Mohon tunggu...
Narothea
Narothea Mohon Tunggu... Freelancer - Kepompong berproses

Pencari makna dari setiap peristiwa

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mendaki Gunung Itu Nikmati Prosesnya dan Hargai Hasilnya

6 Juni 2021   22:18 Diperbarui: 6 Juni 2021   22:20 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung Slamet 3428 mdpl ( dok.pribadi )

Ketika saya tanya apa yang terjadi, dengan pelan dia bercerita bahwa setelah turun dari puncak dan kembali ke tendanya di Pos 5, pendaki tersebut mengalami hipotermia akut, sehingga teman-temannya terpaksa turun untuk meminta bantuan Tim SAR guna mengevakuasi pemuda tersebut.

Hipotermia...., memang masih merupakan ancaman bagi para pendaki gunung.

Sampai di titik itu saya sadar se sadar-sadarnya bahwa mendaki gunung tidak bisa dilakukan dengan sekedarnya saja, bahwa pilihan hobi ini tidak bisa dijalani dengan hanya sekedar suka saja.

Selalu ada konsekuensi dari setiap pilihan, dan itu tidak sederhana.

Perlu persiapan mental, perbekalan yang cukup, wawasan, fisik yang prima dan do'a yang khusyuk untuk bisa bersahabat dengan salah satu mahluk Tuhan yang kuat ini.

Hmmm, jadi ingat kata Norman Edwin,..."Jangan bikin repot orang lain di gunung." 

( sumber :  noviabdi25.wordpress.com )
Yap, betul kawan, di gunung semua orang repot dengan dirinya sendiri, perlengkapannya sendiri dan bebannya sendiri.
Jadi tak layak sekiranya karena kelalaian kita mengabaikan keselamatan kita sendiri, sehingga  merepotkan orang lain.
Saling tolong menolong diantara pendaki gunung memang sangat baik tapi tidak mempersiapkan diri dengan baik dan merepotkan orang lain adalah hal yang tabu bagi seorang pendaki.
Satu ilmu lagi buat saya, bahwa mendaki gunung itu, jalani prosesnya, nikmati keindahanya, dan hargai hasilnya seperti apapun itu.
Bukan puncak yang menjadi target tapi pulang dengan selamatlah tujuannya.
Satu hal lagi yang selalu tertera jelas di pikiran saya, bahwa Tuhan menciptakan alam ini untuk di jelajahi, tentunya dengan persiapan yang matang, mental yang kuat dan tubuh yang sehat.
Jalani hidup dengan bahagia, meskipun yang kau lakukan tidak sesederhana yang kau bayangkan.
Seperti potongan bait puisi Budi Belek, ( seorang teman almarhum Norman ), yang tewas di Sungai Alas dalam riak arung jeram yang dahsyat.
".. hidup itu kawan, harus lebih dari sekedarnya."


Kiranya itulah yang terjadi pada para pendaki gunung dan sahabat alam lainnya.
Rela meninggalkan tempat tidurnya yang nyaman di rumah, demi mencoba bersahabat dan  beradaptasi dengan alam yang kondisinya tidak bisa di duga.

Bersyukurlah kawan, hargai hidupmu.
Genggam erat mimpimu dan tekadkan....

"Bahwa hidup itu, harus lebih dari sekedar hidup."
Apapun pilihan hidupmu.

Yogyakarta, 6 Juni 2021
( Kompasianer : narothea )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun