Mohon tunggu...
ratno -
ratno - Mohon Tunggu... -

Saya...lelaki yang sejak kecil dan gede di Jakarte. Walau sekarang sudah "mojok" bareng keluarga di pinggiran Jakarte. Mencari..dan mencari..mencoba mengasah diri melebihi apa yang bisa dibayangkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rencana Pulang Kampung!!!

12 April 2011   08:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:53 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13025979721275440080

Kemarin saya baru bertemu teman. Pernah satu kantor. Sekarang ia sudah berwirausaha, kecil-kecilan katanya. Teman saya yang satu ini sering bercerita tentang kampungnya yang sedang ia bangun. Warnanya hijau, asri..mengalir sungai-sungai yang bukan hanya indah tetapi airnya juga dapat dinikmati siapa saja yang lewat. Kebun-kebun dan tanaman buah-buahan nampak lebat dan tumbuh subur. Bersama keluarganya ia bercita-cita menikmati semua itu, juga bersama teman-teman satu kampungnya. Dalam benak saya,"cita-cita yang luar biasa!" Saya sempat termenung dan jadi teringat kampung. Rasanya, ingin satu kampung dengannya. hmm. Dia bilang kampung itu adalah kampung akhir, akhirat maksudnya. Tempat permberhentian yang abadi. dan di sinilah (dunia-red) kita harus membangunnya. Ya membangun istana kita sendiri di surga. Sekaranglah waktunya kita menanam, segala kebaikan juga kesabaran! katanya.  Lalu dia mulai mengajak saya jauh ke dalam pemikirannya. Taatilah Allah dan taatilah Rosul kita harus ingat firman Allah, Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul-(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddîqîn, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." (TQS. an-Nisa [4]: 69) Cintailah Rasul dengan mencintai sunnah-sunnahnya, amalan-amalan yang tidak pernah dilakukan atau yang lahir belakangan tanpa dasar Qur'an, hadits, dan Ijtihad Sahabat/ Ulama, tinggalkanlah. "Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.” (QS. Al-Isra’ : 36). Dia pernah ditanya rekannya mengapa tidak pernah mengadakan maulid nabi di masjid dekat rumahnya, Dia balik bertanya kepada sang rekan. Sudahkah engkau berwudhu seperti rasulullah? shalat seperti rasulullah? puasa senin kamis seperti rasulullah? dan mengamalkan sunnah-sunnahnya? Itu yang lebih baik. Rekannya pun terdiam malu. Rasulullah menyuruh kita untuk meninggalkan yang syubhat.apalagi bathil. Belajarlah tentang din Islam lebih dalam semoga Allah meninggikanmu di dunia dan di akhirat kelak. Ajaknya. Dunia ini hanya sementara kampung akhir lebih kekal, semua yang kita lakukan di dunia akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan sang Khalik. tambahnya. Yang ditanya adalah tentang umur, bagaimana kita menghabiskannya? tentang ilmu, bagaimana kita menggunakannya? tentang harta, kemana saja kita habiskan? tentang jasmani (waktu sehat kita), kita gunakan untuk apa saja? Allah tidak bertanyan tentang kedudukan kita, jabatan kita, tukang sapu atau direktur. Mulailah dari keluarga. Ajarkanlah istri, anak-anak mencintai Allah dan Rasul juga. Kita semua sama sama ke kampung nan hijau. insyaAllah. Semakin dalam saya merenung, semakin rasa berdosa saya hinggap. Semakin jauh rasanya dari kampung akhir yang dibawahnya mengalir sungai-sungai dan dikelilingi oleh kebun yang hijau. Dimana di kampung nan hijau tidak ada tempat untuk orang yang iri/dengki terhadap sesama, tidak ada tempat orang yang sombong dan merasa lebih baik/pintar dari sesama. Juga bukan tempat para pendusta, para penggossip, para munafiqun. Ya Allah ampuni aku. Aku juga berencana pulang ... ke kampung nan hijau. InsyaAllah.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun