Mohon tunggu...
ratu aisyah
ratu aisyah Mohon Tunggu... Pelajar

LABSCIB

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Bisa nggak sih, AI Jadi Teman Belajar Siswa Kelas 12 Menuju PTN?

7 Oktober 2025   04:00 Diperbarui: 6 Oktober 2025   23:52 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Sekarang ini, hampir semua hal bisa dibantu sama teknologi, termasuk belajar. Tahun 2025 bisa dibilang jadi masa di mana penggunaan kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) dalam dunia pendidikan udah bukan hal baru lagi. Siswa kelas 12 yang lagi sibuk-sibuknya nyiapin diri buat SNBT atau UTBK, sekarang punya "teman belajar" baru: mulai dari ChatGPT, Gemini, Perplexity, sampai berbagai platform AI lain yang bisa diakses kapan pun.

Setiap tahun, persaingan buat masuk ke Perguruan Tinggi Negeri makin ketat. Ratusan ribu siswa dari seluruh Indonesia berebut kursi yang jumlahnya terbatas. Wajar aja kalau banyak yang akhirnya ngerasa harus belajar ekstra: ikut les, bimbel, atau latihan soal terus-menerus. Di tengah tekanan itu, AI terlihatseperti solusi yang praktis, murah, cepat, dan bisa bantu kapan aja. Tapi pertanyaannya, apakah AI bener-bener bisa bantu siswa kelas 12 buat lolos ke PTN, atau malah bikin mereka jadi terlalu bergantung?

AI Bisa Jadi Teman Belajar yang Berguna

Sebenarnya, AI bisa banget jadi alat bantu belajar yang efektif, asal digunakan dengan cara yang tepat. Salah satu kelebihannya adalah bisa diakses 24 jam. Misalnya, kamu bingung sama integral jam dua pagi, tinggal buka ChatGPT dan tanya. Gak perlu nunggu guru atau nunggu jadwal les.

AI juga bisa bantu penjelasan materi sesuai gaya belajar kamu. Misalnya kamu belum paham stoikiometri, kamu bisa minta AI buat jelasin pelan-pelan atau kasih contoh lain sampai ngerti. Gak perlu takut dianggap "banyak tanya" kayak di kelas.

Selain itu, AI juga berguna banget buat latihan soal. Kamu bisa minta dibuatkan soal dengan tingkat kesulitan tertentu, terus langsung dapet pembahasannya. Jadi kayak punya guru pribadi yang bisa bantu kapan aja.

Contohnya, ada siswa dari daerah terpencil di Kalimantan yang pengin masuk Teknik Informatika ITB. Karena susah cari bimbel, dia belajar pakai ChatGPT buat ngerti dasar pemrograman dan matematika lanjut. Tiap kali nemu soal susah, dia nanya, nyoba, lalu dikoreksi. Dengan cara itu, AI benar-benar jadi jembatan buat ngebantu siswa yang sebelumnya susah dapet akses belajar.

Tapi, AI Juga Tidak Sempurna

Meski kelihatannya serba bisa, AI tetap memiliki batas. Pertama, AI sebenarnya tidak dibuat khusus buat SNBT atau UTBK. ChatGPT dan sejenisnya dilatih dari data umum, bukan dari pola soal UTBK yang butuh strategi dan manajemen waktu. Ujian UTBK itu bukan cuma tentang paham materi, tapi juga gimana cara ngerjain soal dengan cepat dan tepat. Nah, hal seperti itu tidak bisa diajarkan oleh AI sepenuhnya.

Kedua, AI juga bisa salah. Kadang jawabannya terdengar meyakinkan, padahal ternyata keliru. Kalau kamu tidak mengecek ulang, bisa jadi malah salah paham. Itu kenapa penting banget buat tetap punya dasar pengetahuan yang kuat.

Selain itu, ada hal yang nggak bisa diganti sama teknologi, yaitu motivasi dan interaksi manusia. Belajar bareng teman atau guru bisa bikin suasana belajar lebih semangat. Ada rasa saling nyemangatin, apalagi kalau lagi capek. AI tidak bisa beri hal seperti itu.

Bayangin aja ada siswa di Jakarta yang hampir tiap hari belajar cuma lewat AI. Awalnya lancar, semua materi dijelasin detail. Tapi pas ikut tryout UTBK, dia malah panik dan bingung ngerjainnya. Ternyata, belajar lewat AI aja nggak cukup buat ngelatih mental dan kecepatan waktu ujian.


Cara Bijak Pakai AI Buat Belajar

AI sebaiknya dipakai sebagai alat bantu, bukan pengganti guru. Kamu bisa pakai AI kalau lagi mentok sama materi atau ingin dapat penjelasan tambahan. Tapi tetep penting buat belajar dari sekolah, tanya langsung ke guru, dan latihan bareng teman.

Cara terbaik adalah kerjain dulu soalnya sendiri, baru tanya ke AI jika benar-benar tidak mengerti. Jangan langsung minta jawaban, tetapi minta penjelasan langkah-langkahnya. Dengan begitu, kamu tetep belajar, bukan cuma nyalin.

Latihan soal juga jangan ditinggalin. Biasakan ngerjain soal dengan waktu terbatas biar terbiasa sama tekanan ujian. Hal ini cuma bisa dilatih lewat pengalaman nyata, bukan lewat chat.

Dan yang nggak kalah penting, jaga keseimbangan. Belajar buat PTN itu maraton, bukan sprint. Gunakan AI secukupnya saja. Jika digunakan terus tanpa istirahat, malah bikin stres dan jenuh.

Jadi, apakah AI bisa bantu siswa kelas 12 buat masuk PTN? Jawabannya: bisa banget, asal dipakai dengan cara yang bijak.

AI bisa bantu kamu buat ngerti konsep, latihan soal, dan nemuin cara belajar yang lebih efektif. Tapi AI tidak bisa gantiin kerja keras, kedisiplinan, dan latihan terus-menerus.

Kesuksesan tetap datang dari diri kamu sendiri, dari semangat belajar, konsistensi, dan kesiapan menghadapi ujian. AI cuma alat bantu, bukan penentu hasil akhir.

Gunakan AI sebagai teman belajar, bukan sandaran utama. Karena pada akhirnya, yang bikin kamu lolos ke kampus impian bukan teknologi, tapi usaha dan tekad yang kamu bangun setiap hari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun