Mohon tunggu...
Ratu Nandi
Ratu Nandi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisahku di Kereta

17 Februari 2019   18:12 Diperbarui: 17 Februari 2019   18:15 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oleh: Ratu Nandi

Seperti biasanya aku melakukan aktivitas mengajar di sekolah. Hari ini tidak ada pelajaran bidang studi lain. Jadi aku full mengajar di kelas dari jam 07.00-12.00, ah itu sih bukan hal yang aneh ya? Hal yang biasa-biasa saja. Bel istirahat berbunyi anak-anak berkemas untuk istirahat. "Anak-anak jangan lupa ya, alat tulis, buku pelajaran, dirapikan terlebih dahulu sebelum istirahat. 

Agar tidak ada yang tercecer. Setelah itu, silahkan anak-anak istirahat. Tapi ingat jangan main hujan-hujanan ya?"  Aku selalu membiasakan kepada anak-anak untuk merapihkan terlebih dahulu peralatan tulisnya sebelum keluar kelas untuk istirahat.
Hari ini cuaca gerimis. Anak-anak sebagian ada yang turun dari kelas untuk sekedar jajan atau beli makanan.

Tiba-tiba ada beberapa anak membawa makanan di selasar kelas, sambil berkeliling menjajakan makanan yang mereka jual. Agak terkejut sebenarnya, karena hal ini tidak biasa. Saya pikir ada yang ulang tahun terus bagi-bagi makanan. Ternyata mereka memang menjual makanan pas jam istirahat. Kreatif juga sebenarnya. Apalagi cuaca hujan, membuat anak-anak sebagian malas untuk keluar kelas.
Bel masuk istirahat berbunyi, anak-anak selesai istirahat. 

Karena saat istirahat tadi gerimis. Maka kelas pun terlihat agak kotor bekas sepatu yang basah. Seperti biasa petugas piket hari itu langsung mengepel kembali lantai yang kotor setelah semua anak masuk kelas. Sebelum belajar dimulai. Kelas terlihat bersih dan nyaman kembali. Kami pun melanjutkan pembelajaran. Pelajaran berikutnya dimulai. Sampai bel pulang berbunyi. Anak-anak bersiap merapikan peralatannya, kemudian berdoa sebelum pulang. Kegiatan belajar mengajar hari ini selesai. Anak-anak menyalamiku sebelum pulang.

Aku bergegas untuk pulang, walaupun sebenarnya belum waktunya jam pulang kerja. Segera kaki kulangkahkan ke ruang kepala sekolah, pasti tau dong untuk apa saya ke ruang kepala sekolah?... Ya, tepat! Aku minta ijin untuk pulang lebih awal. Karena hari ini, aku harus bertemu dengan dosen pembimbing tesisku. Alhamdulillah Bapak kepala sekolah memberi ijin untuk pulang lebih awal dari jam kerja. Aku pun berpamitan dengan Bapak kepala sekolah. Aku bergegas menuju motor. Dan menghidupkannya, berjalan menyusuri gang-gang menuju rumahku.

Selesai merapikan apa saja yang harus dibawa saat bimbingan, aku pun bergegas memesan ojek online untuk mengantarku menuju stasiun. Tidak berapa lama pesanan ojol sampai, aku langsung berangkat menuju stasiun. Sampai di stasiun, setelah beli tiket KRL, langsung menuju peron. Di peron, sudah tersedia kereta yang akan aku tumpangi.  Aku naik kereta kemudian duduk di tengah pada bangku panjang di kereta. Di ujung sebelah kiri duduk seorang ibu-ibu setengah baya. 

Di samping kananku duduk bapak-bapak sudah berumur kira-kira diatas 50 th. Di depanku ada dua orang pria, yang satu bapak-bapak dan yang satu lagi anak muda yang keduanya asyik dengan headset di telinga dan handphone di tangannya. Bahkan bapak-bapak di depanku sesekali tertawa sendiri.

 Mungkin sedang menonton film humor atau apa, aku pun tak tahu. Di bangku khusus lansia, anak-anak dan ibu hamil duduk seorang bapak-bapak.  Yang dari awal naik aku tidak menyadari ada bapak-bapak duduk disitu. Karena dari pagi sampai menjelang berangkat ke kampus, aku belum buka WhatsApp. Maka kesempatan buatku untuk membaca dan membalas isi pesan di dalam WhatsApp. Aku asyik sekali sampai tidak mempedulikan sekitarku. Apalagi kereta yang aku tumpangi itu sepi. Padahal biasanya padat oleh penumpang. Sampai berdiri berjubal. 

Kereta berhenti di beberapa stasiun yang ku lewati. Sambil membaca dan membalas WhatsApp telingaku menyimak pemberitahuan dari pengeras suara yang ada di dalam kereta. Pas saat kereta berhenti, bahkan sudah terdengar aba-aba kereta hendak berangkat kembali menuju stasiun berikutnya, tiba-tiba aku mendengar suara "bangun-bangun sudah sampai Manggarai... 

Bangun-bangun sudah sampai Manggarai." Suara bapak-bapak  itu berulang dan agak keras serta mengejutkanku. Sontak aku kaget dan langsung berlari menuju pintu kereta, hendak keluar pintu kereta yang sebentar lagi akan ditut. Namun sekejap mataku menatap ke depan pintu kereta, ternyata kereta baru sampai Jatinegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun