Mohon tunggu...
Ratnaningsih
Ratnaningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Ibu rumah tangga dari Kab. Lamongan

Suka membaca dan olah raga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Koneksi Antarmateri Modul 3.1

26 Oktober 2022   14:11 Diperbarui: 26 Oktober 2022   14:24 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ing madya mangun karsa; memberdayakan, menyemangati, membuat orang lain memiliki kekuatan, kemampuan, tenaga, akal, cara dan sebagainya demi memperbaiki kualitas diri murid. Guru berperan sebagai pelopor atau pemrakarsa, pelopor mencetuskan ide-ide. Begitu juga dalam pengambilan keputusan, guru menuntun murid agar mampu mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai kebijakan universal yang dapat dipertanggungjawabkan.

Tut wuri handayani; ketika berada di belakang pemimpin memberikan dorongan moral atau arahan dan semangat kerja bagi pengikutnya (murid-muridnya). Sebagai pemimpin, guru mendorong murid agar dapat mengambil keputusan dengan benar.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh pada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Dalam diri seseorang harus tertanam nilai-nilai kebajikan. Nilai-nilai kebajikan itulah nanti yang akan muncul dan ikut berperan ketika orang tersebut mengambil keputusan. Contoh, seseorang yang memiliki nilai kebajikan tanggung jawab, maka keputusan yang diambil merupakan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Melalui sikap tanggung jawab dari dalam diri, sebuah keputusan yang diambil akan mencerminkan bagaimana prinsip diri kita,  berdasarkan tiga prinsip pengambilan keputusan,sehingga akan mendorong terwujudnya well-being dalam lingkungan pendidikan.

Sangat penting bagi kita untuk memupuk nilai kebajikan atau sikap positif dalam diri kita, karena itulah yang nanti akan menjiwai setiap keputusan yang akan kita ambil.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Coaching merupakan ketrampilan yang sangat penting, salah satu tujuan kegiatan coaching adalah  menggali potensi yang dimiliki diri sendiri maupun orang lain.  Melalui proses coaching dengan alur TIRTA akan terjadi pengambilan keputusan yang mengarahkan pada hal-hal positif yang artinya keputusan-keputusan yang diambil berpihak pada murid. Melalui kegiatan coaching, pengambilan keputusan akan menjadi lebih efektif karena keputusan yang diambil berasal dari potensi yang dimiliki seseorang. Sehingga keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan yang akan mendorong terwujudnya well being di sekolah.

Bagaimana kemapuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan  berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan  khususnya masalah dilema etika?

Setiap keputusan yang diambil oleh seseorang akan dipengaruhi oleh kondisi sosial dan emosionalnya. Begitu juga dengan kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional  juga sangat berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya dilema etika. Sangat penting bagi guru untuk memahami dan menguasai kompetensi sosial emosioal, yaitu kesadaran diri (self awareness), manajemen diri (self management), kesadaran sosial (social awareness),  kemampuan berelasi (relationship skill) dan pembuatan keputusan yang bertanggung jawab (responsible decision making).

Guru yang mempunyai kesadaran diri baik akan menunjukkan integritas dan kejujuran dalam pengambilan keputusan. Memiliki kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan serta aspirasi. Kemampuan untuk memahami dari berbagai sudut padang  dan dapat berempati kepada orang lain, termasuk yang berasal dari latar belakang budaya dan konteks yang berbeda-beda. Kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan yang dibangun berdasar atas kepedulian, memahami konsekuensi dari bermacam-macam tindakan yang dilakukan untuk kesejahteraan psikologis diri sendiri, masyarakat dan kelompok. Sehingga pada akhirnya keputusan yang diambil akan dapat dipertanggungjawabkan.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali pada nilai-nilai  yang dianut oleh seorang pendidik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun