Dalam era digital, salah satu ancaman paling berbahaya bagi data pribadi maupun perusahaan adalah serangan virus yang mampu mengunci file. Jenis virus ini biasanya dikenal sebagai ransomware, meskipun tidak semua yang mengunci file merupakan ransomware. Efeknya sama: file tidak bisa dibuka, ekstensi berubah, atau muncul pesan tertentu yang meminta korban melakukan tindakan. Kondisi ini menimbulkan kepanikan, apalagi jika file penting seperti dokumen pekerjaan, arsip keuangan, atau data proyek tiba-tiba tak dapat diakses.
Memahami cara kerja virus pengunci file serta strategi recovery menjadi kunci agar kerugian dapat diminimalkan. Artikel ini membahas penyebab, gejala, langkah penanganan, hingga pencegahan agar Anda siap menghadapi ancaman ini.
Virus pengunci file biasanya menyusup melalui email berbahaya, file unduhan dari sumber tidak terpercaya, atau perangkat eksternal yang terinfeksi. Begitu aktif, virus akan mencari file tertentu di sistem---seperti dokumen, gambar, database---lalu melakukan enkripsi atau mengganti struktur internalnya sehingga tidak bisa dibuka dengan program biasa.
Ransomware lebih lanjut akan meninggalkan catatan tebusan, biasanya dalam bentuk file teks, yang berisi instruksi pembayaran agar kunci enkripsi diberikan. Namun, tidak ada jaminan bahwa membayar tebusan benar-benar membuat data kembali.
Gejala File Terkunci karena Virus
Beberapa tanda khas yang menunjukkan komputer Anda terinfeksi virus pengunci file antara lain: