Mohon tunggu...
REDEMPTUS UKAT
REDEMPTUS UKAT Mohon Tunggu... Lainnya - Relawan Literasi

Lakukanlah segala pekerjaanmu di dalam kasih (1kor. 16:14)

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Fenomena Ghosting dan Pesan Paus "Datang dan Lihatlah"

22 Mei 2021   08:32 Diperbarui: 22 Mei 2021   08:37 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terhadap fenomena ghosting ini, Pesan Bapa Paus Fransiskus pada peringatan Hari Komunikasi Sedunia Ke -- 55 bertajuk "Datang dan Lihatlah" sangat penting untuk kita refleksikan bersama.

Kalimat yang menurut saya pas untuk direfleksikan yakni ketika paus mengatakan: "Dalam komunikasi tidak ada yang bisa sepenuhnya menggantikan "melihat" secara pribadi. Beberapa hal hanya dapat dipelajari dengan mengalami. Kita tidak berkomunikasi hanya dengan kata -- kata, tetapi dengan mata, dengan nada suara, dan dengan gerakan."

Melalui kalimat ini Paus mau mengingatkan kita bahwa kehadiran secara nyata di hadapan orang lain adalah bentuk komunikasi yang paling efektif dan tidak bisa digantikan dengan apa pun termasuk media sosial.

Dengan kehadiran secara langsung, kita tidak saja mendapatkan informasi yang jujur karena melibatkan seluruh indera kita saat berbicara dengan orang lain, tetapi pada saat yang sama kehadiran dapat membantu kita mengenal orang lain secara intens sehingga kita tidak gampang membuat suatu hubungan percintaan dengan seseorang.

 Selain itu kalimat lain yang bisa kita jadikan bahan refleksi yakni ketika Bapa Suci mengatakan: "Sejak lama kita sudah mengetahui bagaimana berita dan bahkan gambar mudah dimanipulasi dengan pelbagai alasan.

Kadang -- kadang hanya karena narsisme belaka". Kalimat sederhana ini mau mengingatkan kita bahwa media sosial bukanlah tempat yang aman bagi siapa pun untuk menjalin hubungan percintaan.

Media sosial bisa saja menjadi ruang berbahaya untuk saling menipu, saling memanfaatkan, saling membenci dan saling meng-ghosting karena kurangnya kesempatan untuk memverifikasi setiap informasi yang diberikan oleh seseorang kepada kita.

Karena itu ketika kita menjalin suatu hubungan hanya dengan bermodalkan media sosial tanpa bertemu secara langsung, itu sama saja kita sementara menggali lubang untuk diri kita sendiri supaya masuk ke dalam jebakan ghosting atau bahaya lain yang lebih besar. Mengapa demikian?

Menurut saya ada dua alasan utama. Pertama, kita tidak bisa memastikan apakah orang yang membangun hubungan dengan kita benar -- benar mencintai kita. Sebab kita tidak melihat ekspresi wajahnya, kita tidak mendengar suaranya, kita tidak bisa melihat gerakan tubuh atau gesturnya dan kita tidak bisa merasakan ketulusan dari setiap sentuhan yang ia berikan. Orang itu bisa saja berbohong demi keuntungan -- keuntungan tertentu yang tidak kita prediksi sebelumnya.

Kedua, kita tidak bisa memastikan apakah orang tersebut sesuai dengan kriteria kita. Sebab di media sosial banyak orang menutupi identitas aslinya atau memajang foto diri yang cantik atau ganteng (foto editan) padahal sejatinya tidak.

Mereka bermodalkan identitas dan foto palsu itu mulai merayu targetnya lalu menjalin hubungan percintaan. Akibatnya ketika bertemu secara langsung, orang yang merasa pasangannya tidak sesuai kriterianya akan menghilang tanpa berita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun