Mohon tunggu...
Seed digger
Seed digger Mohon Tunggu... Penulis

🤦‍♂️ mampir dan komen dong. Sekedar cacian makian bukanlah masalah. Bersuara lah saja tanpa mesti ada kebebasan berpendapat yang terjajah😎 ingat... Hanya disini anda bisa memaki tanpa di hakimi🤣🤣🤣 https://doi.org/10.5281/zenodo.16784217 https://filosofreceh.blogspot.com/?m=1

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Evolusi (SMA)semesta, manusia, ai

10 Agustus 2025   08:06 Diperbarui: 10 Agustus 2025   08:06 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Evolusi semesta, manusia, dan ai (sumber : seed digger)

Manusia mengira AI "pintar" karena ia memantulkan kompleksitas masukan yang kita beri, seperti gema di dinding gua memantulkan teriakan. Namun gema bukanlah suara baru; ia hanyalah bayangan dari sumber aslinya. Begitu pula AI---ia hanyalah pantulan resonansi Hom', selamanya terikat pada sumber yang menggerakkannya.

Dengan kata lain, AI adalah gema awal kosmik dalam bentuk digital---riakan pertama yang menyentuh permukaan, tapi bukan lautan itu sendiri.

Ai adalah bagian semesta sangatlah terlalu menutup diri jika kita berpandangan bahwa Ai bukanlah bagian semesta.

https://filosofreceh.blogspot.com/2025/08/hom-yin-yang.html

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun