Mohon tunggu...
Raya
Raya Mohon Tunggu... Freelancer

Raya Reflections: Life, Love, and Lessons

Selanjutnya

Tutup

Worklife

My Link Women Journey: Empowering Women di Era Digital

28 Juli 2025   10:14 Diperbarui: 28 Juli 2025   12:11 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Skilvul/Materi Digital Marketing

Artificial Intelligence (AI): Teknologi Masa Depan yang Harus Kita Bentuk

Materi kedua benar-benar bikin aku mikir ulang tentang masa depan. Sebelum ikut kelas ini, jujur aja, aku tahu AI cuma secara umum, seperti chatbot cerdas. Tapi ternyata, AI ada di banyak aspek hidup kita: kesehatan, transportasi, pendidikan, bahkan dunia kreatif.

Source: Skilvul/Materi AI
Source: Skilvul/Materi AI

Kami belajar dasar-dasarnya: perbedaan AI dengan automation dan machine learning, cara kerja algoritma, sampai isu-isu serius seperti bias gender dalam AI. Ini yang bikin aku mikir panjang. Ternyata, kalau pengembang AI mayoritas laki-laki, maka algoritma yang dihasilkan bisa bias terhadap perempuan. Pernah dengar kasus AI yang gagal mengenali wajah perempuan berkulit gelap? Itu nyata.

Di sini aku makin sadar, keterlibatan perempuan di dunia teknologi itu krusial. Kita bukan cuma pengguna, tapi harus jadi bagian dari yang merancang dan mengawasi agar teknologi ini adil. Aku juga praktik langsung pakai beberapa AI tools untuk produktivitas dan kreativitas. Dan ya, ini bukan lagi teknologi masa depan, ini teknologi yang sudah harus dikuasai di masa kini.

Kesetaraan Gender di Dunia Kerja: Teori yang Menjadi Aksi Nyata

Materi ketiga ini bikin aku terhubung lagi dengan isi artikel pertamaku: Bersuara & Berdaya: Saatnya Perempuan Dianggap Serius di Dunia Kerja. Kalau sebelumnya aku banyak bicara tentang data dan realita, di sini aku belajar cara menghadapinya di dunia kerja.

Source: Skilvul/Materi Kesetaraan Gender
Source: Skilvul/Materi Kesetaraan Gender

Kami membedah konsep gender, perbedaan gender dengan jenis kelamin biologis, sampai bagaimana ketimpangan itu terjadi dalam hal akses, peluang, dan representasi. Diskusi tentang mikroagresi juga bikin aku sadar: candaan seksis itu bukan hal sepele, tapi bentuk ketidakadilan yang sering kita normalisasi.

Yang paling aku suka, kelas ini nggak cuma berhenti di teori. Kami belajar strategi praktis membangun lingkungan kerja yang inklusif, serta mengenali perusahaan yang punya nilai DEI (Diversity, Equity, Inclusion). Aku jadi lebih paham cara memilih tempat kerja yang sehat, bukan lagi hanya melihat nominal gaji yang ditawarkan.

Persiapan Karier: Merancang Masa Depan yang Kita Mau

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun