Tapi pengalaman di korporasi dan BUMN memberi keuntungan tersendiri, manajemen , koordinasi tim, dan kemampuan networking bisa langsung dipakai saat memulai.
Survei Pew Research Center menunjukkan 36% pekerja usia 30-an yang melakukan transisi karir melaporkan peningkatan kepuasan kerja, walaupun penghasilan awal mungkin lebih rendah (Pew Research, 2021).Â
Itu menegaskan bahwa kepuasan bukan selalu tentang gaji, tapi kepuasan hati dan kontrol atas pekerjaan sendiri.
Pahit-Manis yang Tak Terduga
Perjalanan ini jelas punya sisi pahit. Ada saat-saat penghasilan turun, adaptasi kerja baru butuh waktu, dan kadang harus menghadapi ketidakpastian finansial.Â
Tapi manisnya terasa lebih banyak: pekerjaan yang sesuai hati, fleksibilitas tinggi, dan kepuasan pribadi yang meningkat.
Setiap tantangan, mulai dari deadline klien sampai belajar skill baru, jadi bagian dari pertumbuhan profesional. Rasanya seperti bonus tak terlihat dari keputusan berani itu.
Bahkan momen-momen kecil, seperti mendapatkan testimoni positif dari klien pertama atau menyelesaikan project yang menantang, rasanya seperti hadiah yang membuat semua risiko terbayar lunas.
Ada juga momen ketika rekan lama di korporasi kaget melihat saya tetap disiplin dan profesional, padahal sekarang bekerja sendiri.
 Mereka bilang, "Wah, ternyata korporasi meninggalkan jejak ya?" Saya tersenyum dalam hati, itu salah satu cara hal-hal lama menjadi aset di jalan baru.
Menemukan Makna dan Kebebasan
Beralih ke dunia freelance bukan karena menghindar dari dunia korporasi, tapi tentang mengambil kendali atas hidup profesional.
Saya belajar bahwa setiap tantangan, dari adaptasi skill sampai ketidakpastian penghasilan, justru membentuk pribadi yang lebih matang, adaptif, dan kreatif.