Hari ini jumat 23 November 2018 sekitar pukul 13.30 WIB. 4 orang depcolector mengikuti karyawan saya yang bernama Riski, ditengah jalan dikisaran Jl.TPU KOBER Penggilingan 4 orang tersebut menghadang karyawan saya dan menarik kendsaraan bermotoR hONDA bETA WARNA hitam.Â
Mereka ambil kendaraan dengan paksa padahal karyawan saya bilang temui BOSS dl dikantor karena jaraknya dengan tmpt perampasan hanya sekitar 500m saja, tetapi ke 4 orng ini tdk mau dan kemudian membawa mtr beserta krywn saya ke kantor WOM Finance Rawamangun. Sampai disana mrk hanya memberikan surat kontrak piutang tanpa ada surat resmi penarikan atau surat Fedusia.
Kemudian mrk memberikan nomer tlp HP atas nama Bpk. ZUBARDI,, serelah smpai dikantor krywn saya hanya menyerahkan surat piutang saja tdk dilengkapi dengan surat penarikan...Â
Apakah seperti ini cara WOM Finance sepeti BEGAL dan tdk bs menunjukkan surat FEDUSIA atau surat penarikan. Padahal posisi nya disini kredit macet hanya sebulan ( atau 1 kali angsuran terakhir ).
Menurut UU No. 42 thn 1999 terkait dengan kredit macet bahwa leasing atau debbcollector tdk bisa melakukan penariikan paksa dan bahakan Kementrian Keuangan pun telah mengelurakan PMK No. 130/PMK.10/2012 yang menuyatakan jika leasing dilarang melakukan penarikan secara paksa kendaraan Nasabah yang mengalami kredit macet. Jadi apabila hendak mengambil jaminan harus membawa surat penetapam eksekusi dari Pengadilan.
Ini namanya perampasan / tdk beda dengan pembegalan. Semua harus sesuai prosedur. Harus ada surat peringatan dulu lah,, jangan main rampas ditengah jalan.Â
WOM Finance tdk lebih seperti PEMBEGAL. Hal ini saya alami dengan WOM Finance Rawamangun.
