Mohon tunggu...
Ray Silva
Ray Silva Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah,Universitas Negeri Padang

Sekretaris Umum HIMA Sejarah FIS,UNP Ketua Bidang KPP HMI Komisariat IS UNP

Selanjutnya

Tutup

Book

(Resensi) Mengupas Karya Sang Sejarawan Anthony Reid : Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680 (Jilid I : Tanah di Bawah Angin)

25 Juni 2022   22:45 Diperbarui: 28 Juni 2022   15:48 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Karya Anthony Reid : Asia Tenggara dalam Kurun Waktu 1450-1680 ( jilid I : Tanah di Bawah Angin)

Judul buku : Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680 (Jilid I : Tanah di Bawah Angin)

Penulis : Anthony Reid

Alih Bahasa : Mochtar Pabotinggi

Penerbit : Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta

 Bahasa : Indonesia

ISBN/ISSN : 9789794611081

Tahun Terbit : : 2011

Judul Asli : 

Southest Asia in the Age of Commerce 1450-1680 ; Volume One : The Lands Below the Winds

Statement of Responsibility

Resensator : Ray Silva

Status : Mahasiswa sejarah, UNP

Dosen : Piki Setri Pernantah, S.Pd.,M.Pd.

     Salah satu sejarawan asal selandia Baru yang banyak menulis tentang Asia Tenggara sehingga disebut sebagai pakarnya sejarah Asia Tenggara adalah Anthony Reid. Mengenai perjalanan sejarah indonesia karya-karya  Anthony reid  banyak yang  berkaitan mulai dari berdirinya kesultanan Aceh hingga sejarah modern Hindia Belanda abad ke-20. Anthony reid pernah menjadi pengajar di Australian Nation University (ANU) dan merupakan pendiri Center Of Southeast Asian Studies di UCLA, Los Angeles dan menjabat sebagai profesor di kampus tersebut. Selain itu, pada tahun 2002 Anthony Reid juga menjadi seorang direktur di Asia Research Institute (ARI) dari Universitas Kebangsaan Singapura.

    Buku Anthony Reid yang berjudul Asia Tenggara dalam Kurun Niaga ditulis ketika beliau menempuh perjalanan ke Belanda,Inggris dan Prancis selama cuti sabbatical  ketika menjadi pengajar di Australian National University (ANU) dan terbit dalam dua volume. Pada tulisan ini resensator akan membahas salah satu karya Anthony Reid yang berjudul Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450 -1680 (Jilid I : Tanah di Bawah Angin). Buku ini memiliki 322 halaman dengan 5 Bab di dalamnya. Masing-masing Bab akan membahas mengenai sejarah Asia Tenggara yang didalamnya juga meliputi indonesia. Menurut pandangan Anthony Reid, asia tenggara merupakan kawasan yang memiliki gudang sejarah didalamya sehingga diharapkan dapat mendorong peneliti dan sejarawan untuk meneliti dan mempelajarinya karena sebelumnya kawasan asia tenggara kurang terperhatikan. Berbeda dengan gaya kolonisasi yang dibawa oleh eropa, di asia tenggara perang bertujuan untuk menghancurkan daerah pemukiman lawan bukan untuk menguasai dan mengeksploitasi daerah tersebut. Dalam kurun niaga 1450-1680 tersebut menurut Anthony Reid kawasan asia tenggara mengalami minim interaksi dengan luar walaupun menerima pengaruh dari kebudayaan luar seperti cina dan india melalui perdagangan, rekecuali untuk negara vietnam yang pernah ditaklukkan oleh cina. yang menarik dari asia tenggara ini adalah memiliki tanah yang sangat luas namun memiliki penduduk yang tidak padat saat itu. Untuk lebih jelasnya lagi berikut penjelasan masing-masing bab pada buku Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450 -1680 (Jilid I : Tanah di Bawah Angin) karya Anthony Reid.

Orang Filipina bekerja di ladang, awal abad ke-18 
Orang Filipina bekerja di ladang, awal abad ke-18 

        Pada bab pertama merupakan pendahuluan yang membahas mengenai kesatuan fisik dan manusia di Asia tenggara. Dikatakan bahwa air dan hutan merupakan dua unsur terpenting bagi kehidupan di Asia tenggara. memiliki suhu air yang tidak beragam dan relatif stabil membuat kapal-kapal dapat bertahan lama di perairan asia tenggara. kayu-kayuyang melimpah di tepi perairan sehingga bisa menjadi kawasan yang menguntungkan untuk kegiatan perlayaran. Negara-negara di asia tenggara memiliki bahasa yang serumpun dengan bahasa Austronesia (Filipina, Malaysia, Indonesia, Kelompok Cham Vietnam). Pada Bab 2 membahas tentang Kondisi Kesejahteraan Fisik di Asia Tenggara yang menjelaskan bahwa beras merupakan makanan utama di asia tenggara dan ada makanan pokok lainnya seperti talas, sagu, ubi dan sejenis gandum. Juga menjadikan kerbau sebagai hewan yang dapat diandalkan seperti membantu untuk membajak sawah, membawa hasil bumi dan lainnya. Untuk daerah-daerah yang mendapatkan pengaruh india seperti birma, siam, kamboja, jawa dan bali akan ditemui sapi putih yang juga ikut diternakkan. Mayoritas penduduk asia tenggara dekat dengan daerah perairan dan mereka juga telah mengeringkan atau mengasinkan ikan tangkapannya agar dapat bertahan lama.

Rumah sederhana thai di musim hujan (dari la loubere 1691)
Rumah sederhana thai di musim hujan (dari la loubere 1691)

rumah sederhana visaya, dengan tiga rumah pohon, mungkin digunakan sebagai lumbung atau tempat berlindung ( dari alcina , 1668)
rumah sederhana visaya, dengan tiga rumah pohon, mungkin digunakan sebagai lumbung atau tempat berlindung ( dari alcina , 1668)

   Untuk Bab tiga buku ini membahas mengenai kebudayaan material di kawasan asia tenggara. disebutkan bahwa orang-orang di kawasan asia tenggara walaupun ada yang memiliki harta yang banyak namun mereka enggan menggunakannya untuk mempermegah rumah yang ditempati. Mereka lebih menyukai rumah yang sederhana. Ada salah satu ciri khas rumah penduduk asia tenggara yaitu memiliki atap yang menonjol yang berfungsi untuk menahan datangnya hujan lebat. Selain itu, rumah mereka banyak yang didirikan di atas kayu agar terhindar dari banjir dan binatang buas. Karena orang-orang asia tenggara sangat sederhana dan memiliki kebiasaan makan di lantai maka mereka tidak membutuhkan meja dan kursi makan sebagai perabot di rumah mereka. Meja dan kursi makan saat itu hanya dipakai oleh kaum-kaum elite cina dan eropa. Untuk kebutuhan makan sehari-hari orang-orang asia tenggara menggunakan daun pisang sebagai alasnya, hal ini berbeda dengan kaum elite cina dan eropa yang membutuhkan piring, sendok dan garpu. untuk keindahan tampilan penduduk asia tenggara biasanya memakai pakaian dari hasil sulaman emas, perak dan batu berharga lainnya. Dan kebiasaan memanjangkan rambut oleh laki-laki muncul ketika datangnya pengaruh islam.

sebuah arena di ayuthayya, seekor harimau bertanding melawan beberapa gajah tahun 1680-an
sebuah arena di ayuthayya, seekor harimau bertanding melawan beberapa gajah tahun 1680-an

Orkestra wanita (mahori) dari sebuah relief thai (dari morton 1976:103)
Orkestra wanita (mahori) dari sebuah relief thai (dari morton 1976:103)

    Bab empat membahas mengenai pengaturan masyarakat di asia tenggara. ada tiga faktor yang menjadikan ikatan vertikal  di asia tenggara terbentuk diantaranya pertama, dikatakan berkuasa atau tidaknya seseorang dilihat pada penguasaan tenaga kerja dan status yang dimilikinya. Kedua, transaksi manusia umumnya dinyatakan dalam hitungan uang. Ketiga, rendahnya perlindungan hukum dan finansial suatu negara. Bab terakhir membahas mengenai pesta keramaian dan hiburan. Dikatakan bahwa orang-orang asia tenggara banyak memiliki waktu senggang. Sehingga banyak diantara mereka di waktu malamnya menghabiskan waktu untuk berpesta, bernyanyi, bermain dan saling menghibur diri. Diselenggarakannya pesta juga menjadi ajang untuk mempertunjukkan keagungan seorang raja di depan rakyat dan kalangan istana lainnya. Untuk perhelatan kerajaan juga disajikan serangkaian tontonan permainan musik, teater dan olahraga. Bahkan juga menyajikan pertarungan hewan seperti gajah, harimau, kerbau dan hewan lainnya seperti yang dilakukan oleh istana-istana di Jawa, Aceh, siam dan Birma. Untuk kota-kota kecil pertarungan yang sering dilaksanakan adalah sabung ayam.

    Untuk kelebihan dari buku ini menurut perspektif resensator adalah buku ini berhasil menggambarkan asia tenggara dari beragam sisi yang belum sedetail literatur lainnya yang lebih fokus membicarakan peranan eropa. Anthony Reid menggunakan metode total history sehingga dapat menjelaskan lebih dalam kondisi masyarakat di wilayah asia tenggara tersebut. Tampilan fisik buku ini cukup menarik karena juga menyajikan gambar sebagai pelengkap penjelasan. Bahkan terdapat 47 gambar dan 4 peta yang disajikan untuk membantu pembaca agar lebih memahami isi buku ini. Adapun kelemahan buku ini adalah Anthony Reid belum menjangkau seluruh wilayah Asia tenggara modern bahkan untuk wilayah vietnam utara dan irian jaya tidak terdapat pada buku ini karena dianggap memiliki pola hidup serta kebudayaan yang berbeda dengan wilayah lainnya di Asia Tenggara tersebut. Saran saya terhadap buku ini adalah saya berharap ada peneliti dan sejarawan yang akan menjadi penyempurna isi buku ini karena buku ini merupakan aset yang sangat berharga sebagai karya sejarah yang terfokus pembahasannya terhadap segala elemen masyarakat di asia tenggara tanpa menonjolkan peran eropa didalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun