Mohon tunggu...
ratih puspa
ratih puspa Mohon Tunggu... swasta

suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ramadan dan Semangat Harmoni

25 April 2023   19:40 Diperbarui: 25 April 2023   19:43 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat Idul Fitri lalu, banyak orang yang mengatakan bahwa mereka rindu Ramadan lagi. Sebenarnya jika ungkapan itu dicetuskan oleh banyak orang dan dengan ketulusan, maka ishaalah negara dan bangsa kita penuh dengan damai dan harmoni.

Kenapa bisa begitu ?

Saat Ramadan dimana seluruh umat menahan hawa nafsu untuk berbuat dan berkata buruk. Meski banyak juga yang mengabaikan hal ini, namun pada saat Ramadan, perbuatan baik bisa dikatakan meningkat pesat. Makian-makian di media sosial berkurang, perselisihan antar dua kelompok atau lebih bisa berkurang, dll.

Karena banyak orang menahan diri dan cenderung berperilaku baik, maka seakan suasana menjadi damai dan nyaman. Banyak pihak yang menjaga agar semuanya bisa terlihat harmoni. Itulah sebabnya banyak orang mengatakan mereka rindu Ramadan.

Meskipun Ramadan telah usai, penting sekali terus mengimplementasikan nilai dan sikap yang dilatih dan ditempa selama bulan Ramadan. Puasa mengajarkan mencegah dari keburukan, mengasah kepedulian dan memperkokoh kebersamaan. Orang beriman yang tetap stabil dengan nilai dan makna Ramadan itulah yang disebut orang yang bertakwa. Pembentukan takwa dengan latihan spiritual puasa ini harus terus diwujudkan pasca Ramadan dengan tetap menjaga emosi, mempertajam empati dan memperkokoh persaudaraan kebangsaan.

Karena itu perbedaan jatuhnya perayaan Idul Fitri harus disikapi dengan penuh kedewasaan. Saat itu memang terjadi perbedaan disertai dengan beberapa penolakan tempat dijadikan salat Ied, namun semua terselesaikan dengan baik.

Kejadian itu seharusnya membuka mata dan telinga kita semua bahwa dalam satu agamapun terjadi perbedaan yang bersifat prinsip. Nah tergantung umat dan tokoh bagaimana menyikapinya. Termasuk juga pemerintah.

Kita bisa merasakan bahwa kedewasaan dalam berfikir soal perbedaan sangat dibutuhkan untuk soal itu. Selanjutnya kejernihan berfikir dan bersikap hasil dari bulan ramadan juga harus terimplementasi dengan baik kepada lingkaran yan lebih besar dalam hal ini warga negara Indonesia lainnya.

Semangat harmoni, dan menyelesaikan perbedaan dengan cara yang baik, harus sampai pada lingkup kebangsaan, karena perbedaan sering terjadi. Kita mungkin sudah banyak melihat dan membaca bahwa perbedaan keyakinan dan etnis sering jadi penyebab pertikaian dan perpecahan.

Karena itu , jagalah selalu semangat harmoni dengan baik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun