Mohon tunggu...
Rayhan Fadhlan Azka
Rayhan Fadhlan Azka Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

XI MIPA 2

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kisah Pengunjung Kedai

22 November 2020   20:25 Diperbarui: 22 November 2020   20:52 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ramblingmuser.wordpress.com

Ivan adalah pria kecil yang pemalu, begitu pemalu sehingga penduduk desa memanggilnya "pecundang", atau mengejeknya dengan sebutan "Ivan si Pecundang".

Setiap malam Ivan berhenti di kedai minuman yang berada di pinggir kuburan desa. Ivan tidak pernah meneyeberangi  kuburan itu untuk sampai ke gubuk kediamannya di sisi lain kuburan. Meskipun jalan yang melewati kuburan dapat menghematnya waktu beberapa menit, ia tetap tidak pernah melewatinya, bahkan dalam cahaya bulan purnama.

Pada suatu malam di musim dingin, saat angin kencang dan salju menghantam kedai minuman, pelanggan kedai melontarkan ejekan akrab mereka kepada Ivan, seperti hari-hari biasanya. Elakan Ivan hanya memicu mereka untuk mengejek  lebih banyak lagi. Merekapun mencomooh Ivan lebih kejam lagi. Salah satu pengunjung kedai, Letnan David, memberikan tantangan mengerikannya kepada buruan mereka.

"Kamu seorang pecundang, Ivan. Kamu pasti akan berjalan memutari kuburan dalam cuaca dingin ini. Tidak akan berani olehmu berjalan melewati kuburan." Kata Letnan David.

"Kuburan itu tidak perlu dilewati,Letnan. Itu hanyalah sebuah jalanan biasa,seperti jalanan yang lainnya." Sebut Ivan dengan pelan.

Letnan lalu berteriak, "Baiklah, kalau begitu kita jadikan ini sebuah tantangan! Seberangi kuburan malam ini, dan aku akan memberimu lima keping koin , Lima keping koin emas!".

Entah terbawa suasana, atau godaan dari lima koin emas. Tidak ada yang tahu penyebabnya. Ivan membasahi bibirnya, lalu ia tiba-tiba bertertiak " Baik Letnan, aku akan menyeberangi kuburan itu!".

Kedai itu menggema dengan ketidakpercayaan mereka. Letnan itu mengedipkan mata ke teman-temannya dan melepaskan pedangnya. "Ambil ini Ivan, ketika kamu sampai di tengah kuburan, di depan batu nisan terbesar, tancapkanlah pedang ini ke tanah. Esok paginya kami akan pergi kesana. Dan jika pedang itu ada di tanah, kami akan memberimu lima keping koin emas!".

Ivan mengambil pedangnya. Lalu orang-orang itu bersulang dan berkata "Untuk Ivan si pecundang!" Mereka mengaum dengan tawa.

Angin menderu kencang di sekitar Ivan saat ia menutup pintu kedai minuman di belakangnya. Dingin setajam pisau sampai-sampai menusuk tulang, Ivan pun mengancingkan mantel panjangnya dan menyeberangi jalan setapak dari tanah. Dia bisa mendengar suara Letnan, lebih keras dari yang lain berteriak kepadanya "Lima koin emas, Ivan! Jika kamu hidup."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun