Mohon tunggu...
Ray Mond
Ray Mond Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Trisakti School of Management

Mahasiswa TSM

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Pemimpin Moral dan Kepemimpinan Pelayan

1 Oktober 2021   11:20 Diperbarui: 1 Oktober 2021   11:34 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mungkin banyak yang bertanya tanya kira kira definisi dari pemimpim bermoral itu seperti apa si ? Jadi dapat didefinisikan bahwa kepemimpinan moral adalah mengenai cara membedakan mana yang benar dari yang salah dan kemudian melakukan yang benar, kemudian mencari perilaku yang adil, jujur, baik, dan benar dalam mencapai tujuan dan memenuhi tujuan yang diinginkan .

Sebagai seorang Pemimpin yang memiliki pengaruh besar atas orang lain, dan kepemimpinan moral itu mengangkat orang serta meningkatkan kehidupan orang lain. Kepemimpinan yang tidak bermoral bisa dikatakan mengambil dari orang lain untuk meningkatkan diri sendirinya sendiri dan tidak memperdulikan orang lain .

Para pemimpin paling sering mengetahui apa yang benar; yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimana mereka atau pemimpin tersebut memilih untuk bertindak berdasarkan hal itu dan kekuatan internal serta kebijakan dan proses eksternal apa yang ada untuk memungkinkan mereka atau para pemimpin itu untuk menindaklanjuti dalam melakukan hal yang benar. Salah satu karakteristik internal yang memengaruhi kapasitas seorang pemimpin untuk membuat pilihan moral adalah individu tingkat perkembangan moral seseorang.

Dalam menjadi pemimpin moral ini terdapat 3 tahapan : tahapan pertama itu adalah tingkat prakonvensional, dimana pada tingkatan ini individu mempunyai sifat egosentris dan peduli dengan menerima penghargaan eksternal dan mereka suka menghindari hukuman. Nah Mereka mematuhi otoritas dan mengikuti aturan untuk menghindari konsekuensi pribadi yang bisa menyebabkan merugikan atau memuaskan kepentingan dirinya sendiri . Nah Orientasi dasar  terhadap dunia adalah mengambil apa yang bisa didapatkan oleh dirinya . Seseorang dengan orientasi ini dalam posisi kepemimpinan akan cenderung otokratis terhadap orang lain dan menggunakan posisi tersebut untuk kemajuan pribadidan tidak memperdulikan orang lain .

Pada tingkat dua atau tahap keduai yaitu  tingkat konvensional adalah tahap dimana orang belajar untuk menyesuaikan diri dengan harapan perilaku yang baik seperti yang didefinisikan oleh rekan kerja, keluarga, teman, dan masyarakat. Orang-orang yang ada pada tingkat ini mengikuti aturan, norma, dan nilai-nilai dalam budaya perusahaan.

Jika aturannya adalah untuk tidak mencuri, menipu, membuat janji palsu, atau melanggar undang-undang peraturan, seseorang pada tingkat ini akan berusaha untuk mematuhinya. Jadi orang yang mempunyai tahapan ini patuh pada peraturan dan tidak mau melanggar aturan tersebut .Selain itu Orang-orang di tingkat konvensional mematuhi norma-norma sistem sosial yang lebih besar.

Jika dari sistem sosial mengatakan tidak apa-apa untuk menggelembungkan atau menggendutkan tagihan kepada pemerintah atau membuat pencapaian garis bawah lebih penting daripada kejujuran dan integritas, mereka biasanya akan mengikuti norma itu juga. Jadi ibaratnya orang pada tahap ini lebih taat dengan norma yang ada dan berusaha untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.

Lalu ada tahap yang terakhir yaitu tingkat pascakonvensional adalah tahap dimana kadang-kadang disebut dengan tingkat berprinsip yang dimana para pemimpin ini dipandu oleh seperangkat prinsip yang diinternalisasi yang dapat dikatakan diakui secara universal sebagai adil dan benar. Orang-orang yang ada pada tingkatan ini bahkan mungkin atau belom tentu tidak mematuhi aturan atau hukum yang melanggar prinsip-prinsip ini. Nilai-nilai yang terinternalisasi ini menjadi lebih penting daripada harapan orang lain yang ada didalam organisasi atau komunitas.

Lalu ada kempemimpinan pelayan dalam artian disini mungkin menyangkut pertanyaan apa tanggung jawab moral dari seorang pemimpin terhadap pengikutnya atau bawahaanya? apakah dengan membatasi dan mengendalikan mereka atau pengikut untuk memenuhi kebutuhan organisasi? Apakah dengan membayar mereka atau bawahan di dalam perusahaan itu dengan upah yang adil? Ataukah untuk memungkinkan mereka atau pengikut maupun bawahan ini untuk tumbuh dan berkreasi serta mengembangkan diri sebagai manusia?

Banyak pemikiran tentang kepemimpinan atau mengenai kepemimpinan saat ini yang menyiratkan atau bersuara bahwa kepemimpinan moral ini sendiri melibatkan dengan cara mengubah pengikut menjadi pemimpin, sehingga dengan cara seperti itu bisa mengembangkan potensi mereka daripada menggunakan posisi kepemimpinan untuk mengendalikan atau membatasi orang maupun bawahan . Ungkapan akhir dari pendekatan kepemimpinan ini disebut kepemimpinan pelayan, yang paling baik dipahami dengan membandingkannya dengan pendekatan lain

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun