Mohon tunggu...
Ratri Priyandewi
Ratri Priyandewi Mohon Tunggu... Penulis lepas, pegiat literasi

Ibu rumah tangga aktif sebagai penulis buku, penulis lepas, pegiat literasi dan penggerak wakaf Qur'an dan wakaf buku.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Masih Menjadi Barang Mewah

25 Februari 2025   11:34 Diperbarui: 25 Februari 2025   11:45 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber media sosial, tidak diketahui)

Saya menemukan foto tersebut menyebar di media sosial. Dan emang tidak ada yang salah dengan foto tersebut. Boleh jadi anak-anak pemulung tersebut bersekolah di pagi harinya. Atau mungkin mereka tidak bisa bersekolah bukan karena sekolahnya bayar akan tetapi orang tua mereka kesulitan mengurus administrasi akta lahir, ataupun kartu keluarga. Bahkan boleh jadi orang tua mereka pun tidak punya kartu keluarga. Ya sekolah memang gratis. Lalu bagaimana administrasi mereka? Belum lagi sepatu untuk sekolah dan buku-buku tulis. 

Beberapa tahun ini saya cukup aktif pada kegiatan wakaf buku. Sebenarnya di awal saya mengikuti sebuah komunitas yang komunitas itu bisa hidup karena ada kegiatan penjualan buku. Akan tetapi memang tidak bisa kita pungkiri buku masih menjadi barang mewah. Entah Karena harganya yang dirasa mahal atau memang karena belum merasa butuh akan buku bacaan di luar dari buku pelajaran sekolah. 

Saya ingat sekali saat itu seorang ibu yang Saya tawarkan untuk membeli buku, beliau berkomentar kalau buku-buku sekolah saja sudah mahal dan jika mereka harus membeli buku-buku di luar buku-buku sekolah dia merasa tidak mampu. Iya memang tidak bisa dipungkiri bahwa harga kertas dan biaya percetakan memang masih membuat harga buku tergolong mahal. Ditambah lagi dengan pandangan masyarakat tentang membeli buku. "Buat apa?" Kata seorang ibu. 

Maka sejak saat itu saya pikir saya akan lebih konsen pada wakaf buku. Bukan dengan pikiran agar buku-buku itu terjual dengan cepat, akan tetapi saya berpikir dengan menggerakkan wakaf buku akan banyak anak yang bisa mendapatkan manfaatnya. 

Kita kembali lagi ke judul, pendidikan masih jadi barang mewah. Pemerintah memang sudah memberikan banyak program untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Akan tetapi seharusnya menjadi evaluasi semua pihak khususnya pemerintah bahwa kualitas yang diinginkan belum tercapai. Oleh karena itu banyak dari masyarakat yang meminta pemerintah fokus pada peningkatan pendidikan bukan pada program makan gratis. 

Karena memang pada kenyataannya walaupun pemerintah sudah mengeluarkan dana BOS untuk sekolah-sekolah tertentu. Anak-anak masih belum cukup mendapatkan fasilitas yang memadai, khususnya terkait pengembangan literasi mereka. Silakan saja survei perpustakaan beberapa sekolah di sekitar kita. Berapa sekolah yang memiliki perpustakaan yang nyaman dan buku-buku yang menarik untuk anak-anak baca. 

Syukurnya beberapa sekolah yang tersentuh kegiatan pengembangan literasi, mereka membuat baca di ruangan kelasnya atau membuat ruangan khusus untuk membaca. 

Beberapa kegiatan Rumah (baca)Kisah (sumber dokumentasi rumah kisah)
Beberapa kegiatan Rumah (baca)Kisah (sumber dokumentasi rumah kisah)

Sebenarnya ini juga yang menjadi tujuan menggerakkan wakaf buku agar buku yang diwakafkan bisa dioptimalkan penggunaannya maka beberapa komunitas termasuk komunitas syiar Nabawiyah yang berpusat di Medan, Sumatera Utara. Membentuk program rumah kisah. 

Mari kita berbuat apa yang kita bisa untuk negeri kita tercinta. Buat saya dan kawan-kawan di program rumah kisah, komunitas Syiar Nabawiyah dan semua penggerak wakaf buku. Pilihan kita sudah tepat. Dan buat sahabat semua prihatin dengan kondisi pendidikan kita saat ini dan yang ingin berkontribusi agar kualitas pendidikan generasi yang akan datang menjadi lebih baik, lakukan saja apa yang teman-teman bisa. Mendukung kegiatan literasi atau bahkan mungkin menjadi pencetus kegiatan literasi lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun