Dubai, salah satu negara di Uni Emirat Arab yang terkenal dengan kekayaan harta yang berlimpah akhir-akhir ini dikejutkan dengan adanya fenomena hujan deras yang mengakibatkan banjir. Intensitas hujan yang tinggi tersebut memecahkan rekor yang diimbangi dengan pemanasan iklim. Disampaikan oleh Richard Allan selaku professor ilmu iklim di Univercity of Reading bahwa adanya banyak kelembapan yang menjadi pemicu adanya badai dan hujan lebat (BBC, 2024).
Matt Taylor, Ahli meteorologi BBC Weater sudah memperkirakan sebelumnya bahwa cuaca buruk tersebut akan terjadi. Pasalnya, pada Uni Emirat Arab (UEA) tidak biasanya turun hujan dikarenakan negara tersebut cenderung gersang, namun hanya terjadi pada periode-periode tertentu dibulan musim dingin. Menurut data PBB, curah hujan yang turun dalam fenomena tersebut sebesar 100 mm dan terjadi hanya dalam 12 jam saja setara dengan curah hujan turun selama setahun.
Fenomena hujan deras di Dubai tersebut menimbulkan dampak yaitu banyaknya genangan air dan angin kencang. Peristiwa tersebut juga berdampak pada penerbangan di Bandar Udara Internasional Dubai yang merupakan bandar udara terpadat didunia dalam ranah internasional. Akses dalam penerbangan juga terhambat karena adanya petir yang menyambar langit dan terkadang menghantam puncak Burj Khalifa, Gedung tertinggi di dunia. Selain itu, berbagai kegiatan sehari-hari seperti bekerja, kegiatan belajar di sekolah dan lain sebagainya terpaksa dilakukan dari jarak jauh semenjak peristiwa badai dan banjir (VoA, 2024).
Sumber:
Poynting, M., & Silva, M. (2024, April 18). Apakah hujan buatan jadi penyebab banjir di Dubai?. BBC News. Diakses dari  https://www.bbc.com/indonesia/articles/c1ejqkp541lo
VoA. (2024, April 16). Hujan Deras Sebabkan Banjir di Uni Emirat Arab dan Sekitarnya. Â voaindonesia.com. Diakses dari https://www.voaindonesia.com/a/hujan-deras-sebabkan-banjir-di-uni-emirat-arab-dan-sekitarnya/7572102.html
