Mohon tunggu...
ratih puspa
ratih puspa Mohon Tunggu... Bankir - swasta

suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jangan Nikmati Gaji tapi Ingkari Ideologi

16 Juli 2020   19:34 Diperbarui: 16 Juli 2020   19:28 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau kini disebut Aparatur Sipil Negara (ASN) sering disorot banyak pihak karena kinerjanya. Mulai dari pungli (pungutan liar) yang melibatkan uang receh-receh, sampai pada korupsi anggaran dan kasus suap yang tidak sedikit. 

Mungkin kita ingat pegawai pajak yang menerima suap sebesar hampir satu miliar dari PT Metropolitan Retailmart yang menjerat Gayus Tambunan. Dia juga terbukti menerima banyak suap dari beberapa perusahaan lainnya. Gayus adalah salah satu contoh dari puluhan orang bahkan mungkin ribuan ASN yang terlibat berbagai kasus korupsi.

Tak hanya korupsi dalam bentuk uang, ASN juga sering disorot banyak pihak karena korupsi waktu. Pekerjaan yang seharusnya bisa diselesaikan dalam waktu dua haris sering molor menjadi lima hari. 

Bila pekerjaan itu berlangsung di luar kota maka dana perjalanan dinas juga akan membengkak. Jika itu dilakukan oleh dua sampai lima orang mungkin tidak terasa. Akan terasa jika jutaan ASN melakukan hal itu.

Kini hal negative ASN tidak hanya seputar korupsi uang dan waktu, tapi juga masalah ideologi negara. Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) pernah mengatakan bahwa berdasarkan  beberapa riset, banyak ASN yang tidak suka pada Pancasila dan banyak dari mereka melontarkan ketidaksukaan bahkan kebencian mereka pada dasar negara ini. 

Riset itu bahkan mengatakan bahwa sekitar 19,4  persen ASN yang sepakat Islam sebagai dasar negara dan khilafah (kekhilafahan) sebagai bentuk negara.

Beberapa orang dari mereka diproses lebih lanjut karena lontaran kebencian itu, mulai dari non-job sampai pada penundaan promosi jabatan dan kenaikan pangkat. Tak hanya itu ada yang disarankan untuk resign dari ASN. 

Dari proses-proses itu didapat bahwa seringkali mereka mendapat dan menyakini ideologi non Pancasila itu dari lingkungan sosial seperti guru mengaji anak mereka, teman-teman pengajian wanita, teman-teman satu masjid dll.

Atas dasar itu mereka seperti melakukan tipu daya. Sebagai ASN mereka berikrar setia kepada Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar dan falsafah negara saat diangkat menjadi ASN. 

Tetapi dalam pelaksanaannya, mereka mengingkari Pancasila dengan membenci bahkan menghujatnya di media sosial. Bahkan di masa lalu ada beberapa pejabat ASN ada yang berangkat ke Suriah dan bergabung dengan ISIS.

Keadaan itu membuat kita semua prihatin dan menjadi tantangan kita semua. ASN yang diharapkan menjadi sosok yang menopang negara ini dengan kuat, malah tergerogoti ideologi selain Pancasila.

Padahal Pancasila sebagai ideologi bangsa sudah final dan seharusnya ASN (dan Polri serta TNI) adalah pihak pertama yang harus menjaga, mengawal dan membumikan butir-butir sila Pancasila kepada segenap warga negara Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun