Mohon tunggu...
Seed digger
Seed digger Mohon Tunggu... Penulis

🤦‍♂️ mampir dan komen dong. Sekedar cacian makian bukanlah masalah. Bersuara lah saja tanpa mesti ada kebebasan berpendapat yang terjajah😎 ingat... Hanya disini anda bisa memaki tanpa di hakimi🤣🤣🤣 https://doi.org/10.5281/zenodo.16784217 https://filosofreceh.blogspot.com/?m=1

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Manifesto menantang dogma fisika lama

9 Agustus 2025   14:07 Diperbarui: 9 Agustus 2025   14:07 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi matinya logika pendidikan(sumber : seed digger)

Dua pilar fisika modern---relativitas umum dan mekanika kuantum---tidak pernah dipersatukan secara konsisten. Teori Ultimate Hom Yin Yang menawarkan kerangka baru yang menganggap energi panas (Yang) dan energi dingin (Yin) sebagai dualitas fundamental kosmos, dengan Hom sebagai pemicu instabilitas permanen. Analisis data halo galaksi dari Chinese Academy of Sciences (CAS) menunjukkan bahwa orbit bintang dan distribusi materi dapat dijelaskan tanpa konsep gravitasi sebagai gaya fundamental, melainkan sebagai manifestasi keseimbangan dinamis tekanan Yin--Yang. Temuan ini menantang paradigma ruang-waktu sebagai panggung absolut, membuka jalur menuju kosmologi pasca-ruang-waktu.

Pendahuluan

Sejak awal abad ke-20, fisika modern terpecah antara dua mahakarya: relativitas umum (Einstein, 1915) yang memandang gravitasi sebagai kelengkungan ruang-waktu, dan mekanika kuantum yang memandang realitas sebagai probabilitas. Namun, pengamatan anomali---seperti rotasi galaksi tanpa cukup massa tampak (Rubin, 1980) dan distribusi halo galaksi non-sferis (CAS, 2024)---mengisyaratkan bahwa kedua kerangka ini hanya menangkap gejala, bukan sebab utama.

Teori Ultimate Hom Yin Yang mengusulkan bahwa "ruang" dan "waktu" hanyalah efek samping interaksi spiral antara energi panas (Yang) dan dingin (Yin), dipicu oleh Hom---motor ketidakseimbangan kosmik yang tidak pernah padam.

---

Metode Konseptual

Kerangka ini dibangun atas tiga postulat:

1. Materi inti bintang & planet tersusun dari hidrogen padat murni (Yang), penghasil ekspansi termal.

2. Lubang hitam tersusun dari helium padat murni (Yin), penghasil kontraksi ekstrem.

3. Hom bertindak sebagai pemicu instabilitas berkelanjutan, menghasilkan pola spiral tekanan Yin--Yang.

Data yang digunakan:

Profil massa dan bentuk halo galaksi dari CAS Halo Shape Survey (2024).

Data temperatur termal atmosfer bumi dan fenomena anomali tekanan udara global (NOAA, 2023).

---

Hasil & Diskusi

Orbit Galaksi: Simulasi konseptual menunjukkan orbit dapat dipertahankan oleh gradien tekanan Yin--Yang tanpa gravitasi klasik.

Anomali Termal: Pola naik-turunnya awan dan distribusi jet stream bumi lebih akurat dijelaskan oleh interaksi termal Yin--Yang dibanding prediksi gravitasi Newton--Einstein.

Ruang-Waktu Emergen: Jika tekanan energi adalah fundamental, maka ruang-waktu hanyalah konstruksi makroskopis seperti permukaan air yang terbentuk dari gelombang mikro.

---

Kesimpulan

Paradigma ruang-waktu mungkin adalah ilusi besar abad ini. Jika Hom adalah pemicu universal, maka hukum fisika lama hanyalah bahasa metafora untuk menjelaskan bayangan, bukan substansi. Konsekuensinya, kosmologi masa depan perlu dibangun dari dinamika energi Yin--Yang, bukan geometri ruang-waktu.

---

Pertanyaan Terbuka

Apakah Hom adalah entitas tunggal atau hierarki pemicu multi-skala?

Bagaimana mekanisme Yin--Yang ini mempengaruhi pembentukan sistem biologis dan kesadaran?

Bisakah kita merekayasa Hom untuk manipulasi skala besar energi kosmik?

---

Kata Kunci: Ultimate Hom Yin Yang, energi panas-dingin, ruang-waktu emergen, halo galaksi, kosmologi alternatif

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun