Mohon tunggu...
ratih puspa
ratih puspa Mohon Tunggu... Bankir - swasta

suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jihad Santri "Zaman Now"

25 Oktober 2018   17:35 Diperbarui: 25 Oktober 2018   18:18 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa itu ?

Kita tentu ingat Resolusi Jihad yang difatwakan oleh tokoh Islam terkemuka Indonesia, KH Hasyim Asyari. Saat itu , 1945 berlangsung  pertemuan Ulama NU se Jawa dan Madura pada 21 -- 22 Oktober  di Surabaya.

Pertemuan itu bukan tanpa rencana . Karena dilakukan untuk menentukan sikap kepada eks penjajah Indonesia yaitu Belanda. Saat itu Belanda ingin kembali berkuasa atas Indonesia dengan membonceng tentara sekutu. Tentu saja , karena saat itu Sekutu berperang habis-habisan melawan Jepang. Jepang sendiri banyak menjajah Negara-negara serumpunnya seperti Korea Selatan. Indonesia juga tetapi sudah dilepaskannya.

Hasyim Asy ari yang saat itu pendiri dan sesepuh Nahdatul Ulama (NU) berpendapat bangsa Indoensia harus mengusir Belanda dengan cara apapun. Karena ajuran dan fatwa dari KH Hasyim itu maka ribuan orang termasuk masyarakat di beberapa kota ikut serta melawan Belanda. Sebagian  masyarakat itu adalah santri. Mereka melakukan jihad untuk mempertahankan kedaulatan bangsa.

Perlawanan yang luar biasa di Jawa Timur itu menyebabkan pimpinan Sekutu yaitu Brigjen Aulbertin Walter Sothern Mallaby tewas . Dia tewas ketika terjadi pertempuran pada tgl 27 -29 Oktober usai rakyat bangkit karena seruan KH Hasyim itu.

Kematian jenderal sekutu dan pertempuran itulah yang memicu kemarahan Sekutu dan mengerahkan armada cukup besar untuk melawan rakyat Indonesia khususnya Surabaya dan Jawa Timur. Namun ternyata semangat mereka lebih menyala-nyala untuk mengusir mereka. Itulah penyebab pertempuran 10 November 1945 yang fenomenal itu.

Tak kurang dari bung Tomo membakar semangat arek-arek Suroboyo untuk melawan musuh. Mereka melawan dengan senjata yang minim. Akhirnya Sekutu termasuk Belanda harus mundur dan angkat kaki dari Indonesia.

Di titik itulah hari Santri bermula. Bahwa KH Hasyim menjadi motor dari kesadaran para pemuda dan santri untuk melawan Belanda. Berjihad demi bangsa dan Negara. Peristiwa yang heroic, patriotism yang menorehkan sejarah yang tak terlupakan bagi kelangsungan bangsa.

Sebagai tindak lanjut penetapan hari Santri kita juga harus mengupayakan generasi muda termasuk santri untuk menuju pada poros peradaban Indonesia yang lebih baik. Kini perjuangan tak harus dengan mengangkat senjata, tetapi bertekun di jalur-jalur professional. Dengan bertekun (dan berjihad) di bidang masing-masing, maka ketahanan bangsa akan terwujud.

Berjuang di ranah pertanian , akan menghasilkan ketahanan di bidang pangan. Berjuang dan terus belajar di bidang teknologi akan menghasilkan ketahanan di bidang science dan teknologi. Bertekun di bidang sastra dan budaya akan menghasilkan ketahanan di bidang budaya (culture).

Kita harus ingat bahwa penjajahan kini tidak berwujud kekerasan fisik, tetapi ketergantugan kita semisal di bidang ekonomi atau Budaya. Ingat, Jepang pernah mencanangkan pengenalan budaya Jepang di seluruh dunia. Dengan pengenalan itu, maka seluruh bangsa akan tahu Jepang dan menyukainya. Itulah penjajahan zaman now.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun