon Tunggu... MAHASISWA

SAYA SEKARANG MENEMPUH PENDIDIKAN DI UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA DENGAN PROGAM STUDI S1 BIOTEKNOLOGI. SEBELUM SAYA MENJDI MAHASISWA SAYA JUGA MENEMPUH PENDIDIKAN DI SMA BUDI UTOMO SURAKARTA DAN SAMBIL MONDOK MENGKAJI ALQURAN DAN AL HADIST DI PONDOK PESANTREN MODERN BUDI UTOMO SURAKARTA SELAMA 3 TAHUN.SAYA JUGA MENGIKUTI DIKLAT ATAU TES MUBALIGH MUBALIGHOT DI PONDOK PESANTREN WALI BAROKAH KOTA KEDIRI DAN PONDOK PESANTREN AL UBAIDAH KERTOSONO NGANJUK JAWA TIMUR.

Selanjutnya

Tutup

Nature

menjaga warisan leluhur:memanen padi menggunakan ani ani ditengah arus modernisasi

11 Oktober 2025   11:15 Diperbarui: 11 Oktober 2025   11:19 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ani-ani berada di persimpangan itu: ia adalah simbol pertanian tradisional yang lambat, namun kaya makna. Dengan selektivitas, kehati-hatian, dan makna budaya di baliknya, ani-ani mengajarkan kita bahwa dalam memperoleh hasil, cara kita memanen juga penting—bukan cuma kuantitas, tetapi integritas, keberlanjutan, dan rasa hormat terhadap alam.

Jadi, bagaimana agar tidak hanya modern, tapi manusiawi?

Bayangkan sebuah sawah masa depan, di mana petani tidak sekadar mengejar produksi tinggi, tapi juga warisan nilai, tanah sehat, dan komunitas kuat. Di sana, ani-ani masih digunakan bukan sebagai nostalgia semata  melainkan sebagai pilihan sadar dalam sistem pertanian yang adil dan berkelanjutan.

Mari bersama sama menjaga warisan agraris ini ,kita jangan sampai membiarkan nilai tradisi hilang ditelan arus modernisasi,akan tetapi kita harus menggabungkan yang terbaik antara teknologi dan kearifan lokal. Karena pertanian bukan hanya soal panen, tapi tentang bagaimana kita memanen masa depan kita sendiri dengan cara yang bijaksana.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun