Mohon tunggu...
Gusti Pt Diva Pradnya Agustini
Gusti Pt Diva Pradnya Agustini Mohon Tunggu... Mahasiswa PGSD Universitas Pendidikan Ganesha

Gusti Ayu Putu Diva Pradnya Agustini (Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pasar Mini di Kelas Mini: Serunya Belajar Ekonomi Sejak Dini

21 April 2025   12:50 Diperbarui: 21 April 2025   12:50 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasar mini di kelas (sumber: https://chatgpt.com/)

Di era pembelajaran yang semakin mengarah pada penguatan kompetensi dan karakter, muncul kebutuhan untuk menghadirkan kegiatan yang tidak hanya kognitif, tetapi juga melatih keterampilan hidup nyata. Bayangkan suasana kelas berubah menjadi pasar kecil. Ada murid yang menjajakan makanan ringan, ada yang berperan sebagai pembeli, bahkan ada yang sibuk mencatat untung-rugi. Inilah gambaran sederhana dari pembelajaran ekonomi kontekstual di jenjang pendidikan dasar yaiti "Pasar Mini di Kelas Mini".

Meski terdengar sederhana, kegiatan ini menyimpan potensi besar dalam membentuk generasi yang melek ekonomi, mandiri, kreatif, dan bertanggung jawab. Melalui pendekatan experiential learning, pasar mini menghadirkan pengalaman belajar yang lebih kaya daripada sekadar membaca buku atau menonton video pembelajaran.

Ekonomi Bukan Hanya untuk Orang Dewasa

Selama ini, ilmu ekonomi sering dianggap sebagai ranah orang "dewasa" yang penuh angka, teori rumit, dan keputusan besar yang menyangkut negara. Namun jika ditarik ke akar paling sederhana, ekonomi sebenarnya adalah tentang bagaimana seseorang memutuskan untuk menggunakan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan. Dan fakta menariknya, anak-anak sudah mulai bersentuhan dengan dunia ekonomi sejak mereka diberi uang jajan, memilih mainan, atau menabung untuk membeli barang impian.

Mengajarkan ekonomi sejak dini bukan berarti membebani anak dengan istilah-istilah berat seperti inflasi atau pasar modal, tetapi justru mengajak mereka memahami nilai uang, kerja keras, dan bijak dalam membuat keputusan. Pasar mini menjadi jembatan konkret dalam memperkenalkan konsep-konsep tersebut secara menyenangkan dan aplikatif.

Mengapa Harus Sejak Dini?

Mengajarkan ekonomi sejak dini bukan berarti menanamkan semangat kapitalisme dini, tetapi justru membekali anak dengan pemahaman tentang nilai kerja, kejujuran, tanggung jawab, dan kesadaran sosial. Misalnya, ketika seorang murid menyumbangkan sebagian hasil jualannya untuk kegiatan sosial sekolah, ia belajar bahwa ekonomi bukan hanya soal untung, tetapi juga kebermanfaatan.

Dengan mengalaminya secara langsung, anak akan lebih mudah memahami konsep abstrak seperti kebutuhan vs keinginan, kelangkaan, atau fungsi uang. Ini menjadi fondasi penting dalam membentuk pribadi yang bijak secara finansial sejak dini.

Belajar Ekonomi Melalui Pengalaman Langsung

Pasar mini bukan sekadar kegiatan bermain peran. Ia adalah bentuk pembelajaran kontekstual yang mengedepankan pengalaman langsung sebagai sarana pembentukan pemahaman konseptual. Melalui simulasi pasar, siswa belajar tentang:

  • Peran ekonomi: sebagai produsen, konsumen, dan distributor.
  • Pengelolaan uang: menghitung modal, menentukan harga, menghitung keuntungan, hingga melakukan pencatatan transaksi.
  • Keterampilan komunikasi: menjelaskan produk, bernegosiasi harga, melayani pelanggan.
  • Kerja sama dan tanggung jawab: bekerja dalam kelompok, membagi tugas, dan bertanggung jawab terhadap hasil kerja.
  • Karakter dan nilai sosial: seperti kejujuran dalam menjual, etika berdagang, serta kepedulian terhadap sesama jika sebagian hasil penjualan disumbangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun