Mohon tunggu...
Ratna Winarti
Ratna Winarti Mohon Tunggu... Penulis - Students who don't want to disappear from civilization

Just writing rather than silence!!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Adaptasi Saat Pandemi: Rumah Tempatku, Buku Temanku

3 Mei 2021   19:06 Diperbarui: 3 Mei 2021   19:10 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tidak pernah menyangka dan berpikir sejauh ini sebelumnya bahwa sudah setahun berlalu kita semua merasakan bagaimana dihimpit oleh keadaan yang membuat ruang gerak kita dibatasi dan terbatasi. Bagaimana tidak? Tepat sekali di tahun 2020 kemarin terjadi sebuah pandemi yang melumpuhkan semua aktivitas keseharian kita. Pandemi Covid-19 telah membuat kita termasuk saya, mau tidak mau harus banyak diam dirumah dan melakukan segala aktivitas hanya dari balik tembok rumah saja. Segala aktivitas mulai dari pendidikan, pekerjaan, ekonomi, wisata, dan sebagainya harus merasakan dampaknya, begitu juga dengan seluruh lapisan masyarakat yang ikut terbawa oleh efek dari pandemi ini. 

Memasuki pertengahan 2021  ini kita semua masih saja harus terbatasi entah sampai batas waktu kapan yang masih menjadi sebuah anggan dan harapan untuk semua orang. Segala aktivitas di dalam rumah memang awalnya menyenangkan, namun setelah semua berlangsung dalam jangka waktu yang Panjang akan membosankan bagi semua orang, termasuk saya sendiri. Semuanya harus berusaha untuk melakukan sebuah adaptasi baru untuk segala aktivitas dan membuat kita harus mencari bagaimana cara agar tidak bosan hidup dalam pandemi ini. Jadi disini saya akan sedikit bercerita mengenai bagaimana perjalanan saya bersama buku selama berada dalam situasi pandemi ini, yang tentunya buku-buka dari terbitan Gramedia Pustaka Utama.

Selama pandemi berlangsung hingga dalam hitungan tahun ini saya selalu berusaha untuk mencari aktivitas yang bisa mengusir rasa bosan dan gabut saya. Sebagai seorang mahasiswa saya akan merasa kesepian jika hanya berdiam diri dirumah tanpa beraktivitas diluar, selain aktivitas kelas virtual dan mengerjakan tugas-tugas kuliah,  saya mencoba untuk membaca buku sebagai penggusir kebosanan saya. Membaca buku bisa menjadi jembatan saya ketika sedang tidak ada aktivitas atau merasa suntuk dengan tugas yang menumpuk dan saya berusaha untuk membuat buku sebagai teman saya selain harus berinteraksi di media sosial ataupun media virtual lainnya.

 GPU selalu memiliki sebuah terbitan buku-buka yang saya butuhkan baik dalam konteks penting hingga yang ringan. Bahkan bebrapa buku kuliah saya juga ada dan diterbitkan oleh GPU. Oleh sebab itu saya selalu mencari dan membaca buku terbitan mereka untuk menemani aktivitas saya selama berada di rumah. Selama masa adapatasi itu pula saya membutuhkan aktivitas yang membuat saya lupa waktu namun tetap memiliki rmanfaat. Sehingga tepat sekali saya untuk membaca buku selain sebagai hobi saya juga didukung oleh pilihan buku yang disedikan oleh GPU yang variatif.

Salah satu buku yang saya baca adalah buku yang berjudul "Mantappu Jiwa" yang ditulis oleh Jerome Polin Sijabat yang sebenarnya sudah terbit ditahun 2019. Mengapa saya membaca buku tersebut? Sebelumnya saya sudah meminjam buku tersebut dari teman saya namun, saya membacanya masih belum selesai dan saya kembalikan kepada pemiliknya. Ketika terjadi pandemi saya berfikiran untuk ingin membeli buku tersebut dan ingin membacanya kembali hingga tuntas, akhirnya saya memutuskan untuk beli di online book store dan saya akhirnya membaca hingga selesai hanya dalam waktu dua hari saja. Buku yang menarik dan banyak sekali moral value yang dapat saya ambil terlebih dalam hal Pendidikan. 

Ketika saya merasa selama pandemi ini kuliah menjadi terasa tidak excited dan tidak berkembang secara maksimal, saya merasa buku ini cukup tepat untuk saya baca kembali bahwa berkembangnya kita dalam pendidikan itu bukan karena apa yang sedang kita rasakan namun, bagaimana kita bisa mencari hal itu sendiri. Kuliah dirumah bukan berarti kita hanya diam dan merasa malas, namun, justru tantangan buat kita untuk mencari something yang baru dalam hal apapun itu.

 Selain itu juga saya membaca satu buku untuk mendukung aktovitas belajar kuliah saya, yaitu buku yang diterbitkan oleg GPU juga dengan judul "Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan" yang ditulis oleh Koentjoroningrat tahun 2015. Saya cukup teratrik dengan buku tersebut karena pembahasannya mengenai bagaimana suatu kebudayaan membentuk karakter seseorang.

Sehingga selama pandemi berlangsung selain saya harus beradaptasi dengan ruang yang sudah tidak lagi face to face, namun sudah ada jarak dan hanya bertemu melalui virtual saja. Hal ini lantas membuat saya juga akan mencari suatu hal lain yang tidak membosankan dan bagaimana cara untuk membuang waktu secara bermanfaat, tepat sekali saya untuk memilih membaca buku dari GPU untuk menjadi teman saya selama dirumah, dalam bebrapa hari saya bisa menghabiskan satu buku, yang mungkin itu berbeda jika aktifitas diluar saya banyak.  

Banyak hal yang saya dapat dari buku bacaan saya selama di rumah, yang mungkin itu tidak akan saya dapatkan jika pandemi ini tidak berlangsung. Mungkin untuk saat ini teman bukan hanya mereka yang bis adiajak untuk berinteraksi namun teman adalah yang bisa menemani kita untuk tetap stay at home dengan menyenangkan yaitu buku. Mungkin untuk teman-teman yang masih belum bisa menjadkan membaca sebagai temanmu selama dirumah, bisa mungkin mulai sekarang untuk melakukan hal tersebut, membunag waktu dan mengusir kebosanan dengan lebih bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun