Anak merupakan anugerah yang sangat luar biasa bagi kedua orang tua. Kehadiran anak merupakan kebahagiaan dan memiliki arti tersendiri bagi masing-masing pasangan, baik kehadiran anak pertama, kedua dan seterusnya. Pada masa bayi, anak masih belum mampu berkomunikasi menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh orang dewasa disekitarnya,sehingga bahasa utama yang digunakan bayi untuk berkomunikasi adalah tangisan. Orangtua maupun orang dewasa dituntut untuk mampu belajar memahami makna dari tangisan yang diungkapkan oleh bayi, sehingga kemudian dapat memenuhi kebutuhannya dengan tepat.
Semakin bertambahnya usia, anak akan mulai mampu mengkomunikasikan hal yang menjadi keinginannya, menggunakan kosa kata yang dimiliki.  Bayi sampai usia pra sekolah memiliki kemampuan yang berbeda dalam penguasaan kosa kata. Secara ideal bayi berusia 0-12 bulan masih belum mampu mengucapkan kata-kata sehingga komunikasi utama dilakukan dengan tagisan. Pada usia 12-18 bulan anak akan mulai menguasai 10-150 kata dan lebih sering mengucapkan kata mama, papa, dada, nana atau kata berulang lainnya serta mampu menirukan suara-suara yang ada disekitarnya. Usia 18-24 bulan perbendaharaan kata sekitar 200-300 kata yang digunakan untuk menyampaikan tujuannya secara teratur meskipun struktur kalimat yang diucapkan masih belum sempurna. Pada usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai 800-900 kata, serta dapat berbicara dengan jelas menggunakan kalimat sederhana, selain itu pada usia ini anak juga sudah bisa untuk diajak untuk bercakap-cakap. Pada usia  4 tahun kosa kata semakin bertambah lebih kurang mencapai 1800 kata dan di usia 5 tahun penguasaan kosa kata telah mencapai 2000-2200 kata dan pada usia ini anak telah mampu mengungkapkan keinginan maupun berbicara dengan bahasa yang jelas serta struktur kalimat yang hampir sempurna.
Meski secara ideal perkembangan bahasa dan penguasaan kosa kata anak seperti yang disampaikan di atas. Akan tetapi tidak jarang kita temui anak yang telah menginjak usia prasekolah atau usia dini masih belum mampu menyampaikan maksudnya dengan menggunakan bahasa yang tepat. Kendala dalam berbahasa tersebut dapat muncul dalam berbagai bentuk seperti anak tidak mampu mengucapkan kata dengan benar, kosa kata yang kurang atau bahkan sama sekali tidak mampu membahasakan tujuan yang ingin dicapai.
Kesulitan dalam berbahasa tersebut dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, diantaranya yaitu tidak adanya komunikasi maupun interaksi yang dilakukan oleh orang tua maupun lingkungan sekitar selama tahap perkembangan anak sejak usia bayi. Interaksi merupakan hubungan yang terjadi antar individu baik secara langsung maupun tidak langsung yang memberikan efek satu sama lainnya. Interaksi yang dilakukan oleh orang tua maupun lingkungan sekitar sejak dini di masing-masing tahapan usia anak dipercaya mampu mengembangkan aspek-aspek yang dimiliki terutama bahasa.Â
interaksi juga merupakan salah satu bentuk stimulasi yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak. Anak yang diberikan stimulasi melaui interaksi komunikasi yang intens sejak usia  0 tahun atau bahkan sejak dalam masa kandungan, akan menguasai kosa kata yang beragam dan perkembangan bahasanya akan sangat optimal.  Hal ini dikarenakan saat anak diajak berinteraksi otak akan merespon, merekam dan menyimpannya dalam memori sebagai suatu pengalaman, yang sewaktu-waktu akan muncul saat pengalaman yang sama terulang.
Mengingat pentingnya penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari, maka orang tua diharapkan mampu untuk melakukan stimulasi perkembangan bahasa anak melalui interaksi sejak dini, sehingga kemampuan bahasa anak dapat berkembang secara optimal.
