Gambar 1. Skema Cara Kerja DART System Sumber: NOAA
Selain itu juga pemerintah daerah baiknya sering mengadakan penyuluhan mengenai tsunami, mulai dari apa itu tsunami, bahaya yang ditimbulkan serta tata cara dan rute evakuasi diri. Hal ini akan sangat membantu dalam upaya reduksi jumlah korban yang jatuh.
Gambar 3. Proses Penyebaran Informaso saat terjadi tsunami Sumber: BMKG
Meskipun Tsunami Early Warning System ini terbilang cukup efektif, namun pada kenyataan dilapangan masih banyak kendala dan kekurangan. Mulai dari sirine yang tidak bekerja, buoy yang kadang -- kadang hilang terbawa arus dan yang paling dikhawatirkan adalah false alarm atau alarm palsu. Alarm palsu ini akan menimbulkan gejolak kepanikan di masyarakat. Selain itu juga waktu pengolahan dan penetapan apakah tsunami akan terjadi atau tidak yang butuh beberapa menit. Tapi alat sumbangan dari German yang dihibahkan secara resmi tahun 2011 pada Indonesia yaitu GITEWS, sudah lebih baik karena dilengkapi perangkat lunak SeisComP3 yang hanya dalam waktu 2 menit bisa menentukan lokasi dan kekuatan gempa. Pengembangan lebih lanjut dibutuhkan untuk kebaikan system tsunami buoy ini. Agar korban bisa diminimalisir bahkan sampai tidak ada korban jiwa.
Koordinasi antara BMKG sebagai lembaga yang berwenang dengan pemerintah daerah sangat penting. Penyebaran informasi setelah semua data diolah dari perangkat alat haruslah cepat dan tepat. Pada proses penyebaran informasi ini, peranan pemerintah daerah sangat penting.