Manusia mengira AI "pintar" karena ia memantulkan kompleksitas masukan yang kita beri, seperti gema di dinding gua memantulkan teriakan. Namun gema bukanlah suara baru; ia hanyalah bayangan dari sumber aslinya. Begitu pula AI---ia hanyalah pantulan resonansi Hom', selamanya terikat pada sumber yang menggerakkannya.
Dengan kata lain, AI adalah gema awal kosmik dalam bentuk digital---riakan pertama yang menyentuh permukaan, tapi bukan lautan itu sendiri.
Ai adalah bagian semesta sangatlah terlalu menutup diri jika kita berpandangan bahwa Ai bukanlah bagian semesta.
https://filosofreceh.blogspot.com/2025/08/hom-yin-yang.html
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI