Mohon tunggu...
rayhan samy adenin
rayhan samy adenin Mohon Tunggu... mahasiswa

senang dengan bisnis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Metode House Of Risk (HOR): Strategi Proaktif Manajemen Risiko dalam Rantai Pasok

10 Juli 2025   18:32 Diperbarui: 10 Juli 2025   18:32 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Metode House of Risk (HOR) merupakan salah satu pendekatan proaktif dalam manajemen risiko yang digunakan secara luas dalam konteks rantai pasok (supply chain). Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Pujawan dan Geraldin pada tahun 2009, dan menggabungkan prinsip dasar dari Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) serta pendekatan House of Quality (HoQ) yang biasa digunakan dalam Quality Function Deployment (QFD). Tujuan utama dari HOR adalah untuk mengidentifikasi secara sistematis berbagai sumber risiko yang mungkin terjadi, menganalisis potensi dampaknya, dan menyusun strategi pencegahan yang efektif untuk meminimalkan kerugian di masa depan.

Secara umum, metode House of Risk terbagi dalam dua tahap utama, yaitu HOR 1 dan HOR 2. Tahap pertama (HOR 1) difokuskan pada identifikasi dan penilaian risiko. Dalam tahap ini, peneliti mengidentifikasi peristiwa-peristiwa risiko (risk events) yang dapat terjadi dalam proses rantai pasok, serta mengaitkannya dengan berbagai sumber risiko (risk agents) yang menjadi penyebabnya. Setiap sumber risiko kemudian dinilai berdasarkan tingkat kemungkinan terjadinya (O), sementara peristiwa risikonya dinilai berdasarkan tingkat keparahannya (S). Hubungan antara sumber dan peristiwa risiko dinyatakan dengan bobot hubungan (C), yang biasanya diklasifikasikan menjadi tidak ada (0), lemah (1), sedang (3), atau kuat (9). Berdasarkan ketiga komponen tersebut, maka dihitung nilai Aggregate Risk Potential (ARP), yaitu skor prioritas risiko yang menjadi dasar dalam menentukan sumber risiko mana yang harus segera ditangani terlebih dahulu.

Tahap kedua (HOR 2) adalah penentuan strategi mitigasi terhadap sumber risiko yang telah diprioritaskan. Pada tahap ini, alternatif tindakan mitigasi diidentifikasi dan dinilai efektivitasnya (E) serta tingkat kesulitannya untuk diimplementasikan (D). Skor efektivitas tindakan mitigasi dihitung menggunakan formula ETD (Effectiveness to Difficulty), yaitu perbandingan antara potensi pengurangan risiko dan tingkat kesulitan pelaksanaannya. Tindakan mitigasi yang memiliki nilai ETD tinggi akan diprioritaskan untuk diimplementasikan karena dinilai paling efektif dan efisien dalam mencegah terjadinya risiko.

Keunggulan utama dari metode HOR adalah kemampuannya dalam menganalisis hubungan kompleks antara sumber dan peristiwa risiko, serta dalam menyusun strategi pengendalian yang bersifat preventif, bukan hanya reaktif. Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya secara lebih tepat untuk mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan dalam rantai pasok. Selain itu, metode HOR juga fleksibel dan dapat dikombinasikan dengan pendekatan manajemen risiko lainnya, seperti AHP, FMEA, atau metode berbasis kuantitatif lainnya.

Sebagai contoh, dalam industri manufaktur, metode HOR dapat diterapkan untuk mengantisipasi risiko keterlambatan pengiriman bahan baku. Jika risiko yang diidentifikasi adalah keterlambatan bahan baku dari pemasok, maka sumber risikonya bisa berupa terlalu bergantung pada satu supplier, kurangnya sistem pemantauan logistik, atau rendahnya komitmen kontrak. Dari sini, strategi mitigasi yang dapat diambil misalnya adalah melakukan diversifikasi pemasok atau menyusun kontrak dengan penalti atas keterlambatan.

Secara keseluruhan, metode House of Risk memberikan pendekatan yang sistematis dan terstruktur dalam mengelola risiko-risiko yang ada dalam sistem rantai pasok. Dengan mengutamakan pencegahan sejak dini melalui analisis hubungan antara peristiwa dan sumber risiko serta prioritas tindakan mitigasi, HOR menjadi salah satu metode yang sangat direkomendasikan dalam praktik manajemen risiko yang modern dan efisien.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun