Mohon tunggu...
Rayhan Fakhriza
Rayhan Fakhriza Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiwa

Mahasiswa biasa yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kita yang Layaknya Membunuh Nyamuk dengan Bom Atom

4 Juni 2021   08:17 Diperbarui: 4 Juni 2021   08:18 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kawan-kawan semua, pertanyaannya sekarang adalah bagaimana caranya memahami dan memperluas perspektif sehingga tidak ada lagi stigma atau stereotipe negatif tertentu? Apabila kawan-kawan menanyakan saya, tentu akan saya jawab dengan memperluas pertemanan dan banyak membaca. Kenapa memperluas pertemanan? 

Karena (Ayolah!) orang Indonesia paling suka ngobrol, nongkrong, atau bahkan gibah. Sehingga kita mudah mendapatkan perspektif baru dari diskusi. Kenapa membaca? Karena tidak semua orang bisa mudah memperluas pertemanan dan menambah kenalan baru. Sehingga, memperbanyak referensi adalah cara paling mudah bagi mereka yang sulit menambah teman. Tidak harus buku yang berat, bisa artikel atau bahkan komik.

Yuk kita mulai belajar memahami sesuatu sebelum menilainya. Kegaduhan di media sosial hari ini (tentang stereotipe agama, ras, preferensi politik, dsb) terjadi karena enggannya kita untuk memahami satu sama lain. Dengan kita belajar melihat aspek yang berbeda, niscaya kita akan memperoleh kedalaman pikiran dan ketentraman hati. Biarkan saja orang-orang yang terus menggaungkan stigma atau stereotipe negatif. Karena yang jadi masalah adalah, apakah kita mau mendengarkannya atau memilih belajar memperluas perspektif kita.

Para pembaca yang baik, saya ingin menitipkan pesan. Seharusnya, banyak persoalan hari ini yang bisa selesai hanya dengan mau memahami satu sama lain. Dengan kita menilai seseorang atau sesuatu dengan hal yang negatif, itu ibarat kita membunuh nyamuk dengan bom atom. Kita tidak hanya menghancurkan target, tetapi sekelilingnya hancur semua. Kenapa kita tidak mulai memperluas pertemanan, banyak diskusi, banyak membaca, dan nongkrong bareng supaya timbul empati dan persaudaraan kita. Yang lawan politik, bisa kali nongkrong bareng supaya ademan dikit (peace). Terima kasih dan salam hangat semuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun