Artificial Intelligence (AI): Teknologi Masa Depan yang Harus Kita Bentuk
Materi kedua benar-benar bikin aku mikir ulang tentang masa depan. Sebelum ikut kelas ini, jujur aja, aku tahu AI cuma secara umum, seperti chatbot cerdas. Tapi ternyata, AI ada di banyak aspek hidup kita: kesehatan, transportasi, pendidikan, bahkan dunia kreatif.
Kami belajar dasar-dasarnya: perbedaan AI dengan automation dan machine learning, cara kerja algoritma, sampai isu-isu serius seperti bias gender dalam AI. Ini yang bikin aku mikir panjang. Ternyata, kalau pengembang AI mayoritas laki-laki, maka algoritma yang dihasilkan bisa bias terhadap perempuan. Pernah dengar kasus AI yang gagal mengenali wajah perempuan berkulit gelap? Itu nyata.
Di sini aku makin sadar, keterlibatan perempuan di dunia teknologi itu krusial. Kita bukan cuma pengguna, tapi harus jadi bagian dari yang merancang dan mengawasi agar teknologi ini adil. Aku juga praktik langsung pakai beberapa AI tools untuk produktivitas dan kreativitas. Dan ya, ini bukan lagi teknologi masa depan, ini teknologi yang sudah harus dikuasai di masa kini.
Kesetaraan Gender di Dunia Kerja: Teori yang Menjadi Aksi Nyata
Materi ketiga ini bikin aku terhubung lagi dengan isi artikel pertamaku: Bersuara & Berdaya: Saatnya Perempuan Dianggap Serius di Dunia Kerja. Kalau sebelumnya aku banyak bicara tentang data dan realita, di sini aku belajar cara menghadapinya di dunia kerja.
Kami membedah konsep gender, perbedaan gender dengan jenis kelamin biologis, sampai bagaimana ketimpangan itu terjadi dalam hal akses, peluang, dan representasi. Diskusi tentang mikroagresi juga bikin aku sadar: candaan seksis itu bukan hal sepele, tapi bentuk ketidakadilan yang sering kita normalisasi.
Yang paling aku suka, kelas ini nggak cuma berhenti di teori. Kami belajar strategi praktis membangun lingkungan kerja yang inklusif, serta mengenali perusahaan yang punya nilai DEI (Diversity, Equity, Inclusion). Aku jadi lebih paham cara memilih tempat kerja yang sehat, bukan lagi hanya melihat nominal gaji yang ditawarkan.
Persiapan Karier: Merancang Masa Depan yang Kita Mau