Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Nostalgia dengan Radio Luar Negeri via Gelombang Pendek

26 Oktober 2022   05:04 Diperbarui: 26 Oktober 2022   05:10 1398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto radio dari artikel ayobandung.com

Pagi-pagi begini, ingatan melayang ke masa sekolah, tahun 1990 di salah satu sudut asrama sekolah, saat mendengarkan radio butut yang cuma bisa menangkap siaran gelombang pendek. 

Jaman segitu kebetulan di sekitar situ juga belum ada siaran radio FM, bahkan siaran radio AM (amplitude modulation) yang biasanya ada di kota kecil pun tak tertanggak radio kecil itu saking bututnya.

Untungnya pas selesai subuh, beberapa siaran radio dari luar negeri bisa didengarkan lewat gelombang pendek atau biasa disebut SW (short wave).  Itulah hiburan satu-satunya sebelum waktunya bersiap-siap ke ruang makan untuk sarapan.

Ada beberapa radio yang bisa ditangkap, tapi namanya SW harus sabar, kenop radio harus diputar pelan-pelan biar bisa pas dan suara penyiar terdengar cukup jelas.  Pilihan tentu saja ke radio yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai pengantarnya.  

Waktu itu ada beberapa radio luar negeri yang berbahasa Indonesia memang, yang paling top tentu saja Radio Australia Siaran Indonesia (RASI), Deutche Welle, Voice of Amerika (VOA) dan BBC, selain radio Jepang kalau tidak salah.

Radio Australia paling disukai, terutama di hari senin karena ada kuis berhadiah yang soalnya mudah.  Saya ingat dulu pernah memenangkan novel dan baju kaos dan dikirimkan ke sekolah, selain mendapatkan poster yang bergambarkan penyiar-penyiar dan juga stiker, salah satu koleksi favorit waktu itu.  

Selain kuis juga seringkali mengikuti kursus bahasa Inggris gaya Australia yang juga rutin dibawakan di radio. Belakangan baru tahu kalau siaran radio gelombang pendek mereka dihentikan pada tahun 2017 silam.

Selain Radio Australia, yang cukup sering didengarkan adalah Deutche Welle, siaran yang juga versi Bahasa Indonesia ini juga cukup menyenangkan disimak, karena berisikan berita aktual di Jerman dan tentu saja ada kurus bahasa Jerman gratis.  

Bahkan dulu pernah dikirimkan 4 jilid buku pengantar kursus bahasa Jerman.  Sayangnya saya tidak mengikuti kursus via radio sampai tuntas, jika tidak mungkin sekarang saya sudah fasih ngobrol pake Deutsch ya.  

Salah satu hal yang menyenangkan adalah saat penyiar mengucapkan : "inilah radio Jerman Deutche Welle", nadanya suaranya terdengar indah berayun begitu saat mengucap dua kata terakhir itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun