Mohon tunggu...
rayna nudianti
rayna nudianti Mohon Tunggu... mahasiswa

Saya sangat suka menulis, khususnya menulis cerita fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Benjang, Seni Kebudayaan Khas Bandung Timur

26 Maret 2025   22:57 Diperbarui: 26 Maret 2025   22:57 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandung. Sumber ilustrasi: via KOMPAS.com/Rio Kuswandi

Indonesia memiliki kebudayaan yang melimpah. Setiap daerahnya pasti memiliki ciri khas kebudayaan yang berbeda-beda, baik dari Sabang sampai Merauke. Kebudayaan ini lah yang nantinya harus kita lestarikan. Bicara soal kebudayaan, ada salah satu kebudayaan yang berada tepat di daerah Jawa Barat yang sangat unik, yaitu Benjang.

Benjang merupakan salah satu budaya kesenian tradisional dari Bandung Timur dan berkembang tepatnya di daerah Ujungberung. Selain itu, kesenian benjang banyak bermunculan di wilayah sekitar Kecamatan Cileunyi, Kecamatan Cilengkrang, Kecamatan Cimenyan, dan Kabupaten Bandung. Filosofi benjang adalah "habluminanas, hablumin-Alloh" artinya menjaga hubungan baik antar manusia dan manusia juga antar manusia dan Sang Pencipta. Benjang merupakan kesenian bela diri yang sudah berkembang sejak akhir abad ke 19. Pada zamannya, seni benjang merupakan sebuah upacara  rasa syukur atas hasil padi yang melimpah.

Benjang berkembang tepatnya pada tahun 1923. Benjang sendiri dibagi menjadi tiga bagian yaitu benjang helaran, benjang topeng, dan benjang gelut. Diantara ketiga jenis benjang terdapat ciri khasnya tersendiri. Benjang gelut dapat dikatakan lebih mirip sepeti sumo, olahraga dari Jepang. Ciri khas dari benjang gelut terletak pada ibingan atau tarian yang dimulai sebelum memulai bergulat. Tahapan dari ibingan atau tarian itu sendiri adalah golempah, puyuh, ngungkuk, beureum panon, dan jualang ngapak. Alat musik yang digunakan yakni terbang, kendang, kecrek, dan terompet. Benjang gelut digelar di malam hari dan siang hari.

Lalu ada benjang topeng yang menggunakan topeng selama acara berlangsung. Seni benjang helaran dan topeng benjang merupakan perwujudan hubungan antar manusia dan Sang Pencipta. Tari Topeng Benjang berkembang menjadi pertunjukkan sandiwara tradisional. Salah satu inovasi gerak dari Topeng Benjang adalah Tari Jaipongan yang diciptakan oleh seniman tari Gondo. Benjang topeng biasanya digelar di pertengahan antara benjang gelut dan benjang helaran. Hal ini dilakukan sembari menunggu waktu pagelaran benjang helaran dimulai.

Lalu benjang helaran menampilkan arak-arakan bangbarongan, kuda lumping, dan jampana. Pemakaian musik pada benjang helaran tak jauh berbeda dengan benjang gulat, namun pada benjang helaran terdapat gong dan bedug. Pada saat khitanan, warga akan berkeliling mengitari jalan kampung ke kampung lainnya. Jadi pada saat siang hari berkeliling, malam harinya akan ada benjang gelut. Sore harinya ketika rombongan kembali ke rumah yang menggelar pesta khitanan, benjang helaran digelar bersamaan dengan benjang topeng.

Kesenian benjang terus dilestarikan di daerah Bandung Timur khususnya ketika acara khitanan. Terkadang ketika weekend, tak jarang pagelaran benjang ini memeriahkan sekitaran daerah Ujungberung dan memang sudah menjadi suatu ciri khas daerahnya. Pagelaran benjang sudah tak asing lagi bagi warga Bandung Timur.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun