Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Dosen - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital Lecturer Guru SMP Al AKHYAR

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kenapa Cenderung Menggali Lebih dalam Hutang, Sehatkah?

22 April 2018   06:20 Diperbarui: 22 April 2018   08:45 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ttps://hu.stockfresh.com

Dengan mendapatkan utang mereka beranggapan masalah mereka akan selesai. Halusinasi dan angan-angan berhutang begitu menyesatkan. Terus menambah apply kartu kredit untuk membayar hutang jelas bukan solusi jitu. Kadang dalam pemikiran  para pehutang adalah muncul gambaran-gambaran dalam benak mereka adalah seperti ini.

1.Kalau saya menambah hutang saya maka masalah ini akan selesai ..

Pemikiran yang keliru seperti ini perlu diluruskan. Kebanyakan jika hutang di bayar hutang endingnya gimana lunas atau macet. Saya yakin 90 persen adalah macet. Tetapi kenapa kebanyakan orang tetap berhutang? Jelas untuk tetap surivive dan bertahan hidup atau sekedar menambah nafas. Jadi sang penghutang hanya cenderung emosi sesaat sebab jika seseorang dalam keadaan berhutang IQ nya akan cenderung turun dan logikanya menjadi dangkal.

Orang berhutang akan cenderung panic dan yang paing parah ialah ia akan berhutang untuk menjual asset besarnya seperti rumah, kendaraan, dan malah akan terus berhutang ke tetangga- tetangga terdekat keluarga family tentu saja akan cenderung merusak hubungan silaturahmi jika hutang anda tidak terbayar.

2.Kalau Modal Saya banyak maka segalanya akan lebih mudah

Kenyataanya tidak terjadi seperti ini. Dalam ilustrasi singkat untuk menjadi seorang pengusaha ayam fried chicken dengan satu gerobak tentu berbeda jika anda telah memiliki 5 gerobak jualan Fried Chicken.

Tentunya dengan memiliki 5 grobak prioritas adalah mencari karyawan untuk menjaga tiap-tiap gerobak Dan apabila semakin hari keuntungan makin banyak anda pun mulai melakukan ekspansi dengan menambah gerobak jualan hingga 15 tentunya setelah makin banyak anda akan membutuhkan supervisor untuk menjaga para karyawan-karyawan anda. Dan apabila gerobak menjadi 150. Tentunya cara jualannya akan beda lagi. Anda akan membutuhkan manager untuk mengkordinir para supervisor anda.

Dalam ilustrasi tersebut bisa dilihat jika membuka bisnis modal 3 juta tentu akan berbeda dengan membuka modal bisnis 300 juta. Nah ketika seseorang menambah hutang yang dilihatnya seolah-olah ketika bisnis 3 juta jalan , maka bisnis 300 jt juga sama.

Kisah ibu-ibu yang mempunyai usaha kuliner di rukonya akhirnya macet total dalam berbisnis yang selau mengutamakan modal-modal dan modal. Suatu ketika si ibu ini merasa ruko nya sepi , ia kemudian menambah modal untuk renovasi dan mempercantik kiri kanan agar banyak pengunjung tertarik. Kemudian pengunjung masih sepi. Ia pun kemudian nambah modal lagi untuk memperbanyak menu yang semakin variatif lagi . ternyata malah tetap sepi dan bisnis sang ibu ini pun akhirnya macet dan bangkrut.

3.Kalau Hutang saya bertambah, maka penghasilan pun akan bertambah.

Pemikiran ini tentu patut untuk di revisi kembali. Banyak orang mengira jika saya punya banyak modal dan diputar di usaha maka uang saya pun akan bertambah banyak. Kenyataannya lagi-lagi berbeda. Semakin banyak hutang yang anda tambah untuk modal usaha adalah anda semakin pusing memikirkan utang , bukan lagi memikirkan bisnis anda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun