Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tak Jelek Saat Dibanding dan Tiada Sempurna Kala Disanding

5 Maret 2024   17:51 Diperbarui: 5 Maret 2024   17:56 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prasasti Ciaruteun (abhiseva.id)

Menulis adalah sebuah proses yang menyenangkan, bagi beberapa orang.  Walaupun kadang hanya dinikmati sendiri atau terbatas oleh beberapa orang.  Tak bisa dipungkiri, seringkali membaca ulang susunan kalimat yang dituliskan bisa membuat hati senang.  Sesederhana apapun.

Menulis tentang apapun, di media manapun, tampaknya memang kebiasaan manusia sedari dulu.  Entah sekedar bercerita tentang sejarah di jamannya, atau berkisah tentang perasaannya di suatu bentang masa.

Sedari coretan di gua, tulisan di prasasti, goresan di candi, catatan di buku harian, kabar di kertas surat, berita di surat kabar, celotehan di blog sampai cuitan di sosial media. Sesederhana apapun, pasti ada nilainya.  Hanya tak semua orang mampu membaca value-nya.

Tak terbayang jaman dulu bagaimana proses manusia purba mencari alat pewarna dan media untuk menceritakan isi otaknya.  Atau bagaimana babad terukir di lontar atau dinding bebatuan candi,  atau waktu yang diluangkan saat berbagi cerita di mana-mana.

Hanya di zaman moderan, manusia mulai mengenal akan arti apresiasi.  Penghargaan atas hasil karya-(tulis)-nya.  Tolok ukur dan kriterianya pun bermacam-macam.  Paling sederhana adalah penghargaan dari kawan.  Respon atas apa yang ditulis.  Berupa balasan ataupun ungkapan tanggapan, walaupun cuma sekelumit pemikiran.

Walau tak semua tanggapan bernada positif.  Lihat saja di sosial media,  ada yang memang pemikirannya jelek, sehingga apapun yang ditulis dan disampaikan orang lain seakan-akan tak bagus.  Seakan-akan pemikirannya sendiri yang paling rapi dan agung.  Apalagi jika berseberangan pemikiran atas sebuah objek.

Padahal, sekali lagi.  Nilai sebuah tulisan adalah proses terbentuknya tulisan itu sendiri.  Walau ada yang rajin menulis untuk kemudian mungkin dibaca ulang dan diedit berkali-kali, sehingga kualitas tulisannya dianggap sempurna.

Saya jadi ingat, seorang kawan yang penulispernah berucap bahwa tulisan saya itu distinctive,   punya ciri khas tersendiri dan berbeda dengan tulisan orang lainnya.  Saya pikir demikian juga dengan tulisan orang lain, pasti punya ciri khas sendiri.   Rasanya tentu tak elok melabeli sebuah tulisan jelek,  karya siapapun, atas alasan apapun.

Seperti halnya tugas akhir di ujung masa perkuliahan.  Ada yang bilang: tak ada skripsi yang sempurna, yang ada adalah skripsi yang selesai.  Begitupun halnya sebuah tulisan apapun.  Asal karya sendiri dan proses olah pikiran saat mewujudkannya menjadi sebuah paparan, itulah yang membuatnya menjadi berharga.

Sebuah tulisan karya siapapun, punya nilainya sendiri.  Tak kan bisa dibanding, tak pernah bisa disanding.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun