Mohon tunggu...
Dian Rahmawati
Dian Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka belajar hal baru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah dari Garis Imajiner Yogyakarta beserta Urutan, Makna, dan Filosofi

14 April 2021   10:56 Diperbarui: 14 April 2021   11:02 9585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam membangun ibu kota kesultanan itu tidak sembarang. Banyak bangunan bersejarah dan monumental di Kota Yogyakarta yang desain pembangunannya dibuat sedemikian rupa sehingga berada dalam satu garis lurus yang membentuk sebuah sumbu imajiner.

Selain itu, membangun kota dengan konsep Catur Gatra Tunggal yang menyatuhkan elemen pemerintahan, ekonomi, social, dan agama. Di antaranya membangun Kraton Yogyakarta, Pasar Beringharjo, Alun-alun, dan Masjid Gedhe Kauman.

Setelah dibangunnya garis imajiner tersebut, Gunung Merapi menjadi titik paling utara dari garis itu.

Dalam legenda, Pulau Jawa dinilai tidak seimbang seperti sekarang. Kepercayaan masyarakat Jawa pulau itu miring ke sebelah barat. Penyebabnya, di ujung itu terdapat banyak gunung sedangkan ditengah dan timur tidak ada.

Isi buku Lucas Sasongko Triyoga yang berjudul "Manusia Jawa dan Gunung Merapi" ia menyebutkan bahwa untuk menyeimbangkan pulau jawa itulah, Dewa Krincingwesi kemudian memerintahkan untuk memindahkan Gunung Jamurdwipa di barat Pulau Jawa, ke tengah Pulau Jawa, tempat sekarang beridirnya Gunung Merapi.

Namun pemindahan Gunung Jamurdwipa ini mengalami kendali.

Salah satunya lantaran ada dua orang empu sakti yang hidup di tengah Pulau Jawa. Mereka yakni kakak beradik Empu Rama dan Permadi.

Para Dewa yang mendatangi kedua empu ini pun akhirnya mengakui kesaktiannya. Mereka meminta keduanya untuk berpindah karena tempat tersebut akan menjadi tempat ditancapkannya pasak bumi penyeimbang pulau jawa.

Namun kedua empu ini menolak dengan alasan mereka tengah mengerjakan keris yang harus dikerjakan hingga selesai. Jika mereka tidak menyelesaikan, maka akan terjadi kekacauan.

Dewa Krincingwesi mendengar perkataan mereka, ia muka lalu menjatuhkan Gunung Jamurdwipa diatas mereka. Kedua empu ini terkubur dalam keadaan hidup. Roh kedua empu dipercayai menjadi penjaga Gunung Merapi hingga saat ini. Keduanya bahkan menjabat sebagai raja dari semua makhluk halus di Merapi.

Begitulah kisah hubungan Kraton dengan Gunung Merapi, yang kerap dipercaya masyarakat Yogyakarta sebagai asal-usul dari garis imajiner(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun