Mohon tunggu...
Ray Mond
Ray Mond Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Trisakti School of Management

Mahasiswa TSM

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingkah Leader Behavior dan Situasional Contigencies dalam Kepemimpinan

18 September 2021   23:01 Diperbarui: 18 September 2021   23:15 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kalau dari sisi leader behavior  terdapat Teori jalur-tujuan menyarankan klasifikasi empat kali lipat dari perilaku pemimpin.Klasifikasi ini adalah jenis perilaku yang dapat diadopsi oleh pemimpin dan mencakup gaya yang mendukung, mengarahkan, berorientasi pada pencapaian, dan partisipatif.

Nah dari sini juga terlihat terdapat beberapa  jiwa jiwa dri kepemimpinan dimulai dari kepemimpinan suportif  disini si leader atau pemimpin ini menunjukan kepeduliannya terhadap bawahan atau pengikutnya . Dalam artian Perilaku kepemimpinan dalam hal ini mau terbuka, ramah, dan mudah didekati, dan pemimpin menciptakan iklim tim dan memperlakukan bawahan secara setara jadi dalam artian disini tidak ada kesenjangan yang membuat atasan dan bawahan jadi canggung satu sama lain karena perbedaan pangkat .

Lalu juga ada kepemimpinan direksi . Nah kepemimpinan direksi ini lebih mengarah pada kayak memberitahu apa yang harus dilakukan oleh para pengikutnya . Perilaku dari kepemimpinan direksi ini sendiri meliputi perencanaan, pembuatan jadwal, penetapan tujuan kinerja dan standar perilaku, dan menekankan kepatuhan terhadap aturan dan peraturan. Jadi disini tugas dari si pimpinan direksi ini selain memberi arahan dia juga yang mengatur rencana, jadwal serta penetapan tujuan yang ada di organisasi tersebut agar bisa berjalan dengan lancar .

Selanjutnya juga ada Kepemimpinan partisipatif ini berupa berkonsultasi dengan bawahan ttg keputusan yang diambil agar bisa membawa organisasinya mencapai tujuan yang diinginkan Perilaku pemimpin meliputi meminta pendapat dan saran, mendorong partisipasi dalam pengambilan keputusan, dan bertemu dengan bawahan di tempat kerjanya. Jadi misalnya kekdisuatu rapat mungkin si pemimpin ini meminta saran dari para bawahannya atua pengikutnya yang bisa membuatnya atau membantunya mengambil keputusan yang sesuai dan bisa membuat perusahaan atau organisai tersebut bisa mencapai tujuan yang dicapai atau diinginkan .

Jadi ketika kita menjadi seorang pemimpin maka kita harus berorientasi pada pencapaian dengan cara menetapkan tujuan yang jelas dan menantang  bagi bawahan atau pengikutnya . Perilaku dari pemimpin itu sendiri biasanya menekankan pada kinerja berkualitas tinggi serta melalui peningkatan kinerja saat ini. Pemimpin yang berorientasi pada prestasi juga bisa menunjukkan kepercayaan yang cukup tinggi pada bawahan serta bisa membantu mereka dalam belajar bagaimana mencapai tujuan yang tinggi bagi organisasinya .

Lalu dari sisi Situational Contingencies .  Didalama hal seperti ini terdapat dua kemungkinan situasional penting dalam teori jalur-tujuan adalah yang pertama itu sendiri mengenai karakteristik pribadi anggota kelompok dan yang kedua itu sendiri mengenai lingkungan kerja. 

Nah Karakteristik pribadi pengikut mirip dengan tingkat kesiapan dalam artian bagaimana ia siap dalam memberikan atau mengeluarkan pendapatnya mengenai keputusan yang diambil oleh atasannya agar bisa mencapai tujuan yang diinginkan.

Ada juga contoh atau misal lainya yaitu  jika seorang karyawan memiliki tingkat kemampuan atau keterampilan yang rendah disini sebagai seorang pemimpin mungkin perlu memberikan pelatihan atau pembinaan tambahan agar pekerja dapat meningkatkan kualitas dan kinerjanya yag menjadi semakin baik .

Berbanding terbalik  Jika seorang bawahan egois, pemimpin dapat menggunakan imbalan uang untuk memotivasinya. Jadi disni si pemimpin malah mengarahkan supaya bawhaannya kinerjanya bagus itu dimotiasidengan uang  bukan dengan cara bawahan itu diberikan arahan dan pelatihan.

Padahal Bawahan menginginkan atau membutuhkan arahan dan wewenang yang jelas membutuhkan pemimpin yang mengarahkan untuk memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan. Pekerja dan profesional kerajinan, bagaimanapun, mungkin menginginkan lebih banyak kebebasan dan otonomi dan bekerja paling baik di bawah gaya kepemimpinan partisipatif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun