Mohon tunggu...
Re Ayudya
Re Ayudya Mohon Tunggu... Lainnya - Psikoedukator_Konselor

Enthusiast to Psychology and Education

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Etika Menjenguk Orang Sakit

2 Maret 2022   16:00 Diperbarui: 2 Maret 2022   16:04 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika teman, kerabat, keluarga atau kenalan kita mengalami sakit, biasanya hati kita terdorong untuk menjenguk dan memberi dukungan pada mereka. Bentuk dukungan yang kita berikan pun beragam, seperti membawakan bingkisan, makanan, atau mengucapkan kalimat-kalimat positif untuk menyemangati dan menghibur mereka, tetapi tahukah kita bahwa rupanya menjenguk orang sakit itu ada etikanya? Ada beberapa hal yang justru tidak disarankan untuk dilakukan ketika menjenguk seseorang yang sedang sakit.

Kita tidak mau kan? karena ketidaktahuan mengenai etika menjenguk orang sakit ini, maksud baik kita justru malah dirasa merugikan mereka yang kita jenguk? Lalu apa saja etika dalam menjenguk orang sakit itu? 

Berikut penjelasannya:

  • Bertanya atau konfirmasi terlebih dulu

Terkadang orang yang sedang sakit membutuhkan waktu sendiri dan tidak ingin bertemu orang lain. Daripada kita berasumsi bahwa kehadiran kita akan menghibur mereka, lebih baik kita bertanya lebih dulu apakah mereka yang sedang sakit itu bersedia dikunjungi atau tidak. Apakah kondisinya memungkinkan untuk menerima kunjungan atau tidak? Apakah suasana hati mereka sedang oke untuk bertemu dengan orang lain, atau mereka lebih nyaman hanya bersama keluarganya saja, sehingga dapat beristirahat dengan tenang? Kita dapat bertanya pada keluarganya juga, dan pastikan bahwa kunjungan kita dapat membuat mereka yang sedang sakit merasa lebih baik. Hargai keputusan mereka apabila mereka sedang tidak ingin dikunjungi.

  • Atur waktu berkunjung

Kita bisa telepon/chat terlebih dulu pada mereka yang hendak kita jenguk, atau pada keluarga yang mendampingi. Kira-kira kapan waktu yang tepat untuk mengunjungi mereka. Jangan berkunjung sesuka hati kita.

  • Perhatikan lamanya waktu berkunjung

Waktu yang optimal mengunjungi orang sakit adalah 20 menit untuk kunjungan rata-rata, dan maksimal 10 menit apabila orang yang sedang sakit dalam kondisi sangat lelah atau dalam kondisi sakit yang ekstrim.

  • Menjaga kebersihan dan kesehatan

Apakah secara fisik kondisi kita cukup sehat? Apabila sedang tidak enak badan, sebaiknya tidak memaksakan diri untuk menjenguk mereka yang sedang sakit. Pastikan juga kondisi mental kita sedang stabil. Jangan menjenguk orang sakit ketika mood kita sendiri sedang buruk dan sensitif. Bila perlu, kita bisa memakai masker juga, serta perhatikan protokol kesehatan dan kebersihan yang berlaku. Tidak merokok serta mencuci tangan sebelum dan sesudah menjenguk.

  • Berempati dan Mendengarkan

Mendengarkan adalah hadiah terbaik yang dibutuhkan seseorang yang sedang dalam proses pemulihan dari sakit. Hal terpenting adalah bagaimana membuat mereka merasa didukung secara emosional dan tetap terhubung dengan orang-orang dekatnya. Saat mengunjungi orang sakit, kita tidak harus banyak bicara, tetapi lebih banyak mendengarkan. Bahkan, sekedar duduk diam dan memberikan empati saja, sudah cukup memberikan energi positif bagi mereka yang sedang sakit beserta keluarganya. Jangan meminta mereka menceritakan kronologis sakitnya, namun apabila dengan sendirinya mereka bercerita, kita dapat mendengarkannya dengan penuh empati. Dukung juga di dalam doa. Apabila hendak mendoakan secara terbuka, tanyakan dulu pada mereka, apakah mereka cukup nyaman apabila kita doakan secara langsung atau tidak?  Hargai apapun responnya.

  • Tidak menasihati tanpa diminta

Terkadang sebagai teman, kita ingin menyemangati, menolong atau membantu mereka yang sedang sakit, sehingga kita cenderung memberi saran kepada mereka untuk meminum berbagai jenis suplemen, atau makanan dan minuman tertentu. Kadang juga kita menyarankan mereka untuk berobat ke dokter A atau B, atau malah menasihati agar mereka dapat berpikir dan bersikap positif di tengah kondisi sakitnya. Terkadang terlalu banyak perhatian bukanlah hal yang baik bagi orang  yang sedang sakit. Hindari kalimat klise seperti "Tidak apa-apa. Bersyukurlah, karena Tuhan sedang menguji imanmu". Daripada menasihati dan memberi banyak saran, alangkah baiknya kita sampaikan maksud baik kita dengan bertanya "Apa yang kamu butuhkan saat ini? Apa yang bisa kulakukan untukmu?"

  • Jangan  membandingkan penderitaan

Berpikirlah sebelum berbicara. Tanyakan pada diri kita sendiri, apakah perkataan kita nantinya akan membantu dan meringankan rasa sakit mereka atau malah justru membuat mereka jadi makin stres? Jangan mengecilkan rasa sakit mereka dengan membandingkan penderitaannya. Misalnya berkomentar "Kamu masih beruntung, saya pernah lebih parah dari kondisimu." atau, "sepupu saya juga pernah mengalami sakit sepertimu, tapi dia berhasil sembuh.", atau "Tenang saja, kamu pasti sembuh" tanpa mengetahui secara menyeluruh bagaimana kondisi sakit mereka. Jangan juga menceritakan hal-hal negatif mengenai kondisi sakit yang diderita mereka.

  • Pertimbangkan bingkisan dan hadiah yang kita bawa

Pastikan kita membawa sesuatu yang benar-benar berguna dan menyenangkan bagi mereka yang sedang sakit. Daripada membawakan bunga, lebih baik mengumpulkan donasi yang dapat meringankan biaya perawatan. Apabila hendak membawa makanan/minuman, sebaiknya tanyakan terlebih dulu apakah kita boleh membawanya? karena siapa tahu mereka diharuskan menjalani diet terbatas. Jika berniat membawa makanan untuk keluarganya, kita juga bisa tanyakan jenis makanan/minuman apa yang sedang dibutuhkan atau yang sesuai dengan kondisi keluarga mereka. Kita bisa juga membawakan buku bacaan, permainan, alat mandi, aromaterapi atau sekedar memberikan daftar lagu untuk menyemangati dan menghibur mereka yang sedang sakit.

  • Jaga ketenangan selama kunjungan

Jangan membawa banyak orang hingga berkerumun, dan sebaiknya mematikan dering ponsel selama kunjungan. Bicaralah dengan nada bicara yang rendah, tidak tertawa berlebihan, atau berbicara lantang. Hindari juga melakukan foto-foto atau sekedar "selfie" dengan mereka yang sedang sakit, dan meng-uploadnya di media sosial. Apabila kita berniat untuk foto bersama dan di-upload di media sosial kita, sebaiknya tanyakan dulu apakah mereka dan keluarganya merasa nyaman dan memberi ijin untuk kita melakukannya? Hargai apabila mereka tidak bersedia dan merasa tidak nyaman dengan hal tersebut.


Semoga bermanfaat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun